Kuliner Khas Kota Sukabumi yang Hilang

Selasa 16 Oktober 2018, 08:36 WIB

Oleh : Irman "Sufi" Firmansyah

Moci saat ini sudah mulai dikenal sebagai salah satu makanan khas Kota Sukabumi. Asal usul moci sendiri masih simpang siur ada yang menyatakan dibawa oleh orang Tionghoa ada pula yang menyebutkan dibawa oleh tentara Jepang dan dikembangkan oleh koki lokal di sekolah polisi Sukabumi. Menurut penuturan beberapa orang Tionghoa, moci ini sendiri baru mulai dikembangkan pada tahun 1960an, kemudian berkembang sehingga tidak hanya warga Tionghoa yang memproduksinya, tapi juga orang sunda mulai menekuni moci. Sebelum moci dikenal, ternyata sudah banyak Kuliner khas sukabumi yang dijadikan oleh-oleh maupun diburu pengunjung lokal dan luar Sukabumi. Kuliner ini sangat beragam, baik kuliner tradisional maupun pengaruh kuliner Tionghoa. Harus diakui bahwa sebagian kuliner di Sukabumi terutama yang berkembang di wilayah kota mendapatkan pengaruh dari warga Tionghoa yang sudah menghuni kota ini sejak abad ke 19. Dari pengaruh ini kita bisa mengklasifikasikan Kuliner khas yang berkembang di kota Sukabumi adalah kuliner tradisional dan kuliner yang dipengaruhi Tionghoa.

Beberapa kuliner tradisional Kota sukabumi saat ini masih tersisa meskipun tidak menonjol. Misalnya Ge Co (Toge Tauco) yang mangkal di dekat perempatan degung. Kemudian roti tanduk Priangan, Oei Tjiang Lie, yang nongkrong di jalan Pajagalan. Selain itu adalah bandros, bandrek, kue pancong, kue ape, mie Acoy, bubur ayam odeon, sate mang Mamat, Batagor, dan lain sebagainya yang masih menjadi kuliner yang diminati tua muda di Kota Sukabumi. Namun sebenarnya banyak pula kuliner masa lalu yang saat ini sudah tidak dikenal lagi oleh generasi baru. Beberapa kuliner memang masih ada dan hanya melakukan regenerasi pelaku ataupun cita rasanya, namun ada pula yang benar-benar sudah hilang. Padahal pada masanya, makanan tersebut menjadi para penikmat kuliner lokal maupun luar kota. Para orang tua yang mengalami masa-masa tersebut pasti akaningat jenis-jenis kuliner ini.

Kuliner tradisional yang hilang kejayaannya sebagai oleh-oleh dari Sukabumi dimasa lalu misalnya Pisang Ambon. Konon sekitar tahun 1950-1960an Pisang ambon Sukabumi terkenal hingga ke Sumatera karena rasanya manis, wangi minyak ambon dan bermasir. Untuk mendapatkan cita rasa ini tidak sembarangan, pembeli harus bisa memilih pisang yang matang dan tua dari pohon. Tempat menanamnyapun ternyata berpengaruh juga, pisang ambon yang ditanam dari wilayah utara Sukabumi seperti kadudampit dan Cisarua ini rasanya  jauh lebih legit dan bermasir daripada pisang yang ditanam di sebelah selatan Sukabumi. Saat ini Sukabumi bukan lagi sebagai sentra pisang ambon yang digemari.

Kemudian makanan lainnya adalah oncom cirumput. Menurut informasi oncom ini masih diproduksi dan dijual di gang peda meski sangat terbatas. Oncom keluaran Sukabumi ini sangat terkenal karena berbeda jauh dnegan oncom keluaran Oncom Bandung yang warnanya merah dan biasanya terbuat dari ampas tahu. Oncom Sukabumi warnanya putih bersih dan yang orisinil bahannya terbuat dari kacang tanah asli. Jika dipotong-potong tipis dan dijemur, makanan ini dapat bertahan hingga dua minggu dan dibawa oleh pengunjung yang rumahnya jauh dari Sukabumi. Yang unik adalah telor penyu yang sekarang sudah dilarang. Penjualan telur penyu ini sudah ada sejak jaman Belanda, bahkan hingga tahun 1980an disekitar jalan raya biasanya sering ada yang berjualan telur penyu rebus yang sudah matang. Saat ini penyu merupakan hewan langka sehingga dilindungi.

