May Day 2020, Negara Tidak Boleh Abai Terhadap Nasib Buruh

Jumat 01 Mei 2020, 07:40 WIB

Oleh: Mochamad Popon

(Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia - PP FSP TSK SPSI)

Peringatan May Day 2020 tidak seperti biasanya, jauh dari hingar bingar dan teriakan semangat tuntutan perubahan. Tahun ini berlangsung sepi dan sunyi bahkan sangat mengerikan.

Sepi, karena tanpa perayaan dan aksi jalanan sebagaimana menjadi ritual rutin pada tahun-tahun sebelumnya. Mengerikan, karena buruh bukan hanya dibayangi ancaman penularan wabah Covid-19 yang menakutkan, tapi juga dihadapkan pada ancaman di rumahkan, di PHK, kehilangan pekerjaan dan tidak ada kepastian masa depan.

Pandemi Covid-19 telah meruntuhkan keangkuhan para negara adi daya, menghancurkan tatanan ekonomi, sosial, politik dan budaya masyarakat bangsa2 di dunia.  Tapi dari serentet kerugian dan kehancuran akibat pandemik covid-19, BURUH LAH PIHAK YANG PALING DIKORBANKAN.

Pandemik Covid-19 seolah menjadi aji mumpung bagi sebagian pengusaha untuk menghindar dari kewajiban untuk membayar upah dan hak nornatif lainnya kepada buruh (walaupun ada juga pengusaha yang benar-benar mengalami kesulitan).

PHK, di rumahkan, diputus kontrak, THR dicicil dan ditunda seolah menjadi bahasa harian yang dikeluarkan tanpa beban oleh pengusaha. Alasan pengusaha sederhana dan masuk akal kalau hanya ditelan tanpa dipertimbangkan lebih matang. Ya, alasannya rugi, perusahaan sulit, order sudah tidak ada dan sebagainya. Mungkin ada benarnya juga kalau pengusaha bicaranya hari-hari terakhir ini.

Tapi, masalahnya Covid-19 baru mewabah di Indonesia dua atau tiga bulan terakhir. Lalu, untung mereka selama bertahun-tahun, bahkan puluhan dan belasan tahun kemana? Kok pengusaha teriak baru sekarang, gak bayar ini dan itu, minta keringanan ini dan itu sama buruh.

Lalu saat untung pengusaha kemana saja? Kok gak pernah bilang untung  sama buruh, dan mintanya upah murah terus. Jelas ini ketidak-adilan bagi buruh. Saat perusahaan untung buruh tidak pernah "di bagi" untungnya oleh pengusaha, bahkan saat buruh minta kenaikan upah lebih saja perusahaan selalu bilangnya rugi dan rugi. Tapi di saat bener-benar rugi dan susah dikit pengusaha langsung teriak dan melakukan sesukanya untuk mempreteli hak-hak normatif buruh.

Tragisnya lagi, seolah rengekan dan kepura-puraan pengusaha tersebut di tanggapi dan dalam petik mendapat dukungan dari pemerintah.

Coba aja lihat, Menteri Tenaga Kerja RI langsung membolehkan THR dicicil dan ditunda, banyak buruh dirumahkan dan di PHK tanpa dibayar upahnya dan pemerintah hanya terdiam tanpa memberikan perlindungan sedikitpun kepada buruh.

Buruh jadi korban, disaat kelas sosial atau kelompok masyarakat lain disaat pandemi Covid-19 ini mendapat bantuan sosial, buruh malah tidak dapat dan dibiarkan tanpa perlindungan. Dibiarkan menerjang maut bekerja tanpa perlindungan walaupun ditengah ancaman pandemik Covid-19.

Disaat pemerintah berteriak social distancing dan phsycal distancing, buruh justru dibiarkan masuk dalam kerumunan dan ancaman penularan. Disaat buruh dirumahkan dan di PHK dengan ketidakjelasan dan tidak bayar upah dan hak lainnya, pemerintah datang dengan MENG-IMING-IMING KARTU PRA KERJA YANG KEDENGARANNYA HEBAT DAN SEOLAH MEMBANTU MEREKA YANG KEHILANGAN PEKERJAAN.

Tapi faktanya buruh tetap saja hanya jadi komoditas, karena kartu pra kerja yg digembar-gemborkan itu tidak lebih dari sederet proses rumit dan anggaran triliunan rupiah yang dialokasikan itu hanya bancakan para cukong dan para pemain besar start up dengan dalih pelatihan, pelatihan.

Ke depan semua stakeholders buruh harus mulai memikirkan protokol perlindungan upah bagi buruh disaat terjadi bencana dan pandemi wabah seperti yang terjadi seperti saat ini. Ketidakadilan struktural, sosial dan global harus segera dihentikan.

