SUKABUMIUPDATE.com - Achmad Fahmi-Andri Hamami (Faham) menjadi satu-satunya pasangan calon yang mendeklarasikan kemenangan usai pemungutan suara Pilkada Kota Sukabumi, Rabu 27 Juni lalu.
Tidak berlebihan. Klaim ini juga diikuti hasil hitung cepat Model C1 yang dipublikasikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui laman resminya.
Total data yang diinput dalam hitung cepat tersebut sudah 100 persen. Faham unggul telak dengan persentase suara 51,14 persen.
Disisi lain, tak ada nada-nada keberatan dari tiga kandidat lawan atas hasil yang masih belum diresmikan ini. Kemenangan Faham sudah didepan mata, tinggal menunggu keputusan formal dari penyelenggara Pilkada.
Sukabumiupdate.com berkesempatan berbincang dengan Achmad Fahmi, Jumat 29 Juni. Ia mengungkap sejumlah hal, berikut hasil wawacaranya.
- Pasangan Faham mendapat perolehan suara terbanyak dalam quick count, termasuk hitung cepat Form C1 KPU. Bagaimana anda memaknai hal ini ?
Ya, pertama saya bersyukur bahwa warga Kota Sukabumi telah memberikan hak pilihnya pada Rabu (27/6/2018) kemarin, dan lebih bersyukur lagi 50 % lebih hak suara mereka diberikan untuk pasangan nomor 2 Achmad Fahmi – Andri Hamami (FAHAM). Mudah-mudahan ini menjadi salah satu tanda bahwa warga Kota Sukabumi ingin melakukan perubahan terbaik untuk kota Sukabumi.
- Dalam beberapa survey jelang hari pemungutan suara, elektabilitas pasangan Faham hanya dikisaran 36-38%. Namun, kenyataan berbeda terlihat dalam hasil hitung cepat form C1 KPU dimana Faham memperoleh suara lebih dari 50 persen. Apa faktor penentunya ?
Doa. Saya meyakini hanya doa. Tidak lebih dari itu.
- Evaluasi anda terhadap penyelenggaraan Pilkada Kota Sukabumi seperti apa?
Pertama untuk panitia penyelenggara, Panwas, dan KPU. Harus bisa memperkuat komunikasi yang baik dengan para calon, tim sukses serta sekretariat calon.
Kemudian penjadwalan juga harus lebih baik kedepannya. Meskipun ada beberapa insiden yang terjadi, mudah-mudahan tidak terulang pada kesempatan yang akan datang.
Selanjutnya untuk masyarakat, saya bersyukur karena partisipasinya dalam kontestasi Pilkada sangat tinggi. Ini menandakan bahwa masyarakat Kota Sukabumi sudah biasa dengan ajang demokrasi.
- Soal permintaan Mantan Wali Kota yang juga Ketua DPC Partai Demokrat agar pasangan Faham merangkul semua kompetitor. Tanggapan anda ?
Alhamdulillah. Kota ini harus dibangun dan dikelola bersama seluruh elemen yang mempunyai potensi. Saya meyakini bahwa seluruh kandidat punya potensi.
Saya dan Pak Andri akan merangkul semua potensi yang ada termasuk para kandidat. Makanya tidak usah khawatir, saya bisa menjanjikan itu. Tidak ada dendam politik. Yang ada hanya bagaimana kita menata kota ini secara bersama-sama.
- Jika nanti dilantik, apa program prioritas yang akan dilakukan dalam waktu dekat ?
Yang jadi prioritas yaitu penataan birokrasi. Ini untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat bisa terlayani. Sekarang sudah baik, Insya Allah harus lebih baik lagi dalam waktu singkat.
Kemudian tata kota. Karena kita berpacu dengan waktu terkait infrastruktur, apalagi saat ini tengah dilakukan pengerjaan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) dan rencana jalur kereta api double track.
Makanya penataan tata kota ini sangat perlu kami prioritaskan.
- Saat Pilkada, tidak bisa dipungkiri bahwa kalangan masyarakat Kota Sukabumi menjadi terkotak-kotak. Bahkan sempat memunculkan isu-isu hingga kampanye hitam, nyaris gesekan fisik. Bagaimana Anda menyikapi hal tersebut ?
Bagi saya, secara pribadi sudah selesai semua. Jadi sekali lagi tidak ada dendam politik, yang ada hanya bagaimana kita melakukan bersama-sama membangun kota ini. Insya Allah seluruh elemen dan seluruh kandidat akan kita ajak.
- Strategi apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ?
Intinya pembangunan itu kan dalam rangka meningkatkan masyarakat.
Pertama, saya ingin birokrasi itu mampu memberikan layanan terbaik secara santun kepada masyarakat, karena saya yakin ketika itu bisa dilakukan maka masyarakat akan meningkat kebahagiannya. Kalau kebahagiaan masyarakat meningkat, otomatis kesejahteraannya juga akan terpenuhi, itu dari sisi birokrasi.
Kedua dari sisi masyarakat yang harus kita ajak untuk mengubah pola pikir agar betul-betul mampu memanfaatkan potensi yang ada. Masyarakat harus menjadi seorang pekerja dan petaruh.
Mari kita ubah secara bersama-sama, jangan hanya mengandalkan kepada salah satu pihak. Misalnya kepada aparat saja.
Kita harus sama-sama bergerak. Insya Alllah akan terjadi sinergitas yang cukup baik. Jadi strategi yang kita terapkan yaitu merangkul semua pihak untuk berkontribusi dalam pembangunan ini.
- Saat ini, masalah kemacetan lalu lintas, infrastruktur, dan biaya pendidikan masih menghantui masyarakat kota Sukabumi. Bagaimana solusi bapak menyelesaikan masalah tersebut ?
Tentunya ini menjadi prioritas utama, seperti yang disampaikan sebelumnya yakni menata kota.
Ada beberapa desain yang akan kita coba terapkan dari beberapa ide dan pemikiran yang sudah disiapkan. Insya Allah dalam waktu dekat kita bisa mengatasi kemacetan ini, mengatasi tata kota kita yang sering kali disebut semrawut.
Tapi Insya Allah itu menjadi bagian tersendiri, jadi tunggu saja nanti dalam 100 hari pertama gebrakan-gebrakan kita.
- Pertanyaan terakhir, apa mimpi besar Anda untuk Kota Sukabumi ?
Mimpi besar saya, pertama seluruh masyarakat terlayani kebutuhan dasarnya dengan baik. Kemudian saya juga ingin memastikan bahwa seluruh masyarakat mampu melaksanakan ajaran agama mereka dengan baik dalam kontek toleransi antar umat bergama.
Jadi dua hal itu yang menjadi impian yakni kebutuhan dasar mereka terlayani dan toleransi yang kuat di kota ini.