SUKABUMIUPDATE.com - Ketersediaan 100 persen akses air minum aman bagi masyarakat Indonesia pada tahun 2019 menjadi target nasional sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Target ini menjadi tantangan bagi penyelenggara air minum dikarenakan pelayanan akses air minum aman nasional hingga tahun 2016 baru mencapai 71,14 persen. Target tersebut harus dicapai kurang dari satu tahun, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selaku BUMD penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terus di dorong untuk mendukung pencapaian target akses aman air minum 100 persen pada tahun 2019.
Bagaimana PDAM Tirtajaya Mandiri sebagai BUMD milik Pemerintah Kabupaten Sukabumi berupaya mencapai target pelayanan di Kabupaten Sukabumi yang wilayahanya luas dan kekurangan sumber baku air di beberapa wilayahnya.
Koko Muhamad dari sukabumiupdate.com mewawancarai H.M.Kamaludin Zen. SH.MM Direktur Utama PDAM Tirta Jaya Mandiri, pria kelahiran Bandung, 10 April 1968 tersebut juga membeberkan soal perubahan status badan usaha PDAM, Berikut petikan wawancaranya .
Berapa jumlah pelanggan dan cakupan wilayah yang dilayani oleh PDAM Tirta Jaya Mandiri saat ini?
Sampai bulan Maret 2018 lalu berjumlah 40.350 sambungan rumah (SR), cakupan pelayanannya baru mencapai 24 kecamatan.
Apakah jumlah tersebut sudah memenuhi jumlah yang ditargetkan?
Target sampai bulan April 2018 itu 41.000 SR, jadi masih ada kekurangan, tapi sebetulnya hal tersebut karena ada pelanggan-pelanggan yang dicabut hampir 1.500 SR di tahun 2017 karena menunggak, karena pelayanan sudah mulai bagus, kami punya daya saing, jadi kita putus, tapi banyak yang sudah melakukan penyambungan kembali. Jadi target sebenarnya sudah tercapai sesuai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Target Pemerintah memenuhi 100 persen kebutuhan air minum tahun 2019, apa upaya PDAM Tirtajaya Mandiri untuk mencapai target tersebut di Kabupaten Sukabumi?
Pertama, memaksimalkan cakupan pelayanan dengan mengikuti program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), kami sudah ikut dari tahun 2015 sampai tahun 2019, targetnya 12.000 penambahan SR dari MBR, kami berupaya agar terus mendapatkan program MBR, hal tersebut karena ada komitmen juga dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi dan DPRD nya untuk mengikuti program MBR, untuk mengikuti program MBR juga harus tersedia sumber air bakunya, kalau tidak tersedia tidak bisa ikut. Selain itu kami juga terus mengajukan hibah ke Hongaria, sudah tiga tahun di Cisolok untuk menambah sumber air dan perpipaan, mudah-mudahan ditahun 2018 ini selesai, jadi kami bisa mulai memasarkan. Kemudian kami mengajukan juga ke Pemda dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), sudah dapat dua kali, tahun 2017 sebesar 1,6 Milyar dan tahun 2018 sekarang 5,2 Milyar, itu semua pengadaannya melalui lelang oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP), kami hanya menerima kunci. Selain itu kami juga mengajukan bantuan ke APBD Kabupaten, alhamdulillah ada bantuan dari APBD untuk perpipaan dan lain-lain.
Target 100 persen ketersediaan air minum untuk masyarakat itu agenda dari pemerintah pusat sampai tahun 2019, di seluruh Indonesia sampai saat ini belum ada yang mencapai target tersebut, di Sukabumi sendiri hambatannya pertama, soal investasi. Kedua, daya beli masyarakat pada saat pemasangan sambungan. Ketiga, sumber air, sumber air kita terbatas apalagi untuk daerah-daerah selatan sampai saat ini masih banyak yang belum tersentuh layanan air bersih PDAM. Yang keempat luas wilayah Kabupaten Sukabumi dengan 47 kecamatan, kami baru melayani 24 kecamatan. Kami sudah punya target di Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) sampai 2025, target tersebut di breakdown ke dalam business plan lima tahunan yang berakhir tahun 2020, kemudian di breakdown ke rencana tahunan yaitu RKAP, target berdasarkan kemampuan bukan berdasarkan target nasional. Kalau targetnya berdasarkan target nasional, akhirnya tidak akan mencapai target.
Apa saja rencana pengembangan bidang usaha PDAM Tirta Jaya Mandiri?
Aktivitas utama (core business) PDAM itu hanya pelayanan air ke pelanggan, yang lainnya sekunder. Kami tetap mengutamakan penambahan layanan kepada masyarakat, terutama MBR, kami punya target tahun 2018 itu 45.000 SR, jadi ada penambahan 5.000 pelanggan tahun ini. Insya Allah tercapai. Selain aktivitas utama tersebut, kami juga punya produk Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) akan coba kita pasarkan, mudah-mudahan di tahun ini sudah launching, saat ini tinggal menunggu sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) kalau merk sudah dari Kemenkumham, merk nya Marqua.
Saat ini masih ada keluhan-keluhan dari pelanggan PDAM terutama di Media Sosial, bagaimana sistem penanganannya?
Keluhan ada, tapi sebetulnya tidak semua, menurut hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP) hanya nol sekian persen. Tapi, dengan media sosial sekarang bisa langsung kelihatan dimana-mana. Kami berupaya menangani sehari itu selesai, tetapi kalau yang sifatnya besar seperti kemarin di Cidahu penanganannya sampai dua hari. Kami punya tim menangani kebocoran yang siap sewaktu-waktu untuk membantu cabang selama 24 jam sehari bahkan delapan hari dalam seminggu.
Menurut PP No. 54 Tahun 2017 tentang BUMD, perusahaan daerah yang sudah ada dapat diubah menjadi Perumda atau Perusahaan Perseroan Daerah, PDAM Tirtajaya Mandiri sendiri lebih relevan menjadi apa?
Sesuai peraturan perundang-undangan, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) itu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang seluruh modalnya dimiliki satu daerah dan tidak terbagi atas saham. Sedangkan Perusahaan perseroan Daerah merupakan BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51 persen (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1 (satu) Daerah. Setelah konsultasi dengan bagian hukum juga dengan DPRD akhirnya sepakat untuk diubah menjadi Perumda karena sahamnya 100 persen milik Pemda Kabupaten Sukabumi, jadi itu sudah di ketok palu bulan ini harusnya sudah mulai menjadi Perumda. Jadi di Jawa Barat itu baru ada tiga PDAM yang berubah, pertama PDAM Cianjur, PDAM Cirebon, ketiga PDAM Sukabumi.