SUKABUMIUPDATE.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Rochadi Tawaf menyebutkan penjualan sapi pada Idul Adha tahun ini masih didominasi oleh sapi-sapi kelas kecil. "Permintaannya masih banyak ke sapi-sapi kecil yang beratnya 250 sampai 300 kilogram," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 2 September 2017.
Kisaran harga dari sapi-sapi itu adalah di bawah Rp 25 juta per sapi. "Jadi artinya konsumen memang daya belinya masih di angka 20-25 jutaan," ujar dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran itu. Dia berujar, sejak dulu memang sapi-sapi kecillah yang mendominasi penjualan, sedangkan sapi-sapi besar minim pembeli.
Rochadi mengatakan mayoritas sapi yang terjual pada musim Idul Adha ini adalah sapi-sapi lokal yang banyak diternakkan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, dan sebagian Kupang. Penggunaan sapi impor di hari raya umat Islam ini terhitung sedikit.
Pasalnya, kata Rochadi, sapi impor dikenai regulasi khusus, yakni harus dipotong di rumah pemotongan hewan. "Sementara, pada prosesi kurban kan inginnya di masjid," ujarnya.
Mengenai sapi lokal, Rochadi berujar, saat ini pemerintah harus menggenjot produksi guna memenuhi kebutuhan sapi nasional. Pasalnya, kata dia, saat ini suplai daging sapi tergolong rendah bila dibandingkan dengan permintaannya. "Sebanyak 250 ribu ton per tahun itu kekurangannya," ucapnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan kelahiran sapi sebanyak tiga juta ekor pada 2017. Jumlah itu sekitar dua kali lebih banyak dari jumlah kelahiran sapi pada 2016. "Program kita adalah memilih bibit unggul sehingga sapi kita ada kelahiran sebesar 1,4 juta, tahun lalu," kata dia di kantor Kementerian Pertanian, Sabtu, 2 September.
Hal itu, kata Amran, dilakukan untuk memenuhi target swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah Presiden Joko Widodo. Untuk mencapai target itu, dia memperkirakan harus memproduksi satu juta ekor sapi per tahun.
Sumber: Tempo