Negara tidak boleh abai terhadap rakyat sendiri sementara meninabobokan investor asing yang setiap saat datang disaat kondisi menguntungkan dan pergi disaat kondisi tidak menguntungkan, dan rakyatlah yang selalu dikorbankan.

Selamat Hari Buruh

Semoga Asa itu masih ada.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Nasional19 April 2024, 03:16 WIB

Diduga Merayu Anggota PPLN, Ketua KPU RI Dilaporkan ke DKPP dengan Tuduhan Asusila

Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia (LKBH FHUI) dan LBH APIK melaporkan Ketua KPU Hayim Asy'ari ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari | Foto : Youtube KPU
Internasional19 April 2024, 02:43 WIB

28 Karyawan Dipecat, Buntut Protes Kontrak Kerja Google dengan Militer Israel

Google memecat sejumlah karyawan setelah diketahui melakukan protes terhadap kondisi tenaga kerja dan kontrak perusahaan dengan militer Israel.
Kantor Google di San Francisco | Foto : Ist
Internasional19 April 2024, 02:02 WIB

Bencana Banjir Melanda Dubai, Ilmuan Peringatkan Hal Ini

Bencana alam berupa banjir melanda Dubai, Uni Emirat Arab, pada hari Selasa (16/4/2024), setelah hujan deras mengguyur negara tersebut.
Bencana Banjir Melanda Dubai | Foto : Capture video youtube HAG Weather
Keuangan19 April 2024, 01:29 WIB

6 Tanda Kamu Lebih Cocok Jadi Pebisnis Ketimbang Karyawan, Ini Buktinya

Sesungguhnya ada beberapa tanda yang menjadi petunjuk orang lebih cocok jadi pebisnis daripada karyawan
Tanda orang lebih cocok jadi pebisnis  | Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Inspirasi19 April 2024, 01:19 WIB

5 Tipe Overthinking yang Sering Dialami Banyak Orang, Kamu Termasuk yang Mana?

Overthingking sejatinya dibagi ke dalam beberapa tipe yang mungkin jarang diketahui banyak orang. Mari simak penjelasan berikut
Tipe orang overthingking | Foto : Pexels/Andrea Piacquadio
Sukabumi19 April 2024, 00:53 WIB

Warga Keluhkan Sampah Dekat Terminal Sagaranten Sukabumi, Tidak Ada TPS Meski Iuran

Sejumlah pedagang dan warga mengeluhkan pengolahan sampah di sekitar Terminal Sagaranten Kabupaten Sukabumi
Warga Sagaranten sedang membersihkan sampah yang menumpuk | Foto : Ragil Gilang
Sukabumi19 April 2024, 00:03 WIB

ASN di Sukabumi Balik Tuduh Istrinya yang Lakukan KDRT, Akan Dilaporkan Jika Tak Minta Maaf

ASN di Sukabumi membantah tuduhan KDRT. Ia menyebut informasi yang disampaikan oleh istrinya melalui kuasa hukumnya merupakan kebohongan, tidak sesuai fakta, dan terlalu dilebih-lebihkan.
Huasa hukum BCA, Muhammad Adad Maulana saat menunjukan bukti KDRT yang dilakukan oleh DM kepada BCA | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi18 April 2024, 23:16 WIB

Pelajar dan Forkopimcam Cisolok Bersihkan Pantai Karang Hawu Pasca Libur Lebaran 2024

Usai cuti libur lebaran 2024, Forkopincam Cisolok bersama para pelajar SMP Cisolok melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Karang Hawu, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (18/4/2024).
Forkopincam Cisolok bersama para pelajar SMP Cisolok melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pantai Karang Hawu, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis (18/4/2024) | Foto : Ilyas Supendi
DPRD Kab. Sukabumi18 April 2024, 22:56 WIB

Anggota DPRD Beri Apresiasi Libur Lebaran 2024 di Sukabumi Nihil Korban Jiwa

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada tim gabungan atas keberhasilan mereka dalam meningkatkan keamanan di objek wisata selama libur Lebaran 2024.
Badri Suhendi, Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Bola18 April 2024, 22:54 WIB

Hasil Piala Asia U-23 2024: Timnas Indonesia Bungkam Australia 1-0

Gol Komang Teguh membawa Timnas Indonesia U-23 kalahkan Australia di Piala Asia U-23 2024.
Komang Teguh cetak gol satu-satunya Timnas Indonesia U-23 atas Australia di Piala Asia U-23 2024 Qatar. (Sumber : PSSI)