SUKABUMIUPDATE.com - Ketua PMI Kabupaten Sukabumi dr Hondo Suwito menyebut, terdapat kurang lebih 150 anak di Kabupaten Sukabumi yang menderita penyakit thalasemia. Thalasemia sendiri merupakan kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.
"Thalasemia merupakan penyakit yang cukup berat penanganannya karena belum ada obatnya. Oleh karena itu, saya mendorong bagaimana masyarakat mau mendonorkan darahnya. Karena darah yang ada di kabupaten itu, hampir 50 persen diserap oleh anak-anak yang mengidap thalasemia. Terus terang, belum ada pengganti sama sekali, selain darah obatnya," ucap Hondo kepada sukabumiupdate.com, usai mengikuti Musyawarah Kerja (Muker) PMI Kabupaten Sukabumi di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Selasa (18/2/2020).
BACA JUGA: 148 Kasus Thalasemia di Kabupaten Sukabumi Butuh Darah Tiap Hari, Ayo Donor!
Hondo mengatakan, berdasarkan ketentuan World Health Organization (WHO), kebutuhan darah di Kabupaten Sukabumi itu idealnya mencapai 50 ribu labu per tahun. Hal itu didasarkan pada jumlah penduduk yang mencapai 2,5 juta jiwa.
"Saat ini, stok darah di Kabupaten Sukabumi masih dalam kisaran 15 ribu labu per tahunnya. Kita perlu 1.500 labu per bulan. Kebutuhan thalasemia itu setengahnya dari stok darah kita," tambahnya.
BACA JUGA: Bantu 140 Pengidap Thalasemia di Sukabumi, POPTI dan Komunitas Galang Dana
Sementara itu, Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengungkapkan, persoalan kekurangan stok darah tersebut kembali lagi kepada kebijakan setiap masyarakat. Namun dirinya, lanjut Marwan, akan mencoba mengeluarkan kebijakan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) agar rutin mendonorkan darahnya.
"Misalnya pegawai negeri yang secara berat badan dan memungkinan untuk mendonor, kita akan paksa untuk mendonor. Nanti juga kita data per OPD untuk wajib mendonor, sekitar 4 bulan sekali digilir misalkan," tandas Marwan.