Kisah Ibu Tri Sumarni Mengasuh Dua Anak Autisme

Selasa 24 Desember 2019, 22:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Tri Sumarni berbagi kisah mengasuh tiga anak perempuan yang dua di antaranya autisme. Lintang, anak sulungnya duduk di kelas XII dan tahun depan bersiap masuk ke perguruan tinggi. Anggita dan Diva masing-masing kelas VI dan IV belajar di sekolah luar biasa (SLB) yang berbeda. Oleh dokter, keduanya didiagnosis mempunyai gangguan sensor integrasi dengan tingkatan yang berbeda.

"Anggita dan Diva mengalami gangguan verbal. Tidak bisa bicara," kata Tri Sumarni saat menyampaikan kisahnya dalam bedah buku berjudul Semua Anakku Tembus UGM di acara Jadi Positive Fighter: Dare to Change Society di Gedung Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta, Jumat, 20 Desember 2019.

Tri Sumarni mengatakan butuh pengawasan 24 jam bagi keduanya yang sudah akil baliq. Bangun tidur pukul 02.30, dia memulai rutinitas bersama tiga anaknya. Setidaknya perlu waktu 3 sampai 4 jam untuk mempersiapkan dua anaknya sampai benar-benar bangun. "Anak saya kalau tidur ngompol. Jadi setiap hari harus menjemur kasur," kata Tri.

Meski mengalami gangguan sensor integrasi, Anggita dan Diva mempunyai karakter spesifik yang berbeda. Diva misalnya, punya kebiasaan menghilang. Tiba-tiba pergi dari sekolah, dari rumah, tanpa berpamitan. Tak ada yang bisa melacak keberadaannya ketika menghilang. Polisi sempat menjadi langganan Tri untuk mengadu dan meminta bantuan mencari anaknya.

"Gangguan sensor integrasi membuat dia sering berpetualang. Kadang kalau dibonceng sepeda motor tiba-tiba melompat. Terus lari," kata Tri. Kejar-kejaran di jalan pun sekali dua kali dialami Tri dan Diva. Teriakan Tri meminta tolong kepada pengendara atau orang di sekitarnya terkadang tidak digubris. Jarang sekali ada yang berempati mengulurkan tangan. "Mereka umumnya hanya menonton seperti melihat adegan di sinetron."

Gangguan itu juga membuat Diva sensitif terhadap sentuhan atau apapun yang dilekatkan pada tubuhnya. Termasuk urusan memakai baju. Butuh waktu berjam-jam untuk memastikan pakaian yang dikenakan membuatnya nyaman. "Kalau tidak nyaman, ya dilepas. Bahkan untuk sekadar dikeramasin rambutnya, Diva suka mengamuk," kata Tri.

Saran beberapa teman untuk memasang identitas, seperti gelang bertuliskan nama, alamat rumah, dan telepon atau identitas yang ditempelkan pada pakaiannya menjadi hal yang muskil. Cara termudah yang memungkinkan saat ini adalah mengunci dia di dalam kamar setiba di rumah.

Beda lagi dengan Anggita. Menurut Tri Sumarni, Anggita mesti diawasi pernah menggunting rambut kakaknya sampai hampir gundul. "Handphone, televisi dimandiin," ucap Tri.

Tri Sumarni mengatakan sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah saat ini belum sepenuhnya tepat bagi kedua anaknya. Semisal, Anggita bisa disekolahkan di sekolah inklusi agar bisa belajar bersosialisasi. Hanya saja, belum ada metode pengajaran yang tepat untuknya. Diva sulit jika masuk ke sekolah inklusi, karena kerap menghilang. "Kebutuhan setiap anak autisme berbeda. Tapi metode yang diterapkan di sekolah sama," kata Tri.

Sementara hak dan kebutuhan difabel sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Pun di DI Yogyakarta sudah ada Peraturan Daerah DI Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Termasuk aturan Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Namun Tri punya sikap sendiri untuk mengatasi persoalannya. "Saya menyuarakan keprihatinan melalui buku," kata Tri.

Tri semula bekerja sebagai guru SMP di Pakanbaru, Riau. Pada 2008 dia mengundurkan diri agar bisa mengurus anak-anaknya dan pulang ke Yogyakarta. Sejak 2017, Tri Sumarni aktif menulis. Karyanya berupa novel, cerpen, cerkak, geguritan, puisi, esai, hingga menjadi pemateri sejumlah diskusi. Buku-bukunya berisi kisah dia bersama anak-anaknya. Terutama pengalaman dia mengasuh dua anaknya yang berkebutuhan khusus.

