SUKABUMIUPDATE.com - Malaria masih menjadi masalah utama di banyak bagian dunia, termasuk Afrika Barat. Pejabat kesehatan melakukan yang terbaik untuk menemukan cara menghentikan penyebaran penyakit dengan sejumlah opsi.
Memberantas malaria adalah tugas berat dan untuk benar-benar memahami bagaimana penyebarannya, para peneliti berfokus pada serangga yang paling sering bertanggung jawab atas infeksi baru itu.
Nyamuk adalah penyebab terbesar, dan sebuah studi baru menunjukkan bahwa serangga itu telah mengembangkan cara yang menakutkan untuk mempertahankan diri terhadap insektisida yang biasa digunakan untuk melawan mereka dan penyakit yang mereka bawa.
Studi itu, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, berfokus pada protein yang ada di kaki dua spesies nyamuk yang diketahui membawa malaria di Afrika Barat. Protein itu tahan terhadap insektisida, memungkinkan nyamuk untuk mendarat di kelambu yang dirawat dan hidup untuk menyebarkan penyakit yang mereka bawa.
Para peneliti menyarankan bahwa penemuan ini dapat menjelaskan mengapa kelambu yang diobati dengan insektisida tidak seefektif seharusnya.
“Kami telah menemukan mekanisme resistensi insektisida yang benar-benar baru yang menurut kami berkontribusi terhadap kemanjuran kelambu yang lebih rendah dari yang diharapkan,” ujar Dr. Victoria Ingham, penulis pertama penelitian ini, sebagaimana dikutip BGR akhir pekan ini.
"Protein, yang berbasis di kaki, bersentuhan langsung dengan insektisida saat serangga mendarat di jaring, menjadikannya target potensial yang sangat baik untuk bahan tambahan di masa depan pada jaring untuk mengatasi mekanisme resistensi ampuh ini."
Ini adalah temuan yang luar biasa, dan meskipun awalnya mungkin tampak seperti berita buruk, ada garis perak yang cukup cerah di sini. Nyamuk telah menemukan cara untuk melawan insektisida populer, tetapi sekarang para ilmuwan tahu bagaimana serangga melakukannya, mereka dapat secara khusus menargetkan perlawanan itu dan mudah-mudahan melakukan perang yang jauh lebih efektif melawan penyebaran malaria.
“Mekanisme resistensi yang baru ditemukan ini dapat memberi kita target penting untuk memantau resistensi insektisida dan pengembangan senyawa baru yang mampu memblokir resistensi piretroid dan mencegah penyebaran malaria,” kata Hilary Ransom, penulis senior penelitian ini.
Sumber: Tempo.co