SUKABUMIUPDATE.com - Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO) 1 dari 10 orang di seluruh dunia jatuh sakit setiap tahunnya karena mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. Selain itu, sebanyak 420 ribu orang meninggal karena masalah tersebut.
Fakta ini menjadi kekhawatiran para orang tua, karena mereka yang memiliki risiko besar terjangkit penyakit yang berhubungan dengan foodborne diseases, yaitu anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Makanan yang tidak aman membawa bakteri, virus, parasit berbahaya serta kandungan bahan kimia yang dapat menyebabkan 200 jenis penyakit, di antaranya adalah diare.
Pangan aman sendiri berkaitan erat dengan gizi seimbang serta kebiasaan (food safety behaviour) yang dilakukan orang tua, terutama ibu, yang paling berperan penting dalam menentukan pangan yang dikonsumsi keluarga. Menurut sebuah penelitian, ibu merupakan pengambil keputusan utama konsumen, bertanggung jawab untuk 85 persen seluruh jenis pembelian dan 93 persen pembelian bahan pangan yang dikonsumsi keluarga setiap hari. Dokter spesialis gizi klinis, Juwalita Surapsari, M. Gizi, SpGK, menjelaskan, bahwa penyediaan nutrisi dan pemilihan menu makanan setiap hari jelas tugas yang sangat menantang dan kompleks bagi ibu.
"Ibu perlu untuk lebih memperhatikan keamanan pangan untuk menghindari kontaminasi bakteri yang dapat menimbulkan penyakit bawaan pangan. Selain itu, ketelitian ibu dalam mempersiapkan bahan makanan dengan baik akan bermanfaat untuk menjaga kandungan gizi yang optimal dari makanan yang disajikan karena dapat mempengaruhi kesehatan dan masa depan mereka," papar dokter Juwalita, dalam keterangan resmi Sari Husada.
Lantas apa yang harus dilakukan ibu untuk mengoptimalkan penyediaan pangan aman untuk keluarga? Setidaknya ada tiga tahap yang perlu diperhatikan ibu dalam menjaga keamanan pangan, seperti dijelaskan dokter Juwalita berikut ini.
1. Pemilihan bahan pangan segar dan kemasan.
Pilih bahan yang segar dan sehat, perhatikan kondisi dan label pangan kemasan.
2. Penyimpanan pangan.
Perhatikan tata cara menyimpan berbagai jenis pangan (sayur, buah, daging, dan lain - lain).
3. Proses pengolahan dan penyajiannya.
Perhatikan kebersihan tangan dan alat masak untuk menghindari kontaminasi silang.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan nutrisi seimbang untuk anak yang terdiri dari makronutrien dan mikronutrien seperti karbohidrat, protein hewani dan nabati, hingga sayuran, buah-buahan, dan biji - bijian.
Sumber: Tempo