Bahaya Minum Antibiotik Berlebihan, Bisa Berujung Kematian

Sabtu 17 November 2018, 04:11 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Antibiotik sering dianggap sebagai pengobatan paling ampuh ketika obat-obatan nonresep dianggap tidak lagi mampu mengatasi penyakit tertentu. Tak jarang, pasien minta diresepkan antibiotik oleh dokter karena tidak kunjung sembuh dalam beberapa hari. Bahkan, ada pula yang membeli antibiotik secara bebas di apotek atau toko obat.

Padahal, antibiotik tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan, apalagi jika tanpa resep dokter karena justru akan menimbulkan resistensi antibiotik. Akibatnya, bakteri yang mematikan tersebut tidak lagi mempan dilawan antibiotik atau sudah kebal sehingga dapat mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi.

Jika jumlah bakteri resisten antibiotik semakin banyak, pasien harus menjalankan ragam prosedur medis, seperti transplantasi organ, kemoterapi, pengobatan diabetes, dan operasi besar. Efek dari kondisi ini, pasien harus menanggung perawatan yang lebih lama dan mahal.

Antibiotik ditemukan pada 1928 oleh Alexander Fleming. Antibiotik tersebut telah berhasil melindungi ratusan juta orang dari penyakit menular yang disebabkan bakteri, seperti pneumonia, tuberkulosis, dan meningitis.

Sayangnya, penggunaan yang berlebihan menyebabkan mikroba semakin sulit ditangani. Bakteri mampu melawan dan membangun kekebalan terhadap obat-obatan, bahkan sudah resisten meski pasien menggunakan antibiotik sebab semakin banyak antibiotik yang salah digunakan, bakteri akan membuat pertahanan dengan lebih kuat sehingga ketika ada antibiotik yang masuk bakteri sudah mampu melawannya.

Para ahli kesehatan, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setuju bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil, Antimicrobial Resistance (AMR) diperkirakan akan mengakibatkan sekitar 10 juta kematian secara global setiap tahun pada 2050.

Sementara itu, berdasarkan data Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 135.000 kematian per tahun akibat resistensi antibiotik. Hal ini memunculkan kesadaran akan pentingnya ancaman resistensi antibiotik di Indonesia.

Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (Pamki), Anis Karuniawati, mengatakan untuk mengendalikan resistensi antibiotik diperlukan upaya penatalaksanaan antibiotik. Aturan tersebut sudah dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 8 Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa setiap rumah sakit diwajibkan memiliki tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) dan menerapkan program pengendalian antibiotik di rumah sakit masing-masing.

“Artinya, antibiotik tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Hanya pasien dengan penyakit tertentu yang membutuhkan antibiotik dan harus dengan resep dokter, tidak bisa dibeli bebas di apotek, apalagi toko obat. Kami pun telah mengedukasi semua dokter agar tidak memberikan pasien antibiotik jika tidak membutuhkan,” tuturnya.

Beberapa penyakit yang sebetulnya tidak membutuhkan antibiotik adalah flu, batuk, demam, dan diare, yang sebetulnya bisa disembuhkan hanya melalui pengobatan biasa. Ternyata, dari hasil penelitian tentang implementasi PPRA dalam mendukung patient safety menunjukan bahwa sosialisasi PPRA memberikan dampak peningkatan kesadaran klinis untuk memeriksakan kultur yaitu dari 29,75 persen menjadi 64,56 persen.

Selain itu, langkah ini juga mampu menghemat pengeluaran belanja antibiotik sebesar Rp 203.000 per pasien selama rawat inap dibandingkan dengan pra sosialisasi PPRA karena melalui aturan ini pihak medis melakukan pengendalian dan mengurangi pemberian resep antibiotik bagi pasien yang tidak memerlukan.

