SUKABUMIUPDATE.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mentargetkan 25,2 juta peserta pada 2017. Untuk meraih target itu, BPJS merekrut pensiunan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sebagai agen kepesertaan. “Mereka memiliki kompetensi yang sangat baik di bidang jaminan sosial, sehingga sangat mudah melakukan sosialisasi,†kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) V Persatuan Pensiunan Karyawan Jamsostek (PPKJ) di Surabaya, Rabu, 22 Februari 2017.
Saat ini, peserta BPJS sebanyak 22,6 juta. Agus optimistis, target tahun ini bisa dicapai. Akan halnya target nilai iuran BPJS tahun ini sebanyak Rp55 trilliun, lebih tinggi dari iuran tahun lalu sebesar Rp48 triliun. Target tahunan meningkat lantara pertambahan peserta baru dan kenaikan upah di beberapa daerah.
Rekrutmen agen dilakukan di 11 daerah. Di antaranya adalah Yogyakarta, Jember, Medan. “Kami mengajak mereka yang masih bersemangat dan masih ingin berkarya melalui Program Penggerak Jaminan Sosial Indonesia atau Perisai.
Program Perisai telah diujicoba menjelang akhir 2016. Hasilnya, kata Agus, dalam waktu kurang dari dua bulan, agen Perisai mampu mengajak lebih dari 2500 pekerja menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Agen Perisai diharapkan bisa menjangkau kelompok masyarakat yang selama ini belum tersentuh BPJS Ketenagakerjaan. “Kami membutuhkan tenaga untuk agen ini sebanyak-banyaknya.â€
BPJS Ketenagakerjaan, kata Agus, merupakan transformasi dari PT Jamsostek. “Pensiunan pegawai Jamsostek itu memiliki kedekatan dengan BPJS Ketenagakerjaan.â€
Agen Perisai mendapatkan imbalan sesuai dengan perolehan kepesertaan. Dia berharap, inisiasi dari BPJS Ketenagakerjaan dalam memberdayakan para pensiunan yang cenderung dianggap tidak produktif ini dapat ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain. “Kami melihat sisi lain, orang yang memasuki usia pensiun sebenarnya masih bisa produktif.â€
Agus mengatakan, agen Perisai mendapatkan kompensasi dalam bentuk fee sesuai dengan perolehan kepesertaan yang didapat. Dia berharap, inisiasi dari BPJS Ketenagakerjaan dalam memberdayakan para pensiunan yang cenderung dianggap tidak produktif ini dapat ditiru oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. “Kami melihat sisi lain, bahwa orang yang memasuki usia pensiun sebenarnya masih bisa diajak produktif.â€
Sumber: Tempo