SUKABUMIUPDATE.com – Menjadi pasien terkonfirmasi positif covid-19 untuk sebagian besar orang menimbulkan tekanan mental karena stigma yang muncul dari publik. Seorang aparatur sipil negara (ASN) di Kota Sukabumi bersedia membuka identitas untuk membantu para pasien melawan stigma tersebut sekaligus merawat kesehatan bersama.
Yuda Hidayat Mansur (45 tahun), ASN disalah satu dinas di Kota Sukabumi memutuskan untuk menjadi bagian aktif dalam menekan penyebaran covid-19. Niat ini bahkan sudah terpikirkan oleh Yuda saat ini masih berjuang untuk sembuh dari covid-19 pada bulan September 2020 lalu.
“Saat masih isolasi mandiri di rumah, masih berjuang melawan virus corona. Saya sudah berniat jika disembuhkan dari virus ini saya akan ikut berjuang lebih aktif untuk melawan covid-19. Sudah terpikir mau bikin tulisan artikel, rekaman video dan lainnya, memberikan informasi tentang apa yang saya alami agar masyarakat lebih disiplin dalam menjaga kesehatan,” jelas bapak tiga anak ini saat menjadi nara sumber dalam update talk, di Kantor Redaksi Sukabuiupdate, hari Selasa lalu tanggal 27 Oktober 2020.
Kunci menuju kesembuhan menurut Yuda adalah kejujuran dan keterbukaan, karena covid-19 tidak hanya bicara bagaimana pasien harus kembali sehat i tapi juga bagaimana menjaga kesehatan bersama. “Dengan jujur dan terbuka bahwa kita terpapar corona pada orang terdekat, tetangga dan warga menjadikan beban pikiran kita lebih ringan. Ini penting untuk menuju kesembuhan, dukungan orang terdekat sangat penting, saya rasakan sendiri,” ucap Yuda.
TONTON JUGA: Pentingnya 3M: Testimoni Mantan Pasien Positif Covid-19
Yuda tidak sendiri saat dianyatakan terkonfirmasi positif covid-19, istri dan dua dari tiga anaknyapun terkonfirmasi terpapar corona. Saat itu, pria yang tinggal di Taman Asri Subangjaya Kecamatan Cikole inipun mendapatkan dukugan penuh dari tetangganya.
“Saya beruntung punya tetangga yang luar biasa. Tetangga memang keluarga terdekat kita, mereka tidak hanya mensuport secara lisan supaya kami sekeluarga cepet sembuh, tapi juga melayani kebutuhan sehari-hari, bahkan rumah singgah untuk anak tertua saya yang tidak terpapar corona,” ungkap Yuda.
Tak hanya meringankan perjalanan menuju sembuhpun, dukungan orang –orang terdekat juga sangat membantu dalam mengikis stigma negatif covid-19. Setelah dinyatakan sembuh oleh dinas kesehatan, Yuda sangat sadar bahwa akan sdikit berita menjalani hari-hari awalnya sebagai mantan pasien covid-19.
Tidak semua tetangga yang bisa langsung berinteraksi lagi secara normal, aka nada rasa takut dari tetangga saat bertemu mantan pasien covid-19, termasuk Yuda. “Ini pengalaman pribadi, bahwa saat kita dinyatakan sembuhpun masih ada tetanggga atau rekan kerja yang mundur saat bertemu dengan saya. Ini kuncinya kita tidak boleh Baper (bawa perasaan). Karena saat kita diposisi orang itu mungkin juga akan melakukan hal yang sama, yaitu menjauh atau menjaga jarak pada mantan pasien covid-19,” bebernya.
BACA JUGA: Testimoni Pasien Sembuh Covid-19 asal Kota Sukabumi, Terinspirasi Semut Nabi Ibrahim
Yuda memberikan tips agar bisa melalui masa-masa merajut kembali interaksi normal dengan orang-orang yang dikenalnya setelah berstatus mantan pasien positif corona. Kuncinya adalah makin disiplin menerapkan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan dengan sabun).
“Dengan kita disiplin pakai masker saat bertemu dengan siapapun, selalu menjaga jarak dan rajin menggunakan pembersih tangan, makan stigma itu akan hilang dengan sendirinya. Orang-orang yang tadinya takut terpapar karena berinteraksi dengan kita memiliki rasa nyaman karena kita sudah berusaha melindungi mereka dengan menerapkan 3 M,” pungkasnya.
Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.