Akun Palsu: dari stalking mantan sampai jadi buzzer politik

Minggu 08 Desember 2019, 05:52 WIB

Oleh : Aris Rindiansyah

(Inisiator #MilenialBersuara)

Sejak kemunculannya, media sosial (medsos) telah memberikan warna tersendiri bagi aktivitas manusia terutama berkomunikasi melalui dunia maya. Dari mulai blog, friendster, facebook, twitter sampai instagram bahkan yang memiliki cita rasa lokal seperti kaskus tak pernah lepas dari perjalanan hingga sampai saat ini.

Untuk memulai aktivitas di dalam medsos seseorang terlebih dahulu diharuskan untuk memiliki akun sebagai identitas diri agar bisa terkoneksi dengan orang lain yang ada di medsos. Berbeda dengan identitas di dunia nyata dimana setiap orang hanya memiliki satu identitas, di dunia maya seseorang bisa memiliki akun lebih dari satu, hal ini dikarenakan lemahnya verifikasi terhadap akun-akun baru yang dibuat di medsos. Sebagai contoh jejaring media sosial facebook (sebagaimana dilansir dailymail.com) memiliki 50 persen akun palsu atau anonymous dari 2,38 Miliar akun yang ada di facebook.

Menurut penelelitian tech.co 1 dari 4 orang membuat akun media sosial hanya untuk stalking atau menguntit mantan kekasih di media sosial hal ini dilakukan karena ada kekhawatiran bahwa jika menggunakan akun asli interaksinya terbatas. Prilaku lain dari alasan membuat akun palsu adalah untuk mengexpresikan diri dengan bebas tanpa takut dicap negatif hal ini disadari atau tidak di media sosial orang cenderung membangun citra diri positif.

Selain untuk stalking mantan dan juga mengekspresikan diri dengan bebas ternyata pembuatan akun palsu juga tidak lepas dari bisnis, mulai dari bisnis online sampai pada laporan The Guardian bisnis akun palsu digunakan untuk peperangan politik (Buzzer Politik) di Indonesia akun-akun palsu ini digunakan menyerang lawan politik di media sosial.

Buzzer yang awalnya salah satu strategi marketing yaitu buzzing, berubah menjadi salah satu strategi untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas tokoh atau partai politik. Buzzer atau pendengung bersembunyi di balik topeng dan mengatasnamakan dirinya sebagai suara publik di media sosial.

Berdasarkan penelitian CIPG, buzzer mulai lahir bersamaan dengan kelahiran Twitter pada 2009. Awalnya, buzzer berkembang menjadi sebuah strategi pemasaran untuk mempromosikan produk guna mendongkrak penjualan.

Fungsi buzzer kemudian berubah pada 2012 ketika pasangan Jokowi-Ahok menggunakan pasukan media sosial untuk mendorong segala wacana atau isu politik

Di indonesia buzzer politik mulai terkenal ketika pilkada DKI Jakarta 2012 dimana kita mengenal JASMEV (Jokowi-Ahok Social Media Volunteers). Jasmev bukan akun anonim setiap anggotanya wajib mendaftar dengan identitas diri yang asli, mereka dikumpulkan dan Berfoto bersama dengan jokowi sebagaimana relawan pada umumnya dan pada akhir kampanye berjumlah 10.000 orang. Tugas JASMEV adalah menyampaikan informasi yang positif dan elegan mengenai pasangan Jokowi-Ahok ke publik melalui media sosial.

Pasca kesuksesan buzzer medsos di pilkada DKI 2012, setiap kontestasi di negeri ini selalu tidak lepas dari peran buzzer di media sosial untuk menggiring opini terhadap calon yang diusung dari mulai pilpres 2014 dan 2019 sampai pemilihan kepala Daerah di beberapa provinsi bahkan Kabupaten dan Kota di Indonesia.

Fungsi buzzer politik yang awalnya untuk menyampaikan opini yang positif dan elegan dimedia sosial tentang calon akhirnya menjadi perang opini dan saling serang antar kedua calon yang menjurus kepada Kampanye hitam (black campaign) sampai hoax. Buzzer tak lagi melulu akun asli melainkan lebih sering menggunakan akun palsu agar lebih bebas berbicara tanpa takut berdampak pada kehidupan nyata sang pemilik akun.

Dinamika mengenai akun palsu memang cukup unik ada yang menggunakannya sebagai alat stalking mantan dan ada juga yang menggunakannya untuk kepentingan kampanye politik, pilihan nya ada dua melanjutkan untuk tetap menjadi anonymous atau hadir menjadi diri sendiri di dunia maya.

