SUKABUMIUPDATE.com – Gula nira kelapa cair organik asal Perkebunan Dungus Teurep Minajaya, Kecamatan Surade, Kabupaten Suabumi, tembus pasar luar negeri. Namun sebelum di ekspor ke Korea dan Amerika, gula cair ini terlebih dahulu diolah di wilayah Cimaja, Palabuhanratu.
Toing warga Kampung Citaritih RT 17/12, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, yang bertugas sebagai penampung dan pengolah nira di perkebunan Dungus Teureup kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (1/4), mengatakan, dalam sehari ia bersama seorang temannya bernama Ade (40), warga Kampung Cilandak RT18/10 Desa Pasir Ipis Kecamatan Surade, mampu mengolah sekitar 600 klilogram nira cair organik.
Saat bekerja, keduanya mendapatkan pengawasan dari seorang mandor. “Pengolahan di sini cuma 50 persen. Selanjutnya dikemas dalam botol dan kemudian di kirim ke Cimaja, Palabuhanratu. Kabarnya gula nira ini akan dijadikan sebagai bahan baku campuran sirup,†ujar dia.
Hasil 600 kilogram nira itu, sebut dia, berasal dari sekitar 17 penyadap yang terdaftar di Perkebunan Dungus Teureup. Rata-rata penyadap menyetorkan nira gula kelapa sebanyak 15 kilogram. “Pengolahan ini baru berjalan tiga tahun,†tambah dia.
BACA JUGA:
Perajin Gula Merah Kelapa Ciracap Kabupaten Sukabumi Gunakan BTM Berlebihan
Sudah Tujuh Bulan Harga Gula Merah di Pajampangan Kabupaten Sukabumi Anjlok
Toing menambahkan, pihak perkebunan menerima nira kelapa dari penyadap dengan harga variatif. “Tergantung kadar gula. Kalau kadar 17 per kilogram 2.100 Rupiah. Kadar 16 perkilo dua ribu Rupiah, dan paling rendah kadar 10 dengan harga 1.200 Rupiah per kilogram. Biasanya kadar gula rendah ini terjadi saat musim hujan,†ungkap dia.
Cecep (40), seroang penyadap menyebutkan, dalam sehari mampu mengumpulkan sekitar 15 kilogram nira cari dari 60 pohon kelapa. “Saya di sini hanya menjual nira saja. Lahan dan pohon kelapanya dapat nyewa dari pihak perkebunan. Dan untuk mendapatkan nira cair sebanyak 15 kilogram ini, saya naik pohon kelapa dua kali dalam sehari. Rutinnya setiap pagi dan sore,†terang dia.
Untuk hasil maksimal, ujar dia, pohon kelapa harus terhindar dari zat kimia. Sedangkan proses pengolahan agar gula nira awet, menggunakan bahan campuran alami yang terbuat dari kapur dan tatal kayu nangka. “Untuk satu kilogram kapur bisa untuk mengawetkan nira selama dua hari,†ujarnya.
Cecep menyebutkan, kebanyakan penyadap di lahan perkebunan itu menyewa pohon kelapa. Untuk sewa per bulan penyadap wajib menyetorkan 60 kilogram nira cair kepada pemilik perkebunan. “Penyadap hanya menjual airnya saja, tidak ikut mengolah,†sebut dia.Â