Benarkah Bila Omnibus Law Cipta Kerja Disahkan Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi?

Kamis 07 Mei 2020, 05:40 WIB

Oleh: Shella Fujiawati

(Mahasiswi Prodi Manajemen Universitas Nusa Putra Sukabumi)

Dalam beberapa waktu terakhir, rencana Omnibus Law nyatanya masih dibahas oleh DPR ditengah Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini. Familiarnya istilah Omnibus law sendiri berawal pada bulan Oktober 2019 lalu, ketika Presiden Joko Widodo menyampaikan sebuah pidato pelantikan presidennya.

Adapun RUU Omnibus Law ini diantaranya ada UU Cipta Lapangan Kerja, UU Pemberdayaan UMKM dan UU Perpajakan yang kemudian RUU tersebut seharusnya ditargetkan pada bulan Januari 2020 lalu.

Sejak munculnya rencana Omnibus Law ini sebenarnya telah menuai banyak masalah yang memicu timbulnya perdebatan. Dari rencana tersebut khusus RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja inilah yang tengah menuai banyak polemik pada tingkat nasional.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut isi omnibus law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja, khususnya dalam bab ketenagakerjaan jelas-jelas merugikan pekerja. "Memperdalam eksploitasinya (pekerja). Isinya jelas-jelas merugikan," kata Penelitian Pusat Peneliti Politik LIPI Fathimah Fildzah Izzati beberapa waktu lalu.

RUU Cipta Kerja juga disebut merugikan dikarena secara eksplisit menunjukkan liberalisasi ekonomi,disebabkan adanya deregulasi yang mengurangi hak-hak dasar para buruh. Misalnya yaitu adanya penghilangan upah lembur pada sektor-sektor tertentu serta penghilangan pembayaran upah disaat cuti bagi para pegawai wanita, seperti yang sedang menstruasi, hamil, melahirkan, serta beribadah.

Maka pada akhirnya hal tersebut akan menjadi sebuah masalah yang kemudian dijadikan dalih oleh para pengusaha untuk menghilangkan kewajiban membayar utang lembur. Selain itu membahayakan kesehatan buruh perempuan karena saat perempuan mengalami haid tubuhnya berada dalam keadaan rentan.

Ada hal lain yakni, para Pekerja kantoran terlihat 'cuek' dalam menyikapi RUU Cipta Kerja. Alasannya karena ada yang menganggap RUU itu hanya berdampak ke buruh manufaktur, lalu karena tak ada wadah untuk bersuara, dan memang karena ada yang tidak peduli.

RUU Omnibus Law Cipta Kerja memunculkan penolakan yang berujung aksi demonstrasi di kalangan kelompok pekerja 'kerah biru' atau yang bekerja di sektor manufaktur. Di sisi lain, belum terlihat ada reaksi dari pekerja kerah putih atau kantoran, yaitu pekerja terdidik.

Padahal, jika RUU itu disahkan, semua jenis dan kelas pekerjaan akan terdampak langsung. Di sisi lain Pengamat dari Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengatakan, RUU Omnibus Law Cipta Kerja harus dilihat dampaknya secara jernih. Dia menilai RUU itu memiliki banyak dampak positif bagi perekonomian Indonesia.

Akan tetapi, dibalik banyaknya polemik tersebut benarkah jika rencana tersebut terealisasikan akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia? Dari data yang ada 7,05 juta pengangguran, 2,24 juta angkatan kerja baru, 8,14 juta setengah penganggur, serta ada 28,41 juta orang bekerja paruh waktu. Maka dari itu ada sekitar 45,84 juta atau 34,4 persen angkatan kerja yang bekerja tidak penuh.

Dengan Tingginya Kondisi angkatan kerja yang tidak atau belum bekerja maupun tidak penuh itulah yang tengah menjadi pertimbangan. Dengan perubahan ekonomi global yang sangat cepat pada saat ini maka perlu sekali dibutuhkannya regulasi, sebagai solusi RUU Cipta Lapangan Kerja inilah yang diharapkan akan menjadi solusi permasalahan tersebut.

Dimana perubahan struktur ekonomi diharapkan akan meningkat pada angka diatas 5,7 persen. RUU Cipta Lapangan Kerja sendiri terdiri dari 15 Bab dan 174 Pasal. Lalu, RUU ini pun mempertimbangkan kondisi perlambatan ekonomi global dan juga kondisi ketidakpastian.