Selain itu ada pula Gula aren khas Sukabumi yang jauh lebih wangi daripada gula aren Jawa Tengah. Gula aren ini konon sudah dikembangkan sejak dulu, bahkan Andries De Wilde yang pertama membangun wilayah ini melakukan ekspor gula dari aren di wilayah selatan Sukabumi. Gula aren Sukabumi dapat dijadikan "Palm Suiker" atau gula semut yang dikristalkan dan disimpan dalam waktu yang lama. Kemudian ada pula Peuyeum Sampeu (Singkong) Sukabumi yang dikenal selain peuyeum bandung. Peuyeum khas Sukabumi diproduksi dari daerah pasekon dekat Sukaraja dan dijual diwarung-warung disekitar situ maupun di beberapa gerai kuliner di Kota Sukabumi.

Selain itu kuliner tradisional yang jadi buruan saat itu adalah gado-gado. Gado-gado yang terkenal saat itu adalah gado-gado Ibu Sawi, lokasinya ada di gang Rawasedek, mangkal antara jam 11 siang sampai jam 6 sore kecuali hari Jumat. Gado-gado ini konon sangat lezat dan sudah ada sejak jaman Belanda yang dirintis oleh Pak Sawi sekitar tahun 1920an. Satu lagi gado-gado yang terkenal adalah gado-gado Pak Arsyad yang berlokasi di "Pasar malam" Gang Ikan. Keduanya sama-sama enak dan harganya sama pula yaitu tiga ringgit sebungkus. Yang membedakan adalah bumbunya, Ibu Sawi rasa bumbunya manis-manis asam, sedangkan pak Arsyad rasanya Asin-asin manis.

Selain kuliner tradisional khas Sukabumi, banyak pula kuliner yang dibuat oeh orang Tionghoa dan jadi buruan para pengunjung. Misalnya Rebung Cina (Ka Tek Soen), rebung ini hanya ada di Sukabumi dan bukan dari rebung bambu tapi bentuknya mirip anak jagung. Kecil tetapi kulitnya tebal dan licin, warnanya hijau kekuningan dan tumbuhnya disawah seperti kangkung. Keistimewaan rebung ini adalah jika dicah dengan daging ayam atau babi, rasanya sari-sari manis dan renyah dan lebih enak dari bloemkool. Konon kabarnya bibit rebung Cina ini (Ka Tek Soe Bah, Tionghoa) dibawa dari Tiongkok oleh seorang Tionghoa pada sekitar tahun 1900an dan kemudian berkembang biak. Makanan lain yang menjadi oleh-oleh adalah Kacang Goreng Asin. Pabrikan yang tersohor adalah Ko Djie Leng dimuka gedung THHK. Kacangnya terpilih, hampir tak ada yang busuk, kering/renyah dan asinnya sedang. 

Selain itu makanan istimewanya juga dipengaruhi oleh pedagang Tionghoa diantaranya Bubur ayam yang rasanya asin manis-manis milik engko Sa Kak didepan gedung Chung Hua Tsung Hui. Mangkalnya kira-kira jam 7 dan berkeliling sampai ke jalan Palabuan dan paling siang sampai jam 8 pagi berada di depan toko Ateron atau toko Gie Seng. Saking larisnya, lewat dari jam 8 buburnya sudah habis. Ada pula mie pangsit kuah dan kering ncek Hong Teng alias si Djangkung, yang tiap pagi (mulai jam 8) bersama roda sorongnya mangkal diantara toko Cilik dan Vulkanisir Oey Siong Joe jalan raja. Kuahnya (sausnya) terdiri dari godogan air ayam, karena sejak dahulu ncek Hong Teng pantang makan pakai babi. Harganya agak mahal, yaitu lima ringgit sampai lima belas rupiah satu mangkok. 

Selain itu ada ayam goreng dari Sukabumi yang terkenal hingga ke bandung dan jakarta yaitu Ayam Goreng Bibi San Tjoan. Rumahnya berada di jalan baros dekat empang pancing ikan, namun ayam gorengnya dijual berkeliling dan tidak menetap. Selain bumbunya yang lezat karena menggunakan honje (kecombrang). Ayam goreng ini juga digoreng dengan cara tertentu sehingga bisa disimpan dalam waktu dua hari tanpa basi. Kemudian sambalnya juga sangat enak dan menimbulkan selera makan tinggi jika dicocol dengan nasi.

Makanan khas Tiongho lainnya adalah Sate babi dan Sek ba yang dikonsumsi oleh non muslim. Kedua makanan ini dijual berkeliling oleh seorang anak dan ayah yang tinggal di Warudoyong. Sang anak bernama Ang King Siam menjual sate, sedangkan ayahnya bernama Ang Oei Tok menjual Sek Ba. Konon lezatnya kedua makanan ini adalah karna bumbunya, Sek ba sausnya yang lezat dan sate karena bumbunya yang wangi. Tempat berkeliling geroba Sorong Sek ba adalah Warudoyong, Pelabuhan II, Pelabuhan I (Ciwangi), Jalan raya, Warung Cereme dan Jalan Stasiun Timur. Mereka keluar pukul 10 pagi hingga jam 4 sore.

