Dari Jogyakarta ke Sukabumi

Kamis 17 Januari 2019, 08:40 WIB

Oleh: Kang Warsa

Kunjungan kerja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Sukabumi Bagian Organisasi ke Jogyakarta dengan mengunjungi Bagian Organisasi Pemkot Jogyakarta merupakan langkah awal kolaborasi antara Kota Sukabumi dan Jogyakarta dalam hal penataan lembaga masing-masing Pemerintahan. Saya ikut serta dalam rombongan Pemerintah Kota Sukabumi.

Tidak sedikit beberapa catatan yang telah saya simpulkan selama dalam perjalanan yang memakan waktu hampir tujuh belas jam ini.Secara makro, dapat dikatakan, karena dua kota ini merupakan wilayah urban memiliki kesamaan dalam hal pengelolaan sektor-sektor unggulan antara lain perdagangan, jasa, dan pendidikan.

Kota Jogyakarta dapat dikatakan lebih urban dari Kota Sukabumi, hampir 90persen dari 14 Kecamatan di kota tersebut telah dikategorikan wilayah perkotaan dengan berbagai varian demografi pendukungnya.Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Jogyakarta sebesar 1,2 triliun dihasilkan dari sektor unggulan, jasa, perdagangan, dan pariwisata.

Harus diakui, PAD kota tersebut dapat dikatakan sebesar empat kali lipat PAD Kota Sukabumi. Jika melihat rasio PAD kedua kota dapat disimpulkan, besar atau kecilnya PAD ini ditentukan oleh seberapa besar sektor unggulan dijadikan komoditas pendongkrak penambah PAD. (Catatan: PDA Kota Sukabumi tahun 2018 sebesar 369 miliar).Sejak  dua dekade terakhir, beberapa tahun sebelum reformasi, Pemerintah Kota Madya Jogyakarta telah memokuskan pembangunan baik infrastruktur atau sumber daya manusia dengan mengembangkan program dan kegiatan yang dapat menjadi penyangga pariwisata. Sebetulnya, destinasi wisata sendiri tidak sepenuhnya dimiliki oleh kota ini, tetapi Jogyakarta lebih difokuskan untuk "mewadahi" atau menampung para wisatawan domestik dan manca negara yang telah mengunjungi obyek wisata di luar Kota Jogyakarta.

Tidak  heran, Pemerintah Kota Jogyakarta telah banyak mendorong lahirnya industri kreatif baik di bidang kuliner, penganan, oleh-oleh, dan desain (grafis-fashion). Pemerintah dan masyarakat Kota Jogyakarta secara keseluruhan telah berhasil melakukan branding  atau menyajikan simbol khas kota tersebut kepada pengunjung.Bagi  setiap kota di provinsi manapun keberadaan jalan raya, alun-alun, pusat kuliner, dan perbelanjaan bukan hal aneh. Tetapi Jogyakarta dapat menjadikan Malioboro sebagai destinasi para pengunjung. Bayangkan, bukan kah kita juga sebagai orang Sukabumi telah terbiasa berjalan di Jalan Raya? Tetapi, mengapa Malioboro seolah memiliki daya hipnotis yang menarik pengunjung seolah jika tidak mengunjungi Malioboro untuk apa ke Jogyakarta?Sejarah  panjang Malioboro memang telah menjadi salah satu pemantik lahirnya branding  jalan ini yang telah identik dengan Jogyakarta.

Pengunjung juga tidak akan memerdulikan meskipun harus berdesak-desakkan dengan orang-orang tetap saja Malioboro harus dikunjungi. Syarat  utama sebuah jalan dapat menjadi branding  yang identik dengan sebuah kota tidak hanya ditentukan oleh lebar dan panjang jalan yang mumpuni, juga ditentukan oleh akar historis jalan tersebut. Kota Sukabumi sebetulnya memiliki jalan yang dapat menjadi branding kota, misalnya Jalan A. Yani. Selain berada di pusat kota, beberapa waktu lalu (sampai tahun 1990-an), jalan ini masih disebut sebagai Jalan Raya oleh masyarakat. Bahkan selalu dijadikan tujuan orang-orang dari perkampungan.

Saya pun demikian, dulu sering mengatakan: bade ameng ka jalan raya (mau main ke jalan raya). Penggunaan istilah memang merupakan salah satu cara menemukan branding  sebuah kota atau jalan.Terus  terang, Malioboro pada tahun 2018 kemarin dengan tahun 2016, dua tahun lalu telah begitu jauh berbeda. Setahun lalu, Malioboro telah disulap penataannya agar lebih ramah kepada para pengunjung. Saya dapat menyebutkan efek penataan wilayah urban yang digagas oleh Kang Emil saat menjabat Wali Kota Bandung telah menghasilkan efek domino bagi wilayah lain. Pedestrian Malioboro sangat lebar hal ini menjadikan para pengunjung lebih leluasa berjalan dan bertransaksi dengan para pedagang. Ukurannya lebih besar daripada badan jalan.

Strategi ini cukup ampuh untuk mencegah para pemilik kendaraan memarkir kendaraan di bahu jalan. Kendaraan pun dipaksa agar tetap terus melaju.Pelajaran  berharga lainnya dari Jogyakarta adalah tentang penggalian potensi komunitas dan masyarakat. Artinya pembangunan komunitas (community development) dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendukung branding wilayah perkotaan. Menyadari begitu penting penggalian potensi dan sumberdaya ini pada akhirnya telah dijadikan program unggulan Kang Emil pascapilkada 2018.

