Kenapa Plang Cagar Budaya Eks Tahanan Hatta dan Sjahrir di Kota Sukabumi Hilang?

Kamis 23 Januari 2020, 00:29 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Siapa yang tidak tahu dengan bangunan bersejarah bekas peninggalan tokoh nasional Dr Mohammad Hatta dan Sjutan Sjahrir di Sukabumi? Bangunan berbentuk rumah yang berlokasi di Komplek Setukpa Lemdikpol (Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan Polri) Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi tersebut, akan kembali difungsikan sebagai rumah bagi perwira menengah Setukpa.

"Iya (benar). Itu kan rumah dinas Polri to, ya, disesuaikan dengan peruntukannya. Ya nanti kalau sudah ada pejabat baru/pamen baru datang," ucap Kepala Setukpa Lemdikpol Brigjen Pol Agus Suryatno kepada sukabumiupdate.com, Rabu (22/1/2020).

BACA JUGA: Pemkot Sukabumi Susun Master Plan Pengelolaan Heritage

Berkaitan dengan rumah yang dianggap sebagai bangunan heritage karena terkait kisah pengasingan Bung Hatta dan Sjahrir di Sukabumi, Agus menegaskan punya versi cerita berbeda.

"Sejarahnya ada enggak? Saya belajar sejarah nih dari SD sampai SMA tidak pernah saya tau. Saya meluruskan saja bahwa Bung Hatta di Sukabumi bukan dibuang atau diasingkan, tapi beliau itu diminta mengajar di police shcool, sekolah polisi Belanda, karena beliau lulusan dari Belanda, kemudian ditempatkan di rumah tersebut. Terkait Sjahrir, tidak ada sejarahnya juga. Jadi di Setukpa itu tidak pernah ada sejarahnya yang diasingkan ataupun sebagai tempat pembuangan siapapun, dan Setukpa juga punya museum sejarah," jelas Agus.

Plang Cagar Budaya yang sempat dipasangan dibangunan bersejarah tersebut kini sudah dicabut. | Sumber Foto: Istimewa

Dihubungi terpisah, pengamat sejarah Sukabumi Irman Musafir Sufi menuturkan, terkait keberadaan rumah peninggalan Bung Hatta dan Sjahrir, sebelumnya telah ada kesepakatan antara Setukpa, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dan Wali Kota zaman Muslikh Abdussyukur. Saat itu, Setukpa membolehkan rumah tersebut untuk dimanfaatkan dan dikosongkan, dengan syarat harus diberikan rumah pengganti untuk ditempati.

"Sesudah dilakukan inventarisir oleh BPCB dan dipugar, sayangnya Pemkot tidak memberikan rumah pengganti itu, bahkan tidak melakukan pengembangan dan pemanfaatan. Sementara statusnya juga baru terdaftar, belum ditetapkan sebagai cagar budaya. Persoalannya, banyak yang menganggap itu sudah dicagarbudayakan, padahal belum. Setukpa yang hingga kini membayar utilities seperti air, listrik, dan lain-lain, keberatan jika terus membayar sementara kunci rumah dipegang BPCB dan rumahnya tidak dimanfaatkan, sehingga tetap jadi biaya Setukpa. Otomatis Setukpa ingin mengambil kembali asetnya yang dibiarkan untuk dipergunakan," papar Irman.

BACA JUGA: Pembangunan Bioskop di Sukabumi Gusur Heritage? Apa Kata Pemkot dan Pegiat Sejarah

Irman melanjutkan, persoalan besar hari ini adalah, ternyata di Sukabumi tak ada satupun bangunan bersejarah yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, baru diinventarisir dan terdaftar. Terkait rumah peninggalan Bung Hatta, Irman mengaku pernah melakukan penelitian bersama BPCB pada tahun 2018 lalu dan menerbitkan buku tentang pembuangan Hatta dan Sjahrir di sukabumi.

"Seharusnya ini menguatkan pentingnya rumah Bung Hatta ini untuk bisa dikelola sebagai wisata heritages yang edukatif baik secara akademis maupun secara wisata. Bahkan, dapat menjadi potensi tujuan wisata dan penelitian nasional,  tentunya akan mengangkat Kota sukabumi. Tapi jika dijadikan rumah biasa, maka pengunjung dan peneliti akan susah mendapatkan akses untuk masuk, plangnya saja sekarang diminta dicopot, intinya tak bisa menjadi salah satu wisata heritages," lanjutnya.

BACA JUGA: Faham Bakal Kembangkan Potensi Wisata Heritage Pakai Perda

Irman mengungkapkan, dalam buku yang ia tulis, pembuangan Hatta dan Sjahrir di Sukabumi dijelaskan gamblang bahwa awalnya Bung Hatta akan dikirim ke Australia. Tapi, karena Jepang sudah terlanjur masuk ke Kalimantan, maka Hatta dan Sjahrir dikirim ke Sukabumi supaya dekat dengan Batavia. Saat di Sukabumi, Hatta dan Sjahrir menempati rumah di ujung komplek sekolah polisi.

