Oleh: Dr Daryono | Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami
Kecemasan dan kepanikan publik yang sering muncul akibat adanya informasi potensi gempa megathrust tampaknya terjadi karena adanya kesalahpahaman saja.
Para ahli dalam menciptakan model potensi bencana sebenarnya ditujukan untuk acuan upaya mitigasi. Tetapi sebagian masyarakat memahaminya kurang tepat, seolah bencana akan terjadi dalam waktu dekat.
Ini masalah sains komunikasi yang masih terus saja terjadi, karena hingga saat ini masih ada gap atau jurang pemisah antara kalangan para ahli dengan konsep ilmiahnya dan masyarakat yang memiliki latar belakang dan tingkat pengetahuan yang sangat beragam.
Kasus semacam ini tampaknya masih akan terus berulang, dan pastinya harus kita perbaiki dan akhiri.
Kita akui, bahwa kepanikan masyarakat akibat informasi potensi gempa megathrust sudah sering kali terjadi, dan terus berulang sejak pasca peristiwa tsunami Aceh 2004. Gaduh akibat potensi gempa megathrust dan tsunaminya selalu muncul, setiap para ahli mengemukaan pandangan mengenai potensi gempa dan tsunami.
Untuk mengakhirinya, kami berharap masyarakat terus meningkatkan literasi, selanjutnya tidak mudah "kagetan" setiap ada informasi potensi bencana. Masyarakat juga jangan mudah terpancing dengan judul berita dari media yang dengan bombastis memberitakan potensi bencana.
Terkadang ada media yang menyajikan berita yang tidak utuh dalam mengutip narasumber. Sehingga muncul berita sepotong-sepotong yang akhirnya menimbulkan salah persepsi ditengah-tengah masyarakat.
Mari bersama kita akhiri kepanikan ini dan kini saatnya bersama-sama menata mitigasi.