“Namun, ini masih menjadi pekerjaan rumah besar karena PPRA ini belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh tenaga medis dan masyarakat. Dibutuhkan adanya konsistensi dalam menjalankan aturan tersebut,” tambah Anis.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Life28 Maret 2024, 16:00 WIB

Sikapnya Beda Bund! Kenali 10 Ciri Anak Mengalami Anxiety Disorder

Jika Ayah Bunda menduga bahwa anak mungkin mengalami Anxiety Disorder, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
Ilustrasi. Ciri Anak Mengalami Anxiety Disorder, Sikapnya Beda. (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi28 Maret 2024, 15:55 WIB

Apresiasi Pengesahan UU Desa, Apdesi Sukabumi Siap Kawal Pembentukan Regulasi Turunannya

Ketua Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPC Apdesi) Kabupaten Sukabumi Deden Deni Wahyudin menyampaikan ucapan terima kasih kepada DPR dan Pemerintah.
Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Sukabumi | Foto : Sukabumi Update
Sehat28 Maret 2024, 15:39 WIB

Air Rebusan vs Air Galon untuk Minum Lebih Sehat Mana? Simak Penjelasannya!

Updaters harus mengetahui plus minus meminum air rebusan dan air galon agar tidak salah memilih untuk konsumsi rumah tangga.
Ilustrasi. Air minum. Perbedaan air rebusan dan air galon. Sumber foto : Pixabay/Pexels
Sehat28 Maret 2024, 15:30 WIB

5 Infused Water Untuk Mengatasi Asam Urat yang Mudah Dibuat di Rumah

Berikut ini berbagai infused water yang bisa membantu mengatasi serangan asam urat
Ilustrasi - 5 Infused Water Untuk Mengatasi Asam Urat yang Mudah Dibuat di Rumah (Sumber : Freepik/picoftasty)
Keuangan28 Maret 2024, 15:15 WIB

Ramai Pajak THR 2024, Benarkah Tunjangan Hari Raya yang Diterima Pekerja jadi Lebih Kecil?

Warganet ramai membahas pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dengan skema terbaru khususnya yang diterapkan pada bulan diterimanya THR 2024
Ilustrasi - Ramai Pajak THR 2024, Benarkah Tunjangan Hari Raya yang Diterima Pekerja jadi Lebih Kecil? (Sumber : Freepik)
Inspirasi28 Maret 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Staff/Crew di Gerai Es Krim, Penempatan Baros Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Staff/Crew di Gerai Es Krim, Penempatan Baros Sukabumi. (Sumber : Freepik.com/@freepic.diller)
Sehat28 Maret 2024, 14:51 WIB

Kolang-kaling Bisa Bikin Awet Muda? Ini 7 Manfaat Caruluk untuk Kesehatan!

Kolang Kaling atau buah Atap, juga disebut Caruluk oleh orang Sunda Sukabumi. Caruluk seringkali memang dijadikan penganan manis, terutama saat bulan puasa. Padahal, Kolang Kaling penuh manfaat jika dikonsumsi sehari-hari hingga mencegah penuaan dini.
Manfaat buah Kolang Kaling untuk kesehatan tubuh. Sumber foto : YouTube / Galeri Rasa Channel
Life28 Maret 2024, 14:34 WIB

5 Alasan Posisi Tidur Telentang Bikin Awet Muda Menurut Kesehatan

Posisi tidur dengan gaya telentang bisa membuat awet muda pada wajah. Maka dari itu, yuk coba membiasakan diri tidur dengan posisi telentang.
Ilustrasi. Posisi tidur telentang bikin awet muda. Sumber foto : Pexels/cottonbro studio
Sehat28 Maret 2024, 14:30 WIB

Baik Untuk Penderita Hipertensi, 7 Air Rebusan Ini Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah

Berikut ini berbagai air rebusan yang dinilai bisa membantu menurunkan tekanan darah sehingga baik untuk penderita hipertensi
Ilustrasi - Baik Untuk Penderita Hipertensi, 7 Air Rebusan Ini Bisa Bantu  Turunkan Tekanan Darah (Sumber : Freepik/azerbaijan_stockers)
Food & Travel28 Maret 2024, 14:23 WIB

Manis dan Segar Banget! Intip Resep Es Kolang Kaling Cocopandan Untuk Takjil Puasa Ini

Kolang Kaling merupakan salah satu buah yang sering jadi olahan takjil puasa. Contohnya seperti resep Es Kolang Kaling Cocopandan ini.
Resep minuman manis dan segar, Es Kolang Kaling Cocopandan | Foto :  YouTube / Frisian Flag Indonesia