"Hatta dan Sjahrir menempati rumah itu hanya 1,5 bulan, karena Jepang keburu masuk ke Sukabumi. Namun waktu singkat itu sangat penting bagi perjuangan nasional, karena di rumah itu banyak datang para pemimpin pergerakan, seperti Amir Sjarifudin, dan juga rumah dr Cipto Mangunkusumo yang berdekatan dan berada di Jalan Salabintana. Ada juga di daerah Degung, aktivis Beb Vujk. Para aktivis hadir dan juga akses ke Bandung mudah, misal bertemu Jacques de kadt. Dari situ, muncul konsep dua strategi, yaitu kooperatif dan nonkooperatif. Bahkan di Sukabumi pula Hatta menegaskan kepada pembesar Jepang bahwa dia hanya mau ikut ke Jakarta jika ada janji kemerdekaan, sehingga akhirnya dibentuk BPUPKI dan PPKI," tandas Irman.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 20:58 WIB

Terpeleset dan Jatuh ke Sungai, Warga Cidolog Sukabumi Ditemukan Tewas

Susum (47 tahun) warga Kampung Rancapalet RT 15 RW 05 Desa Cipamingkis, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi, ditemukan dalam keadaan tewas usai terpeleset dan jatuh ke Sungai Cidolog, Jumat (22/11/2024).
Warga saat mengevakuasi Susum (47 tahun) yang ditemukan tewas usai terpeselet dan jatuh ke sungai Cidolog, Sukabumi | Foto : Istimewa
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:39 WIB

Puji Penampilan Asep Japar-Andreas Di Debat Terakhir: Ojang: Mumpuni Bervisi Jelas

Juru Kampanye Tim Pemenangan Pasangan nomor urut 2, Ojang Apandi, mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran pelaksanaan debat yang diatur oleh KPU Kabupaten Sukabumi dan pihak terkait.
Asep Japar-Andreas: Kolaborasi Nyata untuk Sukabumi Maju dan Berkah! Dengan semangat kerja bersama, mereka hadir membawa komitmen nyata untuk pembangunan yang pro-rakyat. Siap mendukung? (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 20:03 WIB

Ketua KPU Sukabumi: Terima Kasih Polres Bandung

Debat Publik Pilkada Kabupaten Sukabumi antara paslon 01, Iyos Somantri - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas digelar hari ini Jumat (22/11/2024), bertempat di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung
Kasmin Belle, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi | Foto : Capture video Youtube
Jawa Barat22 November 2024, 19:14 WIB

Muhammad Jaenudin Sosialisasi Perda Perlindungan Anak di Kalaparea Sukabumi

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Muhammad Jaenudin, menggelar sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
Anggota DPRD Jabar, Muhammad Jaenudin, sosialisasikan Perda Penyelenggaraan Perlindungan Anak. di Kalaparea Sukabumi | Foto : Tim Asistensi M. Jaenudin
Bola22 November 2024, 19:00 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Borneo FC: Pangeran Biru Incar 3 Poin!

Persib Bandung vs Borneo FC akan disiarkan secara langsung melalui siaran televisi dan layanan live streaming.
Ilustrasi - Bagi kamu yang ingin menyaksikan pertandingan Liga 1 2023/2024 antara Persib Bandung vs Borneo FC berikut kami sediakan layanan live streamingnya. (Sumber : Instagram/@std.sijalakharupat/Ist)
Sukabumi22 November 2024, 18:44 WIB

Sungai Meluap, Banjir Langganan Terjang Cidolog Sukabumi

Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Jumat sore (22/11/2024), memicu aliran Sungai Cidolog meluap, mengakibatkan jalan ruas Cidolog-Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir.
Jalan Cidolog-Tegalbulued Sukabumi terendam banjir | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi22 November 2024, 18:30 WIB

Duku Tumbang Dievakuasi, Kondisi Rumah Warga Nagrak Sukabumi Usai Tertimpa Pohon

Reruntuhan pohon duku yang menimpa rumah milik Santibi di Kampung Pasir Huni RT 06 RW 01, Desa Pawenang, Kecamatan Nagrak akhirnya berhasil dievakuasi, Jumat (22/11/2024)
P2BK bersama tim gabungan mengevakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah Santibi di Nagrak Sukabumi, Jumat (22/11/2024) | Sumber foto : P2BK Nagrak
Food & Travel22 November 2024, 18:30 WIB

Berbalut Legenda Dayang Sumbi, Air Terjun Sanghyang Taraje Garut HTM Cuma Rp10 Ribu!

Curug Sanghyang Taraje Garut dikelilingi oleh hutan hijau yang sejuk dan suasana alam yang tenang.
Curug Sanghyang Taraje adalah sebuah air terjun yang terletak di Kampung Kombongan, Desa Pakenjeng, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Foto: IG/smiling.westjava
Life22 November 2024, 18:00 WIB

Amalkan Doa Imam Al-Ghazali Saat Menghadapi Masalah Hidup

Doa dari Imam Al-Ghazali ini dianjurkan diamalkan saat sedang dirundung maslaah kehidupan.
Ilustrasi - Doa ini dibaca saat sedang dirundung masalah kehidupan (Sumber : Pexels.com/@Pavel Danilyuk)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 17:49 WIB

Iyos-Zainul Janji Hilangkan Pungli Tenaga Kerja di Sukabumi

Debat kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi 2024 yang digelar di Hotel Sultan Raja, Bandung, Jumat (22/11/2024), berlangsung meriah. Pendukung dari masing-masing pasangan calon memadati area sekitar hotel
Iyos-Zaenul janji hilangkan pungli tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi (Sumber : Youtube/@kpukab.sukabumi)