SUKABUMIUPDATE.com - Momen hari buruh (May Day) Internasional, Jumat 1 Mei 2020, Dewan Pimpinan Cabang Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPC Sarbumusi) Kota Sukabumi mendesak pemerintah agar dapat memperhatikan nasib buruh yang terkena dampak Pandemi Covid-19 atau Virus Corona.
BACA JUGA: DPC Sarbumusi Kota Sukabumi Cetak Buruh Informal Jadi Entrepreneur
Menurut Ketua DPC Sarbumusi Kota Sukabumi Yosep Pujianto mengatakan, nasib buruh saat ini banyak yang terancam, mulai dari dirumahkan, PHK bahkan buruh informal seperti PKL (Pedagang Kaki Lima), UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah), sopir transportasi yang sulit mencari penghidupan karena Covid-19.
"Di Kota Sukabumi ini buruh kita banyak, termasuk buruh informal, tetapi sejauh ini tidak pernah dibahas bagaimana nasibnya ditengah ancaman Pandemi Corona," ujar Yosep kepada sukabumiupdate.com, Kamis (30/4/2020).
Padahal, kata Yosep, jika di jumlah warga yang terkena dampak, sudah barang tentu buruh lah yang paling signifikan jumlahnya dan paling terdampak. Bahkan, jika dibiarkan buruh untuk bekerja dan melakukan aktifitas seperti hari-hari biasanya. Potensi penyebaran Covid-19 akan semakin besar.
"Tapi di sisi lain jika mereka tidak bekerja, mau makan dari mana. Sementara pemerintah sejauh ini yang dibahas PSBB, kalau ini terus dibiarkan, bukan mau berdoa yang jelek tapi Corona sampai kapan akan selesai," beber Yosep.
BACA JUGA: Soal People Power, Sarbumusi Sukabumi Himbau Anggotanya Diam
Ia berharap, pemerintah khususnya Pemerintah Kota Sukabumi bisa bijaksana dalam mengambil keputusan dalam PSBB yang direncanakan akan diterapkan 6 Mei mendatang.
"Kami minta buruh informal khususnya bisa diperhatikan, mulai dari UMKM, PKL, guru madrasah dan sopir transportasi. Jangan sampai kita turun ke lapangan di peringatan may day untuk meminta hal tersebut ditengah pandemi seperti ini," tegasnya.