Hari Korupsi: Sepi tanpa Peduli

Sabtu 24 Februari 2018, 16:47 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Jumat (9/12) kemarin adalah Hari Antikorupsi Internasional (HAKI). Di Filipina, HAKI diperingati meriah. Bahkan istana ikut memperingatinya. Begitu pula di Singapura. Masyarakat antusias memperingatinya.

Di Indonesia? Hanya KPK yang antusias memperingatinya. Dua lembaga terpenting, DPR dan Istana, tampaknya diam-diam saja. Seperti tak peduli. Di kementerian, hanya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang antusias memperingatinya HAKI. Menteri Sri Pudjiastuti di depan undangan, antara lain Ketua KPK Laode Muhammad Syarief, seakan mendapat panggung untuk memberikan alasan, kenapa ia tega membakar kapal-kapal ikan yang ketahuan mencuri ikan di laut Indonesia.

Selama 30 menit, Menteri Susi berbicara dengan semangat tentang sikapnya yang nonkompromi terhadap koruptor. Susi menyampaikan, kebijakannya dalam penenggelaman kapal bukan karena kemauannya, tapi amanat dalam Undang-Undang yang harus dijalankan demi terciptanya masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera.

"Apa yang saya lakukan ketika tenggelamkan kapal itu bukan Susi idea, bukan President idea. Itu ada dalam Undang-undang kita. We execute ini karena itu satu-satunya jalan untuk memutus mata rantai yang selama ini membokong tangan kita di belakang," tegas Susi di Gedung Mina Bahari III KKP, Jakarta, kemarin. Susi mengaku selama menjadi menteri KKP, ia berhasil menyelamatkan uang negara sebanyak Rp 8.0 Trilyun.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa  khawatir dengan tindak korupsi yang terjadi di level pemerintah pusat dan daerah. Ini bisa menghambat kelancaran pengelolaan keuangan negara

"Kami laporkan sampai saat ini ada 343 kasus pemerintah daerah yang berhubungan dengan korupsi baik di kejaksaan, kepolisian, maupun di BPK. Ini tentu harus membuat kita semua khawatir, kepada kualitas pelaksanaannya," kata Sri Mulyani di Istana Bogor, Rabu (6/12/2017). Sri Mulyani adalah menteri yang terkenal dengan sikapnya yang galak dalam memerangi antikorpsi.

Di tahun 2012, Era SBY, HAKI diperingati di Istana Negara. Meski zaman itu korupsi tak berhenti, setidaknya Istana mengapresiasi terhadap hari antikorupsi. Presiden SBY saat itu berkali-kali menyatakan, dirinya yang akan mengawal langsung setiap tindakan pemberantasan korupsi.

HAKI kemarin di Istana Negara sepi. Tak ada kemeriahan memperingati hari amat penting tersebut. Apakah ini sebuah simbol bahwa Kabinet Kerja tak menyukai HAKI? Jika benar, berarti ada something wrong di tubuh Kabinet Kerja itu.

Betul bahwa Presiden Joko Widodo secara pribadi adalah orang yang bersih dari korupsi.Tapi lenyapkan pikiran seperti itu. Jokowi jangan dilihat secara pribadi, tapi lihatlah secara institusi. Jokowi adalah “simbol negara” Indonesia yang berpenduduk 275 juta jiwa.

Tidak cukup Jokowi menampilkan dirinya sebagai pribadi yang bersih. Ini karena Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia. Presiden adalah institusi tertinggi di negeri ini, yang menentukan merah hijaunya perjalanan negara.

Dari posisi inilah, kita melihat antusiasme negara dalam memberantas korupsi. Meski di era SBY korupsi marak --  bahkan kader Partai Demokrat banyak yang terlibat – SBY secara institusioanal adalah penggerak antikorupsi. Itulah sebabnya, SBY selalu memprakarsai peringatan HAKI di Istana Negara.

Publik niscaya kecewa, kenapa HAKI tidak diperingati di Istana Negara kemarin. Kalau HAKI tidak diperingati di Senayan, publik sudah tahu penyebabnya. DPR adalah lembaga yang amat memalukan karena ketuanya sendiri terlibat kasus megakorupsi KTP elektronik. Lebih tragis lagi, si koruptor KTP El itu, kerap melarikan diri dari propses hukum.

Hanya karena “kasus kecelakaan” di mana ia tak mampu menghindar dari kejaran KPK, ketua DPR itu akhirnya menyerah kepada proses hukum. Tindakan ketua DPR tersebut adalah teladan buruk bagi generasi muda Indonesia. Barangkali itu pula penyebabnya, kenapa Senayan tidak memperingati hari antikorupsi.

Siapa pun tahu, betapa sulitnya mengatasi korupsi di Indonesia. Lembaga antikorupsi KPK yang dibentuk negara, jalannya terseok-seok. Banyak sekali orang, kelompok orang,  bahkan institusi hukum di republik ini, yang terus menerus merongrong keberadaan KPK. Bahkan DPR yang notabene institusi yang menyuarakan kehendak rakyat, ikut aktif merongrong keberadaan KPK.