Selain itu jajanan malam juga cukup dikenal diantaranya bubur ayam Engko Sim Keng (saudara tuanya Engko Sim Kak yang biasa jualan pagi). Setiap malam dia berjualan didepan pabrik kacang Ngko Djie Leng di jalan Pelabuhan II, dan bihun gorengnya Engko Tjeng Wie dan Ngko Keng Hin yang keduanya berasal dari Serpong. Engko Tjeng Wie berjualannya pake pikulan dan tiap malam berhenti ditikungan Tari Kolot. Sedangan Keng Hin berdagang pake roda sorong dan biasa berhenti disekitar jalan gudang/baros dekat bioskop raya. Makanan lezat lain ada juga di rumah makan yang tersebar di kota Sukabumi diantaranya Rumah makan Foek, Intisari, Gie Hap, Shanghay dan rumah makan Lauw Me Mie dekat toko sepatu Bata yang terkenal karena pangsitnya.

Beberapa hotel juga menyediakan makanan-makanan lezat yang disajikan misalnya hotel Merdeka dijalan cipelang perempatan jalan benteng dimuka bioskop taruna. Hotel terbesar ini juga menyediakan makan. Kemudian Hotel Pension Selabatu yang selain menyediakan makan juga menjual bunga-bunga indah. Kemudian hotel Gunung parang di Jalan Gunung parang sebelah SD kehidupan baru (tahun 1970 dijadikan Gedung Wanita). Kemudian Penginapan Sampurna depan Stasiun, meski tidak menyediakan makan, tetapi kepala pelayannya bisa membelikan makanan lezat dari warung-warung sekitar berupa kari, sayur, sop, soto dan semur. Kemudian ada pula penginapan tenteram disebelah kanan Stasiun Kereta api dan penginapan Gunung jati sebelah timur jalan raya. Yang cukup unik adalah Penginapan Liong Joe bangunan bertingkat yang terletak didalam pusat kota. Lokasiny cukup strategis, sebelah kanannya ada bioskop Katri dan dimukanya ada rumah makan masakan tionghoa Gie Hap yang menyediakan makanan lezat.

Kuliner khas Sukabumi tersebut saat ini sudah tidak dikenal oleh generasi baru Sukabumi. Kuliner tradisional maupun pengaruh Tionghoa yang dulu jadi buruan kini terus tergerus oleh jaman. Selain bahan produksinya, tak bisa dipungkiri bahwa kehadiran kuliner asing lewat waralaba maupun terinspirasi yang terus bermunculan di Sukabumi menjadi salah satu penyebab terkuburnya kuliner khas Sukabumi. Kuliner asing juga hadir dengan promosi gaya hidup anak muda berupa cafe-cafe berwifi plus musik. Meskipun sebagian ada juga yang masih menyajikan makanan tradisional tapi porsinya memang kecil. Hal ini juga terjadi di mal-mal yang bertumbuhan di Kota Sukabumi. Rata-rata tempat kuliner di mal memang kurang ramah pada kuliner tradisional dan lebih didominasi makanan modern serta makanan asing cepat saji. 

Saat ini muncul komunitas kuliner baru bernama KUKIS (Kuliner Kipahare Sukabumi) sebuah komunitas yang bernaung di bawah badan hukum Yayasan Dapuran Kipahare. Komunitas in concern dalam pelestarian dan pengembangan kulier khas Sukabumi. Dibimbing oleh ketuanya, Yani Tan, komunitas ini secara rutin mengadakan pelatihan produksi kuliner tradisional dan modern secara bergilir di rumah anggotanya, termasuk juga penyajian hingga pemasarannya. Komunitas dan para pelaku bisnis kuliner lain juga sudah banyak yang mulai menjajaki makanan tradisional dan khas Sukabumi ini. Beberapa kegiatan yang bekerjasama dengan dinas pariwisata kota juga beberapa kali diadakan seperti penyajian makanan tradisional di pasar Digital Cikundul. 

Namun semua upaya itu selayaknya memerlukan pula kawalan riil dari Pemerintah misalnya dengan keluarnya aturan tentang penyajian makanan tradisional sekian persen di mall dan gerai makanan. Perlu dilakukan pula inventarisasi kuliner tradisional yang pernah ada sehingga bisa dilakukan upaya pelestarian. Kegiatan pelestariannya bisa dilakukan secara secara rutin misalnya mengadakan festival dan pameran makanan tradisional ataupun memberi kesempatan luas terhadap pelaku kuliner khas tradisional Sukabumi untuk berkembang. Tentunya dengan memberi insentif berupa kemudahan berusaha dan tidak menyamaratakan dengan kuliner umum lainnya. 

