SUKABUMIUPDATE.com - Kurang dari empat tahun Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat resmi ditetapkan menjadi bagian dari jaringan Geopark Dunia atau UNESCO Global Geopark (UGG). Status tersebut menjadi sejarah baru bagi dunia pariwisata di Jawa Barat.
Namun penetapan tersebut bukanlah gelar sarjana yang melekat sepanjang hayat, empat tahun lagi Tim Unesco akan kembali melakukan penilaian atas apa yang telah dicapai Geopark Ciletuh-Palabuhanratu hari ini.
Lalu, bagaimana rencana pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu selanjutnya? Koko Muhamad dari sukabumiupdate.com telah mewawancarai General Manager Badan Pengelola Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, Ir. H.Dana Budiman.
Berikut petikan wawancaranya.
Setelah menyandang predikat UGG, bagaimana rencana pengembangan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu selanjutnya?
Sebagaimana kita ketahui tanggal 12 April 2018 kemarin Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu telah ditetapkan menjadi bagian dari jaringan geopark dunia atau Unesco Global Geopark (UGG) pada sidang Executive Board UNESCO ke 204, Komisi Programme and External Relations, di Paris, Prancis, predikat tersebut menjadi penghargaan sekaligus tantangan bagi masyarakat dan pimpinan daerah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat untuk memantaskan diri sebagai bagian dari jaringan Internasional. Geopark Ciletuh-Palabuhanratu akan dikembangkan sesuai master plan yang sudah kita buat, didalamnya ada rencana strategis (Renstra) pengembangan Geopark kedepan, mengimplementasikan master plan merupakan salah satu dari 13 rekomendasi Unesco.
Apa tantangan dalam pengembangannya?
Komitmen kita semua, Unesco meminta master plan tersebut harus menjadi dokumen publik artinya dijadikan Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Gubernur atau minimal Peraturan Bupati, kemudian kita juga harus memastikan master plan tersebut dibiayai, ini artinya harus ada komitmen antara eksekutif dan legislatif. Soal sumber dana bisa dari APBN, APBD, investasi swasta, atau CSR, semuanya dalam rangka membiayai implementasi master plan tadi.
Tantangan selanjutnya merubah pola pikir masyarakat di kawasan geopark yang tadinya sebagai besar petani, nelayan atau buruh menjadi masyarakat yang memahami konsep geopark yaitu konservasi, edukasi, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan. Contoh implementasi konsepnya misalnya menjaga kebersihan lingkungan ditempat berjualan, penginapan, lahan parkir, tarif sesuai standar dan lain sebagainya.
Tantangan lainnya, Unesco menginginkan pelibatan perempuan sebanyak-banyaknya baik di manajemen badan pengelola Geopark, pengelola geosite, destinasi atau di sektor lainnya di kawasan geopark.
Sesuai moto Geopark, "Memuliakan Warisan Bumi Mensejahterakan Masyarakat," Program apa saja yangg diberikan Pemerintah Daerah untuk masyarakat di dalam kawasan Geopark?
Kami kembali mengacu ke master plan, disana ada misi mewujudkan destinasi wisata berkelas internasional, upayanya melalui pemberdayaan masyarakat, salah satunya dengan mendorong program-program lokal yang berkualitas seperti geopark go to school.
Geopark Ciletuh-Palabuhanratu memiliki keragaman geologi, hayati dan budaya sebagai sumber pengetahuan, namun dalam perspektif umum Geopark masih sebatas destinasi wisata, bagaimana upaya Pemda untuk mengubah perspektif itu?
Iya memang, Geopark itu not just tourism, kita rubah perspektifnya dengan sosialisasi dan edukasi bahwa Geopark Ciletuh-Palabuhanratu itu memiliki warisan geologi yang terkemuka, yang unik, dan itu bagian dari perjalanan terjadinya bentang alam. Jadi bukan hanya sebatas tempat wisata atau spot selfie.
Upaya edukasinya secara sistemik mulai dari tokoh masyarakat, guru, anak sekolah. Juga informasi melalui bilboard, papan interpretasi yang mudah dipahami karena istilah-istilah geopark itu terlalu scientific, memanfaatkan media sosial serta media masa.
Status UGG itu berlaku untuk 4 tahun, setelahnya dilakukan penilaian kembali, anda yakin Geopark Ciletuh-Palabuhanratu bisa mempertahankannya?
Kalau melihat 13 rekomendasi yang diberikan Unesco saya optimis dapat dipertahankan, karena saya yakin rekomendasinya dapat kita laksanakan, diantaranya tadi soal master plan, kemitraan, penyederhanaan informasi geopark, pemberdayaan perempuan juga kita harus memberikan hasil kajian-kajian tentang geopark, dengan dukungan IPB, ITB, Unpad, UI dan universitas lainnya di Jawa Barat, saya optimis.