SUKABUMIUPDATE.com - Momen perayaan Idul Fitri tahun ini dirasakan berbeda oleh Dayantri Azhari (27 tahun) warga kampung Cikadu RT 04/01, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga: Mengenal Dayantri, Perawat Asal Palabuhanratu yang Viral saat Jadi Relawan Covid-19 di Wisma Atlet
Dayantri merupakan salah seorang dari ratusan perawat yang saat menjadi relawan di RS Darurat Wisma Atlet Jakarta, tempat merawat masyarakat yang terpapar corona atau Covid-19. Tentu saja Dayantri tidak bisa berkumpul bersama keluarganya.
"Suasananya sedih, haru, karena ini pertama kalinya dirasakan berbeda," ungkap Dayantri kepada sukabumiupdate.com, Minggu (24/5/2020).
Lanjutnya, kerinduan semakin terasa menjelang malam saat suara adzan ashar yang kemudian disusul suara takbir berkumandang. Meskipun tahun-tahun sebelumnya sudah terbiasa saat Idul Fitri jauh dari kedua orang tua karena tugas dinas sebagai perawat.
Baca Juga: Sedih, Perawat Covid-19 di Kota Sukabumi Curhat Soal Kematian Istri dan Family Distancing
"Awalnya enggak mau nangis udah ditahan, tiba-tiba sesudah adzan ashar ada takbiran di speaker masing-masing ruangan. Enggak tahu kenapa tiba-tiba nangis dan kangen keluarga memuncak. Padahal sebenarnya udah biasa kalau lebaran itu dinas dan jauh dari keluarga. Tapi tapi kali ini enggak tahu kenapa benar-benar berbeda," jelasnya.
"Tapi sedikit terobati karena kita disini juga bareng-bareng dengan relawan yang lain juga. Disini juga masih bisa menikmati makanan khas lebaran, yakni ketupat soalnya ada relawan orang Jakarta dapat kiriman ketupat dari keluarganya," terangnya.
Dayantri Azhari salah satu relawan di Wisma Atlet Jakarta asal kampung Cikadu RT 04/01, Desa Cikadu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto: Istimewa
Masih kata Dayantri, menurutnya di Wisma Atlet juga ada acara takbiran bersama yang dilakukan para relawan yang belum kebagian jadwal dinas dengan tetap melakukan jaga jarak antar sesama.
"Tadi pagi pun kita keliling tiap lantai dan kamar buat silaturahmi minta maaf meskipun salamannya tetap aja jaga jarak. Kalau silaturahminya aku sama keluarga dilakukan via telepon sama video call," ucapnya.
Baca Juga: Kisah Perawat Corona di Sukabumi, Ditinggal Istri Tercinta Selamanya Setelah 22 Hari Tak Jumpa
Kondisi wabah virus Corona yang hingga saat ini jumlah pasien terus meningkat di seluruh Indonesia, Dayantri dan para relawan lainnya berharap masyarakat mematuhi anjuran dan imbauan pemerintah dalam upaya membantu mencegah penyebaran virus Corona.
"Doakan kami yang sedang berjuang disini agar tetap sehat dan semangat. Mohon taati anjuran pemerintah tentang PSBB agar bisa memutuskan rantai penyebaran virus ini," pungkas Dayantri.