Tulisan ini sebagian dikutip dari buku Perjalanan Masyarakat Tionghoa di Sukabumi karya penulis.

Email: [email protected]

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Tags :
Berita Terkini
Life19 April 2024, 19:00 WIB

Ajak Bicara dengan Perasaan, 9 Cara Mengatasi Anak Stres Karena Sering Dimarahi Orang Tua

Mengatasi stres yang disebabkan oleh seringnya anak dimarahi oleh orang tua memerlukan pendekatan yang sensitif dan mendukung.
Ilustrasi. Mengatasi stres yang disebabkan oleh seringnya anak dimarahi oleh orang tua memerlukan pendekatan yang sensitif dan mendukung. (Sumber : pixabay.com/@AnnieSpratt)
Sukabumi19 April 2024, 18:20 WIB

Meninggal saat Seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi, Sosok Kayla di Mata Keluarga

Kayla Nur Syifa siswi SMAN 1 Cisaat yang meninggal dunia saat seleksi Paskibraka dimakamkan di TPU Cimuhara Gunungguruh Sukabumi.
Jenazah Kayla Nur Syifa Siswi SMAN 1 Cisaat yang meninggal dunia saat seleksi Paskibraka Kabupaten Sukabumi dimakamkan. (Sumber : SU/Asep Awaludin)
Life19 April 2024, 18:00 WIB

Sedang Alami Luka Batin? Amalkan Doa Kesehatan Mental ini Dari Rasulullah SAW

Doa kesehatan mental ini untuk memohon rahmat dan pertolongan Allah SWT dalam setiap masalah hidup.
Doa kesehatan mental ini untuk memohon rahmat dan pertolongan Allah SWT dalam setiap masalah hidup. | Foto : Pixabay
Jawa Barat19 April 2024, 17:34 WIB

PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik di Kota Bogor

PLN berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bogor mengoperasikan SPKLU khusus ALIBO.
Tampilan Angkot Listrik Bogor (ALIBO) dan SPKLU PLN yang terletak di Kantor PLN UP3 Bogor. (Sumber : Istimewa)
Musik19 April 2024, 17:00 WIB

Lirik dan Terjemahan Lagu Illusion Dua Lipa yang Viral

Inilah Lirik dan Terjemahan Lagu Illusion Dua Lipa yang Viral di Media Sosial, khususnya platform musik.
Ilustrasi. Gitar | Chord Gitar Before You Go Lewis Capaldi, Cover Lagu Galau Malam Minggu (Sumber : pixabay.com/@pvproductions)
Sukabumi19 April 2024, 16:15 WIB

Pingsan dan Kejang Setelah Tes Lari, Siswi Sukabumi Meninggal saat Seleksi Paskibraka

Kayla meninggal setelah mengikuti tahapan tes lari bersama peserta lain.
Suasana rumah duka Kayla Nur Syifa di Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Asep Awaludin
Inspirasi19 April 2024, 16:13 WIB

6 Tanda Orang Tua yang Belum Dewasa dalam Mendidik Anak, Nomor 5 Sering Diabaikan

Orang tua yang tidak dewasa dalam mendidik anak akan terlihat pada pola asuhnya yang terlihat kurang bijaksana
Tanda-tanda orang tua yang belum dewasa dalam mendidik anak | Foto : Pexels/Gustavo Fring
Sehat19 April 2024, 16:00 WIB

3 Cara Membuat Rebusan Bunga Telang untuk Menurunkan Gula Darah Tinggi

Bunga telang (Clitoria ternatea) telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu menurunkan gula darah pada penderita diabetes.
Ilustrasi - Bunga telang (Clitoria ternatea) telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu menurunkan gula darah pada penderita diabetes. (Sumber : Freepik.com/@azerbaijan_stockers).
Sukabumi19 April 2024, 15:25 WIB

Inilah Finalis Terpilih Pasanggiri Mojang Jajaka Kabupaten Sukabumi 2024

Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sukabumi telah sukses menggelar acara Pasanggiri Mojang Jajaka tahun 2024
Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menggelar Pasanggiri Mojang Jajaka Sukabumi 2024 | Foto : Ilyas Supendi
Inspirasi19 April 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sebagai Cleaning Service di Salah Satu Coffe di Kota Sukabumi

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Cleaning Service Lokasi Penempatan di Kota Sukabumi. (Sumber : Freepik.com/jcomp)