Oleh: [email protected] (netizen)
Pejuang kaum miskin itu sudah berpulang ke rahmatullah. Jumat pagi penulis mendapat kabar abah Tatan meninggal dunia di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi, sekira pukul 08.30 WIB.
Ya, dua tahun terakhir, pria dengan nama lengkap Tatan Kustandi ini memang berjuang mengalahkan keluhan jantungnya, bolak balik rumah sakit. Lebih sepekan silam, ia bahkan kehilangan satu jari tengah karena harus diamputasi akibat luka yang sulit sembuh.
Kota Sukabumi kembali kehilangan putra terbaiknya. Dibalik jabatan sebagai anggota DPRD Kota Sukabumi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Tatan adalah teman dan sahabat bagi banyak orang, terutama rakyat yang selama ini dibelanya.
Pria ini memang berangkat menjadi pejabat dengan latar belakang "jalanan", sehingga kata merakyat tidak sulit baginya untuk dilakukan. Tatan juga banyak teman karena malang melintang di sejumlah organisasi kepemudaan dan masyarakat sebelum berlabuh ke FRMB.
Perjalanan Tatan menjadi seperti saat ini tak bisa dilepaskan dari gerakan aksi yang bernama Forum Rakyat Miskin Bersatu (FRMB). Kekinian FRMB dikukuhkan Tatan menjadi sebuah organisasi kemasyarakatan dengan SK dari Kemenkumham.
FRMB inilah yang banyak mengubah Tatan, dari jagoan jalanan menjadi pembela rakyat tertindas melalui manajemen aksi unjuk rasa. Menggebrak kantor kantor pemerintahan, menuntut keadilan atas nasib rakyat yang tertindas oleh birokrasi.
Sejak awal beraksi di tahun 2005, FRMB terus membesar. Menjadi gelombang tuntutan rakyat yang memiliki daya tekan kuat kepada pemerintah daerah, khususnya di Kota Sukabumi. FRMB dalam setiap aksi unjuk rasa, selalu membawa massa yang jumlahnya cukup banyak untuk ukuran demonstrasi (non buruh) di Sukabumi saat itu.
Saat FRMB turun ke jalan, Tatan selalu dikawal massa dari semua golongan. Tua, muda, laki-laki, perempuan bahkan anak anak, semua sama berteriak atas nama FRMB menuntut ketidakadilan pemerintah.
Tak hanya massa yang besar, gaung setiap aksi FRMB pun cukup kuat. Demonstrasi FRMB selalu mendapat perhatian dari media massa baik lokal maupun nasional, sehingga eksistensinya makin menebal.
Ia selalu berada di barisan paling depan pada setiap aksi. Dengan gaya khas, pangsi serba hitam, topi caping merah atau memakai iket sunda, Tatan cepat populer sebagai penyambung lidah rakyat lewat aksi unjuk rasa di Sukabumi.
Ragam tuntutan disuarakan dari jalanan, mulai dari urusan rakyat yang tidak mampu berobat ke rumah sakit, rakyat yang tidak bisa sekolah, rakyat yang tidak bisa makan karena miskin dan lainnya. Salah satu yang cukup fenomenal saat itu adalah aksi mengirimkan keranda mayat ke RSUD R Syamsudin sebagai bentuk kekecewaan rakyat atas pelayanan kesehatan.
Sebagai parlemen jalanan, FRMB cukup terbuka dalam menjalin hubungan dengan elemen pergerakan lainnya di Sukabumi. Mulai dari mahasiswa hingga ormas lainnya, sehingga FRMB dan Tatan makin punya banyak teman pergerakan. Sering kali bergerak bersama, baik FRMB, mahasiswa maupun elemen pergerakan lainnya.
Hubungannya dengan kalangan aktivis muda dan mahasiswa di Sukabumi cukup dekat. Tatan yang tak cakap berorasi atau beretorika, sering kali meminta dukungan aktivis kampus untuk menjadi orator dalam setiap aksi FRMB, bahkan penulis pun pernah menjadi orator saat aksi di Kantor Dinas Pendidikan Kota Sukabumi.
Singkat cerita berbekal popularitas sebagai pejuang rakyat miskin, Tatan menjemput takdir menjadi wakil rakyat Kota Sukabumi dari PDIP, bahkan hingga tiga periode dari 2009 hingga 2024 mendatang. "biar gepeng asal banteng," slogan yang selalu diucapkan Tatan tentang PDIP.
FRMB dan Tatan memang bertakdir, karena FRMB sendiri awalnya digagas oleh sejumlah Jurnalis di Sukabumi menyikapi isu nasional di tahun 2005, yaitu ganyang malaysia. Aksi ini menjalar di berbargai daerah di Indonesia, gegara perebutan Pulau Ambalat antara RI dan Malaysia.
Jurnalis yang kebanyakan kontributor media nasional khususnya TV kemudian membujuk Tatan untuk menggelar aksi serupa di Sukabumi. Tatan menyanggupi hal tersebut karena memang punya banyak teman.
Disepakatilah Tatan menyiapkan massa dan jurnalis menyiapkan atribut demo. Mulai surat izin aksi, pernyataan sikap, ragam spanduk dan karton tuntutan aksi, termasuk mengumpulkan uang untuk logistik makan dan minum para peserta aksi.
Saat harus menyiapkan surat pemberitahuan aksi yang akan dikirim ke Polres Sukabumi Kota. Sejumlah jurnalis termasuk penulis sempat bingung menentukan nama dari penyelenggara aksi.
Akhirnya disepakati aksi ganyang malaysia akan dilakukan oleh Forum Rakyat Miskin Bersatu (FRMB) Sukabumi. Alamatnya menggunakan domisili Tatan di jalan Sukakarya Warudoyong Kota Sukabumi.
Besoknya aksi berlangsung di DPRD Kota Sukabumi dengan damai dan ramai. Diliput banyak media nasional melalui kontributornya di Sukabumi.
FRMB dibuat oleh jurnalis di Sukabumi dan Tatan saat itu hanya untuk kepentingan aksi ganyang malaysia. Tidak pernah terpikirkan, FRMB akan menjadi gerakan aksi yang besar di Sukabumi.
Setelah ganyang malaysia "sukses", ternyata Tatan melanjutkan aksi-aksi lainnya dengan nama FRMB. FRMB makin sering berunjuk rasa, baik menyikapi isu lokal maupun nasional, tentu dengan "dukungan" skenario aksi dari para jurnalis.
Dukungan ini berupa manajemen aksi seperti apa yang harus disiapkan dan ditampilkan dalam unjuk rasa, agar bisa menarik perhatian redaksi media-media lokal dan nasional. FRMB pun jadi rutin wara-wiri di pemberitaan media massa saat itu.
FRMB dan Tatan makin tak terpisahkan. Gerakan yang awalnya berorientasi komoditas pemberitaan media massa, jadi FRMB yang konsisten berjuang di jalanan untuk membela rakyat.
Seiring waktu, saat Tatan menjadi wakil rakyat, FRMB kian jarang beraksi. Salah satu alasannya karena aspirasi disampaikan dan diperjuangkan langsung oleh Tatan sebagai wakil rakyat lewat jalur legislatif.
Walaupun dalam beberapa kesempatan FRMB tetap beraksi dan Tatan sebagai wakil rakyat tetap memimpin aksi tersebut, salah satunya ke BPJS Kesehatan. Selamat jalan Abah Tatan! Kota Sukabumi masih membutuhkan perjuangan jalanan ala FRMB di masa mendatang.
Fitriansyah, penulis adalah salah satu jurnalis di Sukabumi