SUKABUMIUPDATE.com - Nati, janda berusai 50 tahun asal Kampung Pasirgabig RT 02/03, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, masih giat bekerja sebagai pembuat peti telur dengan upah Rp 1.000 untuk sebuah peti.
Satu hari, Nati bisa menyelesaikan sampai 40 peti tapi itu tergantung adanya kayu limbah sebagai bahan utama peti.
BACA JUGA: Sumarni, Wanita Difabel yang Jujur dari Nyalindung Sukabumi
"Kalau lagi banyak bahan bakunya nyampe 40 peti, kalau nggak ada paling banyak sekitar 20 peti," ujar Nati.
Meski pendapatan dari pembuatan peti tak begitu besar, tapi Nati tetap tekun dengan pekerjaan tersebut.
Ia memulai pekerjaannya dari pagi, dimulai dari mengumpulkan bahan baku, memotong, memaku hingga menjadi peti telur. Seluruh proses pembuatan peti dilakukanya seorang diri. Sedangkan bahan baku disediakan oleh pemilik pabrik pemotongan kayu.
BACA JUGA: Perbaiki Barang Elektronik Hingga Menjahit, Semangat Difabel Asal Purabaya Sukabumi
Sebenarnya sudah banyak yang menyarankan termasuk anaknya yang melarang Nati tidak bekerja. Namun dia ingin ada kegiatan dan untuk menambah penghasilan.
"Karena suami sudah meninggal, saya tinggal sama anak yang perempuan paling besar, sebetulnya ia melarang saya untuk kerja tapi kalau nggak kerja nggak ada aktifitas," pungkasnya.