Sementara buku terbaru berupa kumpulan cerpen berjudul Semua Anakku Tembus UGM yang menjadi hadiah 17 tahun anak sulungnya. Buku itu ditulis delapan orang, termasuk guru anaknya, Ratih Jussac. "Lewat buku kita bisa berbagi dengan kata-kata ala ibu rumah tangga. Yang penting pesan bisa sampai," kata Tri yang merasa tersanjung karena pembaca buku-bukunya adalah psikolog maupun pemerhati pendidikan.

Sumber: Tempo.co

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi26 April 2024, 23:14 WIB

Marwan Belum Terima 2 Partai Tambahan yang Akan Dukung Asjap di Pilkada Sukabumi, Kenapa?

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menyebut ada dua partai lagi yang ingin turut hadir pada acara deklarasi koalisi tiga partai dalam pengusungan pasangan bakal calon untuk maju di Pilkada 2024.
Marwan Hamami, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi26 April 2024, 23:09 WIB

Tiga Partai Resmi Berkoalisi, Marwan Beberkan Alasan Usung Asep Japar di Pilkada Sukabumi

Tiga partai yakni Golkar, Gerindra, dan PPP secara resmi berkoalisi untuk mengusung Asep Japar di Pilkada 2024
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menandatangani kesepakatan koalisi tiga partai Golkar, PPP dan Gerindra, Jumat (26/4/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi26 April 2024, 21:49 WIB

Akibat Banjir, Toko Alat Listrik di Cidahu Sukabumi Alami Kerugian hingga Belasan Juta

Banjir yang terjadi di Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis, 25 April 2024 membuat beberapa pihak mengalami kerugian yang cukup besar.
Sejumlah warga dan karyawan toko memindahkan barang yang sebelumnya terendam banjir di Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Life26 April 2024, 21:05 WIB

6 Mental Miskin yang Membuat Hidup Anda Melarat di Masa Depan, Yuk Hindari!

Orang yang memelihara mental miskin tentu akan berpengaruh terhadap masa depannya, melarat atau berjaya. Itulah pentingnya hal ini.
Ilustrasi. Mental miskin yang wajib dijauhi. | Sumber foto : Pexels/Mehmet Turgut Kirkgoz
Life26 April 2024, 21:00 WIB

8 Sikap Baik Orang Sopan yang Membuatnya Dihargai dan Dihormati

Inilah Contoh Sikap Baik Orang Sopan yang Membuatnya Dihargai dan Dihormati. Apa Kamu Salah Satunya?
Ilustrasi - Sikap Baik Orang Sopan yang Membuatnya Dihargai dan Dihormati . (Sumber : Freepik.com)
Sukabumi26 April 2024, 20:57 WIB

Jelang Kongres, PAN Kabupaten Sukabumi Pastikan Dukung Zulhas Tiga Periode

DPD PAN Kabupaten Sukabumi menyatakan sikapnya untuk mendukung kembali Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kembali melanjutkan kepemimpinan di periode ketiga pada masa jabatan 2025-2030.
Mansurudin, Ketua DPD PAN Kabupaten Sukabumi | Foto : Sukabumi Update
Life26 April 2024, 20:30 WIB

Kamu Akan Tetap Miskin Jika 10 Kebiasaan Ini Masih Terus Dilakukan!

Kebiasaan buruk dapat menghambat kemajuanmu dan membuatmu terjebak dalam jurang kemiskinan.
Ilustrasi - Kebiasaan buruk dapat menghambat kemajuanmu dan membuatmu terjebak dalam jurang kemiskinan. (Sumber : Freepik)
Inspirasi26 April 2024, 20:24 WIB

5 Kebiasaan Orang China yang Membuat Hidupnya Gampang Kaya dan Jauh dari Kemiskinan

Orang China memiliki kebiasaan yang membuat hidupnya selalu kaya dan jauh dari kehidupan miskin di masa depannya, apalagi di hari tuanya.
Ilustrasi. Kebiasaan orang china yang membuatnya hidup kaya. | Sumber foto : Pexels/Pixabay
Sukabumi26 April 2024, 20:09 WIB

Kades Ungkap Penyebab Banjir hingga Rendam Jalan dan 18 Rumah Warga di Cidahu Sukabumi

Data sementara terdampak banjir yang melanda Kampung Pasirdoton Desa Pasirdoton Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, pada Kamis, 25 April 2024 bertambah
Kondisi jalan raya Cidahu dan rumah warga yang terendam banjir. (Sumber : Istimewa)
Life26 April 2024, 20:07 WIB

6 Cara Membaca Karakter Orang Pecundang di Sekitar Kita, Kenali Ciri-cirinya

Membaca karakter orang pecundang di sekitar kita sesungguhnya cukup mudah. Tentunya dengan mengenali beberapa karakter yang melekat di dalam dirinya.
Ilustrasi. Membaca karakter orang yang pecundang. | Sumber foto : Pexels/Mike Greer