Kondisi Ekonomi RI Saat Ini, Akankah Memicu Krisis Ekonomi 1998 ?

Jumat 17 April 2020, 11:20 WIB

Oleh: Rasmawati Nurjanah

(Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra Sukabumi)

Kondisi ekonomi RI saat ini diperkirakan melemah dan sangat berat untuk menstabilkan kondisi ekonomi saat ini. Seperti yang apa yang diungkapkan Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani dalam siaran live di akun Youtube Kemenkeu RI, Rabu (1/4/2020).

“Kami (BI, OJK, LPS, KSSK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 2,3 persen, dengan skenario terburuk bisa minus 0,4 persen, Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan karena kredit tidak bisa dibayarkan dan perusahaan alami kesulitan dari revenue.”

Pertumbuhan ekonomi disebut dengan skenario terburuk dikarenakan meleset jauh dari target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020. dimana target pada tahun ini Indonesia ingin mencapai angka sebesar 5,3 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi saat ini tidak sampai seperti apa yang ditargetkan bahkan mungkin hanya setengahnya.

Penyebab dari kondisi ekonomi RI saat ini tentunya disebabkan oleh pandemi Corona atau COVID-19. Yang juga mempengaruhi elemen-elemen pendukung pertumbuhan ekonomi. Seperti, konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dengan kontribusi hingga 59 persen, diperkirakan hanya akan tumbuh 3,2 persen atau lebih rendah lagi di kisaran 1,6 persen.

Nilai ini berarti jauh di bawah pertumbuhan konsumsi yang biasanya di angka 5 persen. Sisi ekspor juga diperkirakan mengalami kontraksi, menjadi sekitar minus 14 persen hingga minus 15,6 persen. Ini jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu yang minus sekitar 1 persen. Ekspor tercatat memberikan kontribusi hingga 18,61 persen. Sementara investasi akan merosot dari perkiraan 6 persen menjadi hanya 1 persen.

Selama ini investasi berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sekitar 33,08 persen. Tumpuan lain dari komponen pertumbuhan ekonomi berasal dari belanja pemerintah, yang pada tahun lalu berkontribusi sebesar 11,41 persen. Belanja pemerintah diperkirakan akan tumbuh 6,83 persen dan kemungkinan terburuk dijaga agar tidak lebih rendah dari 3,73 persen, yang merupakan angka pertumbuhan tahun 2019.

Pandemi COVID-19 memang tak bisa dipandang sebelah mata. Dampaknya pada pertumbuhan ekonomi sangat besar. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai minus, itu berarti akan menyamai rekor saat krisis tahun 1998.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998 tercatat merupakan pertumbuhan paling buruk dalam sejarah pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dimana pada saat itu nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat tinggi, rupiah tidak saja bergeliat negatif, tapi lebih dari itu. Rupiah bergerak sempoyongan.

Padahal beberapa bulan sebelumnya, tepatnya Juni 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar masih sangat adem, hanya Rp 2.380 per dolar, dan ekonomi tumbuh 4,3 persen. Mendadak pada Januari 1998, dolar menguat menyentuh level Rp 11.000. Kemudian pada Juli 1998, rupiah terus merosot setara dengan Rp 14.150. Hingga 31 Desember 1998, rupiah perlahan menguat meskipun hanya mampu meningkat hingga Rp 8.000 untuk US$1. Dan pada tahun 1998 ekonomi tidak tumbuh bahkan minus 13,1 persen.

Sedangkan pada tahun 2020 ini ekonomi tumbuh sebesar 2,3 persen dan juga nilai tukar rupiah yang naik di angka Rp. 16.000 Jika saja rupiah terus melemah dan ekonomi tidak tumbuh bahkan sampai minus 0.4 persen seperti yang dikatakan Menteri keuangan Sri Mulyani. Mungkin saja akan memicu krisis seperti ditahun 1998.

Tapi di tahun 2020 ini kondisinya berbeda dengan 1998, Saat ini, Indonesia memiliki cadangan devisa sebesar 130,444 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan untuk impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Tingkat inflasi juga terkendali: tahun 2019 angkanya 2,72 persen. Sementara pada tahun 1997/1998, cadangan devisa Indonesia hanya 17,427 miliar dolar AS. Sementara inflasi tercatat sebesar 11,6 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjamin cadangan devisa Indonesia saat ini ini cukup untuk mengawal stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah tekanan COVID-19. Perry juga memastikan BI memiliki fasilitas currency swap secara bilateral bersama sejumlah bank sentral lain yang dapat mendukung cadangan devisa.

Perjanjian bilateral tersebut dilakukan antara lain dengan Cina senilai 30 miliar dolar AS, Jepang sebesar 22,7 miliar dolar AS, Singapura sebanyak 10 miliar dolar Singapura, serta Austalia maupun bank sentral lain. Ini berbeda dengan kondisi pada tahun 1998, saat Indonesia tak punya alternatif untuk mendapatkan pendanaan, hingga akhirnya meminta pertolongan ke IMF.

Karena itu KSSK dipimpin Sri Mulyani  mencoba mengatasi pertumbuhan ekonomi yang kini kian melemah serta untuk mencegah skenario terberat ini tidak akan terjadi., Pemerintah dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengubah Undang-Undang (Perpu) No.1 Tahun 2020 yang berisi sejumlah stimulus ekonomi menghadapi penyebaran Covid-19.

