SUKABUMIUPDATE.com – Pentas seni budaya yang digelar di halaman Monumen Perjuangan Palagan, Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bertajuk Kaulinan Urang Lembur dan Budaya Daerah sejumlah sanggar dari berbagai wilayah serta menampilkan seni musik maupun seni tari.
Sanggar-sanggar yang mengikuti festival inipun berlomba menampilkan kreativitas seni musik bergam, dan alat musik yang digunakan kebanyakan berbahan dasar dari alam. Misalnya saja, seperti Sanggar Beringin Putih. Mereka menampilakan seni, serta alat musik berbahan tempurung Kelapa dan batu.
BACA JUGA:Â Anak-anak Parungkuda Kabupaten Sukabumi Dikenalkan Kaulinan Urang Lembur
“Alat musik berbahan dasar tempurung Kelapa ini kami beri nama Badang (Batok Gendang). Badang ini tahap awal sanggar membuat alat musik yang berasal dari alam. Badang ini hanya tahapan awal, kesananya mungkin ada Banang (Batong Bonang). Kami masih terus mengembangkan alat musik lainnya yang berasal alam," ujar Ketua Sanggar, Rendi Mahardika, kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (30/12/2017)
Sanggar Beringin ini, tambah Rendi, baru berdiri selama satu tahun dan baru kali ini sanggar yang ia dirikan mengikut pentas seni. Jenis atau nama alat musik yang digunakan, kata Rendi, dari batok karina yang ditiup. “Plok karina itu dari plok mangga, terus ada kuwek karina dari kulit buah kuwek" tutur Rendi.
BACA JUGA:Â Komunitas Mobil Timor Sukabumi, Jadi Tuan Rumah Jamda Wilayah Barat
Sanggar Beringin dari Kampung Cibeas, Desa Sanggrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi tersebut hingga kini telah memiliki sekitar 30 orang anak didik. “Kami beri pemahaman tentang seni tari, seni musik, dan seni lukis," rincinya.
Rendi berharap, setelah pentas seni ini digelar, budaya-budaya Sunda makin bangkit lagi. “Jangan sampai budaya-budaya Sunda ini kalah oleh budaya seberang. Karana itu, saya butuh bantuan pemerintah untuk melestarikannya," tutup Rendi.