Dimana dengan adanya perang dagang, ketegangan di Timur Tengah hingga Pandemi Covid-19 yang sedang menyerang Indonesia dan juga dunia ini sangat berpengaruh terhadap ekonomi dunia juga ekonomi Indonesia.

Meskipun begitu, RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja ini dirancang untuk menciptakan lapangan pekerja yang luas serta merata di Indonesia, yakni salah satnya dengan cara mendorong investasi melalui penyederhanaan dan juga penyelarasan regulasi perizinan.

Pakar Ekonomi, Surya Vandiantara juga menyebutkan bahwa Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dapat membuka peluang investasi. Menurutnya investasi tersebut diperlukan untuk meningkatkam pertumbuhan ekonomi sebuah Negara.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sehat19 April 2024, 13:30 WIB

Segini Kisaran Kadar Gula Darah Normal Pada Lansia 50 Tahun ke Atas Setelah Makan

Gula darah tinggi menjadi lebih mungkin terjadi seiring bertambahnya usia.
Ilustrasi - Gula darah tinggi menjadi lebih mungkin terjadi seiring bertambahnya usia. (Sumber : Freepik/Lifestylememory)
Life19 April 2024, 13:00 WIB

6 Cara Menghilangkan Sifat Iri Dengki Dalam Diri Agar Hidup Tenang dan Damai

Menghilangkan sifat iri dan dengki memang harus dalam hidup. Sebab hal demikian untuk hidup lebih tenang dan damai.
Ilustrasi. Cara menghilangkan sifat iri dengki. Sumber Foto : Pexels/Liza Summer
Sehat19 April 2024, 12:30 WIB

7 Kategori Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat

Berikut Daftar Kategori Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat. Sobat Sehat Wajib Tahu!
Ilustrasi. Serangan Asam Urat. Ketahui Apa Saja Kategori Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Penderita Asam Urat. | Foto: Freepik
Sukabumi19 April 2024, 12:00 WIB

Siswi SMAN 1 Cisaat Meninggal saat Seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi

Awalnya Lima menerima informasi bahwa siswi SMA Negeri 1 Cisaat ini pingsan.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat berinisial K saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Bola19 April 2024, 12:00 WIB

Bek Kiri Andalan Persib Ini Harus Absen Saat Pangeran Biru Jamu Persebaya

Persib Bandung harus rela kehilangan Rezaldi Hehanusa saat mereka menjamu Persebaya di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu besok.
Persib Bandung harus rela kehilangan Rezaldi Hehanusa saat mereka menjamu Persebaya di Stadion Si Jalak Harupat, Sabtu besok. (Sumber : Persib.co.id)
Sehat19 April 2024, 11:45 WIB

7 Cara Ampuh Turunkan Obesitas, Salah Satunya Olahraga

Obesitas biasanya terjadi akibat ketidakseimbangan antara asupan kalori yang dikonsumsi dan jumlah kalori yang dibakar melalui aktivitas fisik.
Ilustrasi. Orang yang obesitas. Sumber : pixabay/Bru-No
Sukabumi19 April 2024, 11:35 WIB

Perut Membengkak, Janda Asal Ciracap Sukabumi Butuh Bantuan untuk Berobat

Rosmawati mengalami sakit sudah tujuh bulan dengan kondisi perut membengkak.
Rosmawati (57 tahun) di rumahnya di Kampung Batunamprak RT 03/09 Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Istimewa
Life19 April 2024, 11:30 WIB

Hati-Hati! 7 Hal Sederhana Ini Ternyata Bisa Menurunkan Kecerdasan

Tes IQ sering digunakan untuk mengevaluasi kemampuan mental dan potensi kognitif seseorang, serta digunakan dalam proses seleksi pendidikan, pekerjaan, dan kebutuhan medis lainnya.
Ilustrasi. Kecerdasan. Sumber : pixabay/sebaie-1992
Sehat19 April 2024, 11:00 WIB

5 Manfaat Lidah Buaya untuk Kesehatan, Bisa Melembabkan Kulit

Lidah buaya memiliki sejarah penggunaan yang panjang dalam berbagai budaya sebagai bahan alami untuk perawatan kulit, rambut, dan peradangan.
Ilustrasi. Lidah buaya. Sumber : pixabay/Aluegreen
Opini19 April 2024, 10:58 WIB

Puasa Syawal, Amalan Setelah Ramadan yang Hampir Terlewatkan

Saat ini kita sedang berada di bulan Syawal, bulan di mana Allah memberikan limpahan pahala pada aktivitas tertentu.
Ilustrasi. |  Foto: Pixabay