SUKABUMIUPDATE.com - Gejala demam berdarah yang dialami bayi hingga orang dewasa umumnya sama. Gejala tersebut meliputi panas tinggi, dehidrasi hingga sakit pada beberapa bagian tubuh. Namun, karena ketidakmampuannya dalam mengungkapkan gejala yang dirasakan, demam berdarah pada bayi cenderung lebih susah dideteksi.
Mulya Rahma Karyanti, dokter anak konsultan yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyebutkan tiga ciri utama bayi yang terserang demam berdarah. Pengenalan ciri utama ini diperlukan agar para orang tua tidak terlambat dalam membawa bayi mereka untuk mendapatkan perawatan intensif.
1. Kulit yang kemerahan
Kulit bayi tentu masih sangat rentan dengan daerah di sekitarnya. Ini yang kemudian menyebabkan kemerahan pada kulit bayi. Sayangnya, kemerahan yang muncul akibat gigitan nyamuk demam berdarah sering diabaikan oleh orang tua. Kemerahan dianggap biasa dan disamakan dengan apa yang sering diderita sang bayi. Itu yang menjadi salah satu alasan utama mengapa bayi terlambat mendapat pertolongan saat menderita demam berdarah. Oleh sebab itu, perubahan warna kulit harus senantiasa diwaspadai.
2. Popok yang kering
Salah satu ciri penderita demam berdarah adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Pada bayi, salah satu tandanya adalah tidak dapat mengeluarkan kotoran, baik buang air kecil maupun besar. Oleh karena itu, orang tua harus senantiasa memperhatikan popok sang buah hati. Jika dalam jarak terlalu jauh atau berjam-jam sejak ganti popok terakhir, namun bayi tak mengeluarkan kotoran, ada kemungkinan bayi menderita demam berdarah.
3. Suhu tubuh meningkat, namun tidak rewel
Umumnya, bayi yang merasakan perubahan dari dalam dirinya, seperti panas tinggi, akan lebih mudah menangis atau rewel. Namun, untuk penderita demam berdarah, mereka akan diam dan lebih banyak tidur. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh sang bayi untuk melakukan aktivitas karena kekurangan cairan atau dehidrasi.
Sumber: Tempo