Biarkan urusan mantan tetap dalam ruang-ruang gelap kamar ditemani lagu Pamer Bojo Milik Didi Kempot dan menjadi Sobat Ambyar dan biarkan pula urusan politik tetap menjadi sesuatu perjuangan mulia untuk mencapai kemajuan bersama tanpa harus menebar kebencian dari balik akun palsu.

#MilenialBersuara

#MudaBergerak

|[email protected]|netizen

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sukabumi09 Mei 2024, 00:31 WIB

Hati-hati Jadi TKW! Belajar Rugi dari Warga Sukabumi yang Hamil Sepulang dari Dubai

Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana menanggapi hal tersebut, pihaknya menyebut peristiwa ini harus menjadi contoh (pelajaran) bagi seluruh masyarakat ketika hendak menjadi TKW.
Camat Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, Kusyana saat diwawancarai sukabumiupdate.com, Rabu (8/5/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi08 Mei 2024, 23:30 WIB

Silaturahmi Kepala Desa Se-Dapil V, Satukan Langkah untuk Kemajuan Sukabumi

Silahturahmi dan Halal Bihalal Apdesi Kabupaten Sukabumi bersama para kepala desa, para istri kepala desa, dan aparat desa se Dapil V di gelar di Agro Park, Kecamatan Nyalindung, Rabu (8/5/2024).
Halal Bihalal dan Silaturahmi Apdesi dan Para Kepala Desa Se Dapil V Kabupaten Sukabumi, Rabu (8/5/2024) | Foto : Dok. Apdesi
Sukabumi08 Mei 2024, 23:23 WIB

Diduga Sopir Main HP saat Berkendara, Angkot di Sukabumi Seruduk Mobil Penjual Cireng

Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi, diduga gegara sopir asyik main HP saat berkendara.
Angkot seruduk mobil penjual cireng di Goalpara Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
DPRD Kab. Sukabumi08 Mei 2024, 22:54 WIB

DPRD Sukabumi Raker soal Pencabutan Status UHC Non-Cut Off, Ini Hasilnya

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar ungkap hasil raker soal pencabutan status UHC Non-Cut Off bersama Pemda.
Raker Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi dan Pemda soal pencabutan status UHC Non-Cut Off oleh BPJS Kesehatan. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 21:16 WIB

Banyak Kasus Kriminal Libatkan Anak, Bupati Sukabumi Soroti Dampak Medsos hingga Ekonomi

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menyebut pengawasan perserta didik harus diperketat mulai dari pengawasan orang tua, lembaga pendidikan hingga lingkungan sosial
Bupati Sukabumi, Marwan Hamami | Foto : Asep Awaludin
Sehat08 Mei 2024, 21:00 WIB

Tanaman Jelatang: Nutrisi dan 5 Khasiatnya untuk Mengobati Beragam Penyakit

Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae.
Ilustrasi - Jelatang adalah tanaman kurus dari keluarga jelatang yang disebut Urticaceae. (Sumber : pexels.com/@Simon Gough).
Sukabumi08 Mei 2024, 20:59 WIB

Kamboja Belajar soal Pencegahan Perkawinan Anak ke Pemkab Sukabumi

Kabupaten Sukabumi jadi tempat belajar soal pencegahan perkawinan anak bagi delegasi Kamboja.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat berbagi cenderamata dengan delegasi pemerintah Kamboja. (Sumber : Diskominfosan Kab. Sukabumi)
Sukabumi08 Mei 2024, 20:14 WIB

Kebakaran Rumah di Lengkong Sukabumi Diduga Akibat Korsleting Listrik, Penghuni Mengungsi

Kerugian akibat kebakaran rumah di Lengkong Sukabumi ini capai Rp65 Juta. Penyebab diduga akibat korsleting listrik.
Kondisi rumah di Lengkong Sukabumi yang hangus terbakar. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi Memilih08 Mei 2024, 20:09 WIB

Pleno DPD Nasdem Putuskan Ayep Zaki Bacalon Wali Kota/Wakil Wali Kota Sukabumi

DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi menetapkan Ayep Zaki sebagai satu-satunya nama bakal calon wali kota / wakil wali kota Sukabumi yang lolos penjaringan.
Pleno DPD Partai Nasdem Kota Sukabumi memutuskan H Ayep Zaki satu-satunya yang lolos penjaringan dan akan diusulkan ke DPW Nasdem Jabar, Rabu (8/5/2024) | Foto : Syams
Sehat08 Mei 2024, 20:00 WIB

12 Bahan Alami untuk Mencegah Asam Lambung Naik di Malam Hari

Selain mengonsumsi bahan alami, penderita asam lambung juga penting untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu refluks asam, seperti makanan pedas, berlemak, kafein, dan minuman berkarbonasi.
Ilustrasi. Beberapa bahan alami dapat membantu mencegah asam lambung naik dan meredakan gejalanya (Sumber : Freepik/diana.grytsku)