Jika sudah  demikian, what’s wrong dengan negeri ini? Bagaimana nasib Indonesia ke depan? Tak ada jalan lain. Rakyat seluruh Indonesia, harus ikut aktif memberantas korupsi. Hukum adat atau budaya anti korupsi di tingkat lokal seperti kampung dan desa-desa,  perlu dihidupkan kembali. Untuk mempersempit peluang munculnya korupsi.  Hukum acara perdata dan pidana yang ada selama ini tampaknya belum menakutkan koruptor. Tapi jika hukum adat dan lembaga adat ikut aktif mencegah, mengawasi, dan menghukum para koruptor, niscaya mereka takut.

Di Bali, misalnya, para koruptor sudah dihukum secara adat. Mereka dikeluarkan dari Banjar. Bagi masyarakat Bali, bila orang dikeluarkan dari Banjar, maka ia seperti sampah. Menjadi sampah masyarakat adalah sangat memalukan.

Ternyata, cara masyarakat Bali menghukum koruptor tersebut efektif. Dampaknya, Pemda Bali termasuk pemerintahan daerah yang sedikit, bahkan nyaris nol, tingkat korupsinya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat28 Maret 2024, 18:42 WIB

6 Penyebab Berat Badan Naik Meski Sedang Berpuasa, Ini Pemicunya

Terdapat beberapa sebab yang memicu berat badan jadi naik meski sedang mnejalani puasa Ramadhan. Penting diantisipasi agar tidak makin buncit
Penyebab berat badan naik saat puasa | Foto : Pexels/ SHVETS production
Sehat28 Maret 2024, 18:30 WIB

Gejala Asam Lambung Naik: Sensasi Rasa Terbakar dari Dada Hingga Tenggorokan

Refluks asam lambung sesekali sering terjadi, namun jika Anda sering mengalaminya, Anda mungkin menderita kondisi yang lebih serius yang disebut penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Ilustrasi - Refluks asam umumnya terasa seperti sensasi terbakar di bagian tengah dada.(Sumber : Freepik.com/@Lifestylememory)
Life28 Maret 2024, 18:00 WIB

Doa Puasa Ramadan Hari ke-17 dan 18, Jangan Lupa Diamalkan!

Berikut ini doa yang bisa diamalkan di bulan Ramadan hari ke 17 dan 18
Ilustrasi - Doa Puasa Ramadan Hari ke-17 dan 18, Jangan Lupa Diamalkan! (Sumber : Freepik.com/@Sketchepedia)
DPRD Kab. Sukabumi28 Maret 2024, 17:55 WIB

Harapan DPRD Sukabumi Kepada Kades yang Kini Memiliki Masa Jabatan 8 Tahun

Revisi UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa disahkan pada rapat paripurna DPR RI, Kamis (28/3/2024). Salah satu perubahan signifikan adalah masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun dan bisa 2 kali masa jabatan.
Yudi Suryadikrama, Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto : Jejak Wakil Rakyat
Sehat28 Maret 2024, 17:30 WIB

Cara Mudah Menghilangkan Asam Lambung: 4 Hal Ini Dapat Menolong Anda

Beberapa langkah ini dapat membantu Anda menghilangan asam lambung secara mudah.
Ilustrasi - Beberapa langkah ini dapat membantu Anda menghilangan asam lambung secara mudah. (Sumber : Freepik.com)
Gadget28 Maret 2024, 17:10 WIB

Waspada, 6 Tanda HP Anda Telah Diretas Orang Lain, Berikut Ciri-cirinya!

Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa HP anda sudah diretas oleh orang lain. Karenanya penting untuk diperhatikan
Ilustrasi. Mengetahui HP diretas orang lain. (Sumber foto : Pexels/PhotoMIX Company)
Life28 Maret 2024, 17:04 WIB

6 Cara Ampuh Mencegah Ular Masuk Rumah, Yuk Terapkan Sekarang Juga!

Mencegah ular masuk ke dalam rumah keharusan yang harus dilakukan untuk antisipasi lebih awal. Maka penting diketahui setiap pemilik rumah.
Ilustrasi. Cara mencegah ular masuk ke dalam rumah. (Sumber foto : Pexels/Pixabay)
Musik28 Maret 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Dygta feat Kamasean Tapi Tahukah Kamu, Betapa Ku Mencintai Dirimu?

Viral di TikTok jadi Lagu Galau, Inilah Lirik Lagu Dygta feat Kamasean: Tapi Tahukah Kamu, Betapa Ku Mencintai Dirimu?
Video Klip Lagu Dygta feat Kamasean Tapi Tahukah Kamu, Betapa Ku Mencintai Dirimu? (Sumber : YouTube/HaloEntertainmentIndonesia (HEI))
Nasional28 Maret 2024, 16:42 WIB

UU DKJ Disahkan: Pilgub Jakarta Dipilih Langsug, Bagaimana Wacana Sukabumi Masuk Aglomerasi?

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia atau DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi undang-undang.
Monas, salah satu ikon DKI Jakarta | Foto : Ist
Sehat28 Maret 2024, 16:30 WIB

Mencegah Asam Lambung Naik: 7 Kebiasaan Ini Harus Anda Lakukan Jika Ingin Sembuh

Ada beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk mengobati asam lambung naik.
Ilustrasi - Ada beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan untuk mengobati asam lambung naik. (Sumber : Freepik.com/jcomp)