Jika selama 6 bulan pandemi covid-19 ini tidak dapat ditangani dan juga terjadi karantina wilayah. Dan jika perdagangan internasional tumbuh di bawah 30% serta industry penerbangan mengalami Shock hingga anjlok 75 persen. Maka dampaknya terhadap ekonomi akan semakin berat dan mungkin saja terjadi krisis ekonomi sperti atau lebih buruk dari tahun 1998 jika pemerintah tak menanganinya dengan baik.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Food & Travel09 September 2024, 06:00 WIB

Resep Pepes Tahu Kerupuk Sederhana, Tambah Kemangi Lebih Nikmat!

Pepes Tahu dapat diolah dengan berbagai tambahan bahan seperti daun kemangi, cabai, atau bahkan protein lain seperti telur, ikan teri, atau sayuran untuk menambah cita rasa.
Ilustrasi. Resep Pepes Tahu Kerupuk Sederhana, Tambah Kemangi Lebih Nikmat. Foto: Instagram/@hobimasak.id
Science09 September 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 9 September 2024, Sejumlah Wilayah Potensi Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan dengan intensitas sedang pada 9 September 2024.
Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca berawan dan hujan dengan intensitas sedang pada 9 September 2024. (Sumber : Pixabay.com/@Horacio30)
Nasional08 September 2024, 21:45 WIB

Kritik Kinerja Mendikbud, JK Sebut Nadiem Makarim Tidak Paham Pendidikan

Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Jusuf Kalla kritik kinerja Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim  | Foto: Capture Youtube TVR Parlemen / Sukabumi Update
Entertainment08 September 2024, 21:00 WIB

2NE1 Umumkan 2 Negara Pertama untuk Konser Welcome Back di Asia, Dimanakah?

Girl grup 2NE1 secara mengumumkan kota pertama untuk konser tur Asia bertajuk WELCOME BACK, pada Jumat, 6 September 2024, melalui instagram resmi YG Entertainment.
2NE1 Umumkan 2 Negara Pertama untuk Konser Welcome Back di Asia, Dimanakah? (Sumber : Instagram/@_minzy_mz)
Musik08 September 2024, 20:00 WIB

Tinggal Menghitung Hari, Berikut Cara dan Lokasi Penukaran Tiket Konser Bruno Mars

Penyanyi Bruno Mars akan menghibur penggemar dengan menggelar konser di Jakarta selama tiga hari, pada 11, 13, dan 14 September 2024, di Jakarta International Stadium (JIS).
Tinggal Menghitung Hari, Berikut Cara dan Lokasi Penukaran Tiket Konser Bruno Mars (Sumber : Instagram/@brunomars)
DPRD Kab. Sukabumi08 September 2024, 19:20 WIB

Pimpinan DPRD Kagum Kemeriahan Festival Sukabumi Suka Bunga HJKS ke-154

Pimpinan sementara DPRD Kabupaten Sukabumi, Ferry Supriyadi, memberikan apresiasi serta mengungkapkan kekagumannya terhadap penyelenggaraan Festival Sukabumi Suka Bunga HJKS ke-154.
Ketua sementara DPRD Kabupaten Sukabumi, Ferry Supriyadi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi08 September 2024, 19:00 WIB

Miniatur SPAM, Mobil Hias Disperkim Di Festival Sukabumi Suka Bunga HJKS Ke-154

Mobil hias Disperkim Kabupaten Sukabumi memukau pengunjung Festival Sukabumi Suka Bunga 2024 dengan miniatur berwarna biru cerah yang menampilkan replika atau miniatur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Disperkim menampilkan Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) di ajang Festival Sukabumi Suka Bunga HJKS ke-154 di Palabuhanratu | Foto : Ilyas Supendi
Film08 September 2024, 19:00 WIB

Sinopsis Drama Korea Seoul Busters, Kisah Lucu Tim Unit Polisi Menangkap Penjahat

Seoul Busters akan menjadi drama korea terbaru yang akan tayang untuk menghibur penggemar pada Rabu, 11 September 2024, secara eksklusif di Disney+ Hotstar.
Sinopsis Drama Korea Seoul Busters, Kisah Lucu Tim Unit Polisi Menangkap Penjahat (Sumber : Instagram/@disneypluskr)
Sukabumi08 September 2024, 18:26 WIB

Festival Sukabumi Suka Bunga, Dispar Tampilkan Keindahan Alam dan Kreativitas

Mobil hias Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi tampil mewah pada Festival Sukabumi Suka Bunga yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) ke-154
Mobil hias dan atraksi Dinas Pariwisata (Dispar) di Festival Sukabumi Suka Bunga 2024 | Foto : Ilyas Supendi
Entertainment08 September 2024, 18:00 WIB

Ada Gita KDI hingga Bobby Maulana, Berikut Artis yang Maju Pilkada 2024

Sejumlah artis dan publik figur lainnya turut ikut serta meramaikan pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024, yang akan dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024 nanti.
Ada Gita KDI hingga Bobby Maulana, Berikut Artis yang Maju Pilkada 2024 (Sumber : Istimewa)