Hal yang sama sudah tentu harus diikuti juga oleh kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat.Menghasilkan branding, simbol utama sebuah kota tidak bersifat alakadarnya saja melainkan membutuhkan narasi besar yang saling berkaitan antara satu entitas dengan entitas lainnya. Tujuan utama darinya adalah penemuan kembali identitas sebuah kota, identitas azali  atau asli yang dimiliki secara khas oleh sebuah kota.

Pemerintah dan masyarakat Kota Sukabumi memang harus lebih memokuskan pada penemuan kembali branding  dan simbol azali kota ini dari sekadar menciptakan hal-hal baru yang justru akan menjauhkan kita dari identitas dan jati diri azali kota.Jogyakarta  dan beberapa kota lain sama sekali tidak menciptakan branding dan simbol baru dalam memunculkan jati dirinya.

Mereka tidak merasa gengsi atau malu menyebutkan gudeg sebagai identitas kotanya. Bukankah gudeg hanya merupakan sebuah makanan  tradisional? Memang tidak mudah bagi sebuah kota melahirkan konsensus bersama dalam memunculkan branding  dan jati diri kotanya, hal ini disebabkan oleh terlalu banyak entitas yang diunggulkan apalagi jika entitas branding  tersebut dikatakan sebagai hal paling baru.

Lebih tidak elok lagi, jika pencarian identitas, branding,  dan jati diri Sukabumi diawali dengan menghilangkan elemen azali  sebuah kota lalu memunculkan elemen yang diadopsi dari budaya orang lain, budaya yang tidak pernah memiliki pertalian organis dengan diri warga Sukabumi.Desember 2018, Perjalanan Pulang dari Jogyakarta- Sukabumi...

|[email protected]|Kang Warsa

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Life27 April 2024, 09:30 WIB

5 Manfaat Bangun Subuh Bagi Mental dan Fisik, Nomor 3 Bisa Anda Rasakan Sendiri

Secara umum, bangun subuh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
Secara umum, bangun subuh memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan spiritual.| Sumber: Freepik.com (jcomp)
Sehat27 April 2024, 09:00 WIB

Cara Membuat Teh Serai yang Kaya Antioksidan untuk Mengontrol Tekanan Darah Tinggi

Teh serai menyimpan beragam manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.
Ilustrasi - Teh serai menyimpan beragam manfaat kesehatan bagi tubuh manusia. (Sumber : Freepik.com/jcomp).
Sehat27 April 2024, 08:45 WIB

5 Manfaat Kesehatan Teh Hijau untuk Program Diet yang Jarang Diketahui

Teh hijau juga dikenal memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh seperti mendukung penurunan berat badan.
Ilustrasi - Teh hijau juga dikenal memiliki beragam manfaat untuk kesehatan tubuh seperti mendukung penurunan berat badan. (Sumber : Pixabay.com/arum33).
Inspirasi27 April 2024, 08:12 WIB

LW Doa Bangsa Sosialisasikan Wakaf dalam Acara Temu Rembug PPPH Kabupaten Kuningan

Edukasi Wakaf Indonesia (EWI) melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus temu rembug dengan calon pengurus LPPPH EWI kabupaten Kuningan
Edukasi Wakaf Indonesia (EWI) melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus temu rembug dengan calon pengurus LPPPH EWI kabupaten Kuningan (Sumber : Istimewa).
Sehat27 April 2024, 08:00 WIB

6 Rekomendasi Makanan Mengandung Omega 3 untuk Kecerdasan Anak

Berikut Rekomendasi Makanan Mengandung Omega 3 untuk Mendukung Kecerdasan Anak. Ayah Bunda Yuk Simak!
Frittata, Olahan Telur. Rekomendasi Makanan Mengandung Omega 3 untuk Kecerdasan Anak (Sumber : via tastyfitnessrecipes)
Life27 April 2024, 07:00 WIB

Lakukan Sekarang! 7 Kebiasaan Positif di Pagi Hari yang Akan Membentukmu Menjadi Orang Sukses

Kebiasaan positif di pagi hari ini akan membentukmu menjadi orang sukses di masa depan.
Ilustrasi. Membaca Buku | Kebiasaan positif di pagi hari ini akan membentukmu menjadi orang sukses di masa depan.(Sumber : pixabay.com/@455992)
Inspirasi27 April 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 27 April 2024, Yuk Cek Dulu Sebelum Jalan-jalan di Akhir Pekan

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Sabtu 26 April 2024.
Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya Sabtu 26 April 2024. (Sumber : Freepik/@wirestock)
Sukabumi26 April 2024, 23:14 WIB

Marwan Belum Terima 2 Partai Tambahan yang Akan Dukung Asjap di Pilkada Sukabumi, Kenapa?

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menyebut ada dua partai lagi yang ingin turut hadir pada acara deklarasi koalisi tiga partai dalam pengusungan pasangan bakal calon untuk maju di Pilkada 2024.
Marwan Hamami, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi26 April 2024, 23:09 WIB

Tiga Partai Resmi Berkoalisi, Marwan Beberkan Alasan Usung Asep Japar di Pilkada Sukabumi

Tiga partai yakni Golkar, Gerindra, dan PPP secara resmi berkoalisi untuk mengusung Asep Japar di Pilkada 2024
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menandatangani kesepakatan koalisi tiga partai Golkar, PPP dan Gerindra, Jumat (26/4/2024) | Foto : Asep Awaludin
Sukabumi26 April 2024, 21:49 WIB

Akibat Banjir, Toko Alat Listrik di Cidahu Sukabumi Alami Kerugian hingga Belasan Juta

Banjir yang terjadi di Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, pada Kamis, 25 April 2024 membuat beberapa pihak mengalami kerugian yang cukup besar.
Sejumlah warga dan karyawan toko memindahkan barang yang sebelumnya terendam banjir di Kampung Pasirdoton, Desa Pasirdoton, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari