Hari Jadi Kabupaten Sukabumi, Sebuah Analisa Komparatif

Rabu 04 Juli 2018, 07:42 WIB

Tulisan ini dibuat secara komparatif analitatik guna lebih memahami mengenai substansi polemik hari jadi kabupaten Sukabumi yang telah dibahas dalam dengar pendapat antara perwakilan masyarakat dan komunitas sejarah bersama DPRD Kabupaten Sukabumi pada hari selasa, 3 Juli 2018. Pada dasarnya penentuan hari jadi sebuah wilayah tidaklah sembarangan, ibarat hari ulang tahun harus mempunyai makna mendalam bagi masyarakat yang merayakannya. Secara umum ada beberapa syarat Penentuan hari jadi sebuah wilayah:

1. Pencarian sumber hari jadi harus tuntas, tidak menimbulkan polemik baru

2. Tanggal sesuai fakta yang kuat (hard fact:  sumber sebagai bukti kuat)

3. Pemilihan Tanggal harus objektif dan sesuai konteks

4. Penggalian secara seksama dan tidak serampangan.

5. Ada makna simbolik yang membanggakan masyarakat

Analisa terhadap hari jadi Kabupaten Sukabumi yang sekarang yaitu  1 Oktober 1945

Hari jadi Kabupaten Sukabumi ini didasarkan pada pengambilalihan kekuasaan dari Jepang oleh masyarakat kota dan kabupaten Sukabumi.

1. Hari jadi ini menimbulkan Polemik baru karena dasar penentuan yang tidak kuat, peristiwa perebutan kekuasaan tidak berhubungan dengan lahirnya administrasi teritori maupun bentuk pemerintahan kabupaten.

2. Tanggal tak sesuai fakta karena 1 Oktober 1945 adalah perebutan kekuasaan di wilayah Kota Sukabumi, sementara di kabupaten adalah keesokan harinya yaitu 2 Oktober 1945, silahkan baca buku Sejarah Sukabumi Ruyatna Jaya

3. Pemilihan tanggal tidak objektif dan tak sesuai konteks karena faktanya Kabupaten Sukabumi diputuskan tanggal 1 Juni 1921. Sementara hari jadi kota sudah lebih dulu mengacu pada Besluit Hindia Belanda yaitu keputuan menjadi Gemeente tanggal 1 April 1914.

4. Penggalian belum dilakukan seksama karena tidak dilakukan secara metodologis sejarah.

5. Ada makna simbolik yang membanggakan yaitu perjuangan perebutan kekuasaan, namun kembali ke poin sebelumnya bahwa relevansi dengan hari jadi sangat berjauhan.

Analisa terhadap seminar Uji Publik Hari jadi kabupaten Sukabumi bulan Februari 2018 dengan kesimpulan bahwa Hari jadi Kabupaten Sukabumi adalah 10 September 1870 yaitu pemisahan afdeling dengan Cianjur dan penujukan patih berdasarkan staatsblaad no 121.

1. Pencarian sumber belum tuntas karena menimbulkan polemik baru, afdeling bukanlah kabupaten karena masih berada dibawah kabupaten Cianjur. Pasal 1 huruf b tentang organisasi di karesidenan priangan tanggal 10 September 1870 tertulis: "Afdeling Sukabumi berkedudukan di Sukabumi, terdiri atas distrik-distrik: Gunung parang, Cimahi, Ciheulang, Cicurug, Plabuan, Jampang Tengah, dan Jampang Kulon, SEMUANYA MILIK  KABUPATEN CIANJUR (...Allen Tot Behoorende Regentschap Tjiandjoer) de locomotief 17-09-1870. Sementara tentang perang patih disebutkan dalam pasal 1 bahwa: "Di keasistenresidenan (Afdeling), yang ditempatkan seorang patih, tugas patih (Afdeling Sukabumi) adalah mewakili bupati (Bupati Cianjur), melaksanakan peraturan bidang kepolisian dan peradilan sipil perdata/pidana bagi warga pribumi, yang disamakan bagi penduduk di jawa dan madura..(de locomotief 07-08-1870)

2. Tanggal tak sesuai Fakta karena pemisahan Kabupaten (Regentschap) justru terjadi pada 1 Juni 1921 melalui Besluit no.7 tertanggal 25 April 1921 yang berlaku 1 Juni 1921. Disebutkan tegas bahwa: "Pembentukan Kabupaten Sukabumi merupakan pemisahan atau pemekaran dari kabupaten Cianjur, menjadi Kabupaten Cianjur dan Sukabumi...." (Algemeen Handelsblaad 06-06-1921)

3. Pemilihan tanggal tidak objektif karena ditentukan oleh satu pendapat akademisi melalui seminar  tunggal tanpa mempertimbangkan temuan dari pihak lain misalnya komunitas kesejarahan, atau pendapat ahli lainnya. Pihak lain yang dimaksud hanya sebagai audiens. Konteksnya juga tidak relevan dengan mengkaitkan dengan afdeling yang merupakan reorganisasi residensi Priangan untuk menyambut era perkebunan swasta.

4. Penggalian tidak dilakukan seksama tanpa penelitian ilmiah resmi tapi hanya seminar sepihak oleh akademisi yang tidak pernah membuat penelitian ilmiah tentang hari jadi kota Sukabumi. Seminar yang hanya memajukan satu sudut pandang tersebut seolah dipaksakan, bukan berupa panelis yang mendiskusikan beberapa sudut pandang yang akan memunculkan kesimpulan bersama. Pihak yang diundang hanya diarahkan untuk memilih ya atau tidak tanpa ada perbandingan data kajian mendalam dari sudut pandang lain, padahal kebenaran sejarah bukanlah dihasilkan melalui voting tetapi merupakan hasil penelitian mendalam meskipun konsekuensi ujungnya adalah keputusan politis.

5. Tak ada makna simbolik yang membanggakan masyarakat dari tanggal 10 September 1870 karena sejatinya peristiwa tersebut adalah reorganisasi Karesidenan Priangan untuk memperkuat organisasi Pemerintah Hindia Belanda pasca berakhirnya tanam paksa ke Perkebunan Swasta yang ditandai keluarnya UU Agraria. Momentum ini bahkan pada akhirnya memperbolehkan orang Eropa menyewa lahan selama 75 tahun. Pasca keluarnya Undang-undang ini maka eksploitasi besar-besaran terhadap kekayaan Indonesia dilakukan dan mematikan pertanian tradisional masyarakat. Sebagian besar petani menjadi kuli perkebunan.

Pendapat Komunitas Soekaboemi Heritages:

Soekaboemi Heritages sudah melakukan jakian tentang hari jadi ini sejak tahun 2009, bahkan sudah menerbitkan 5 buku sebagai hasil penelitian semi ilmiahnya. Dalam penentuan hari jadi wilayah di Indonesia secara umum ada 3 Aspek yang menentukan:

1. Aspek Legal Formal.  Melalui Besluit (Keputusan) pemerintah Hindia Belanda, Aspek ini merupakan cara pandang konvensional untuk menentukan hari jadi sebuah wilayah, dan ini merupakan sudut pandang kolonial. Dalam penggalian hari jadi wilayah dimana tinggal masyarakat pribumi dan para penguasa koloni (masa kolonial) tentunya tidak semua peristiwa yang dalam sudut pandang masyarakat sangat bersejarah akan dicatat oleh penguasa kolonial apalagi ditetapkan, maka tanggal faktual layak digunakan sebagai contoh hari jadi Jakarta bukan berdasarkan besluit tapi tanggal faktual tentang perebutan dan penamaan Jayakarta.

2. Aspek Ideologis dan Etnis Kedaerahan, cara pandang ini membangun rasa solidaritas kultural sehingga muncul rasa bangga dan rasa memiliki terhadap hari jadi, tentunya harus ada makna simbolis yang mendalam kepada masyarakat, apakah heroisme atau kebanggaan lain berupa peran dan keterlibatan masyarakat dalam membangun dan mendirikan wilayah tersebut.

3. Aspek Titi Mangsa tertua,  Aspek ini menimbulkan ikatan kolektif masyarakat tentang keunggulan, bahwa eksistensi masyarakat tersebut sudah lama ada, bukan kemarin sore.

Melalui 3 aspek tadi maka dalam penentuan hari jadi Sukabumi ada 2 opsi yaitu:

1. dibentuknya Regentschap (Kaboepaten) Soekaboemi, 1 Juni 1921

Berikut analisa dari 3 aspek pendirian hari jadi:

a. Secara Fakta kuat karena dikeluarkan melalui  Besluit no.7 tertanggal 25 April 1921 yang berlaku 1 Juni 1921. Disebutkan tegas bahwa: "Pembentukan Kabupaten Sukabumi merupakan pemisahan atau pemekaran dari kabupaten Cianjur, menjadi Kabupaten Cianjur dan Sukabumi....". Sebuah cara pandang konvensional murni dalam menyikapi hari jadi Kabupaten Sukabumi.

b. Secara Ideologis tak ada yang membanggakan masyarakat karena merupakan organisasi pemerintah kolonial yang diputuskan oleh pemerintah kolonial melalui para pembantu kolonial. Peristiwa ini tak memunculkan solidaritas kultural, tak ada makna simbolik dan kesan kemandirian dari sudut pandang masyarakat karena sejatinya Bupati kolonial adalah alat penguasa kolonial.

c. Titi mangsa sangat pendek, bahkan sebagian berpendapat lebih muda dari kota sehingga menjadi pendangkalan memori kolektif masyarakat Sukabumi, karena istilah wilayah Sukabumi sudah dikenal jauh sebelum besluit ini keluar, bahkan jauh sebelum Staatsblaad pemisahan afdeling Sukabumi dan Cianjur keluar.   Jikalau bayi yang baru lahir diberi nama, biasanya pada saat lahir atau hanya beberapa saat sesudahnya dengan urutan: Lahir dulu kemudian diberi nama, bukan diberi nama dulu baru kemudian lahir. Penggunaan keputusan tahun 1921 tentunya akan menjadi polemik baru karena menggunakan pola terbalik.

2. Dinamainya entitas dan wilayah ini dengan nama Soekaboemi tanggal 13 januari 1815

Penamaan Sukabumi dilakukan atas usulan para kokolot yang melakukan rapat rutin bulanan di rumah pengelola partikelir yaitu Andries de Wilde di Cikole (lihat buku De Preanger regentschappen op Java gelegen). Wilde mengelola tanah dengan bijak dan melibatkan semua unsur masyarakat sehingga masyarakat menganggapnya sebagai pimpinan. Penamaan Sukabumi bukanlah untuk wilayah Cikole saja tapi seluruh tanpah partikelir yang membentang mulai Cimangkok hingga Cicurug yang disebut Vrijeland Soekaboemi yag berarti tanah bebas. Disebutkan oleh Andries De Wilde "Nadat ik dus kennis van de bestaande inrigtingen in mijne‚districten verworven had, begreep ik, dat eene te zamenvoeging van al die districten, onder éénen naam, nuttig zoude zijn, om daardoor het volk, als het ware, tot één huisgezin (om mij zoo eens uit te drukken) te vereenigen, waarvan zij mij als het hoofd konden beschouwen. Een doelmatige naam, het heilzame klimaat, en het schoone eln rijke tevens van het land aanduidende, werd uitgedacht, en mijne keuze bepaalde zich tot die van Soeka-boemi". Yang kira-kira artinya sesudah dia diberitahu oleh penduduk di distrik yang dia kuasai, maka sangat berguna jika semua distrik disatukan dalam satu nama, seperti menyatukan satu keluarga dimana penduduk memilih dia sebagai kepalanya. Atas keindahan dan hasratnya maka nama Sukabumi yang dipilih".

Analisa:

a. Secara fakta kuat karena tercantum dalam beberapa buku tentang surat Andries De Wilde kepada Engelhardt, (rekanan pemilik tanah dan juga tangan kanan Raffles), yang merubah nama menjadi Sukabumi dengan kalimat “Ik mag U. E. G. Achtbare niet onkundig laten dat ik opverzoek van de Inlandsche Hoofden den naam van Tjicolle in die van Soeka Boemi veranderd heb (Campbell: 1905). Tertulis pula dalam buku West Java Miracle Sight (Wisboom:117), serta De Preanger Regentschappen op Java Gelegen (Wilde:200). Hal ini disusul dengan laporan-laporan yang dibuat ditulis dngan nama Sukabumi, misalnya laporan Joseph Arnold -yang menjadi nama bunga Rafflesia Arnoldi bersama Raffles- pada 17 Desember 1815 menyebutnya sebagai Soca Boomee (Joseph Arnold's Journal), Kemudian Caspar Reindwardt (pendiri kebun raya) sudah menyebutkan Soekaboemie dalam kunjungannya bulan April 1819 (Correspondence of CGC  Reindwardt Heinengen, The Hague 2011), begitupula para pengunjung berikutnya seperti AE Crockewitt menyebut sebagai Soekaboemi dalam kunjungannya tahun 1864 (Ze werken in de preanger regentschappen). semenjak itu wilayah ini sudah dikenal dengan nama Sukabumi. 

b. Secara Ideologi penamaan Sukabumi adalah usulan para kokolot Sukabumi sehingga menimbulkan kebanggaan dan solidaritas kultural bahwa nama ini bukan pemberian kolonial tapi upaya masyarakat. Ada nilai-nilai luhur yang abadi yang menjadi ingatan kolektif masyarakat (remembered History). Tanah Partikelir Sukabumi adalah tanah bebas yang saat itu dibeli (bukan disewa) dari pemerintah Hindia Belanda sehingga menjadi semacam tanah otonom yang tidak beada langsung dibawah pemerintah kolonial.

c. Ibarat bayi baru lahir dan diberi nama, titi mangsa penamaan inilah yang paling tua dari beberapa opsi hari jadi, karena sejak penamaan Sukabumi masyarakat sudah mengenal wilayah ini dengan nama Sukabumi. Memulai runutan peristiwa yang berhubungan dengan hari jadi bukan berarti menentukan kapan Sukabumi secara geologis lahir, atau secara demografis mulai dihuni manusia terkait sejarah pemukimannya karena tak mungkin ada catatan resminya, yang lebih mudah tentunya tinggal melihat kapan wilayah ini pertamakali tercatat diberi nama

Mari kita uji 13 Januari dari persyaratan hari jadi kota:

1. Bisa menuntaskan pencarian karena ini titimangsa awal yang cukup kuat dengan penamaan Sukabumi

2. Tanggal sesuai fakta dibuktikan dengan beberapa traveller yang sudah menyebut wilayah ini dengan Sukabumi misalnya Joseph Arnold, Caspar Reindwardt dan AE Crockewitt.

3. Pemilihan Tanggal cukup objektif dan sesuai konteks karena sudah dibandingkan dari beberapa aspek dengan opsi tanggal yang lain. 

4. Tanggal 13 januari 1815 tentunya sudah melalui penggalian yang seksama, selain dari tulisan para sejarawan seperti  Donald Mac Campbell, CME Wisboom dan buku yang ditulis Andries de Wilde Sendiri, banyak literatur lain yang menegaskan tanggal tersebut sebagai awal penamaan Sukabumi.

5. Ada makna simbolik yang membanggakan masyarakat akan nama Sukabumi yang mulai digunakan atas usulan para kokolot serta keterlibatan masyarakat dalam pembangunannya.

Manfaat menggunakan hari jadi 13 januari 1815 bagi masyarakat:

1. masyarakat akan mengenal sejarah sukabumi dengan benar dari masa awalnya dikenal sebagai Sukabumi sekarang.

2. Menjadi opsi baru untuk perubahan hari jadi kota karena pada dasarnya wilayah kota dan kabupaten tak terpisahkan, terlahir bersamaan pada awalnya

3. Jikalau ada hari lahir kota dan kabupaten berbarengan maka akan luar biasa gegap gempita setiap kecamatan merayakan hari jadi yang luar biasa mulai dari cimangkok hingga cicurug, mulai dari perbawati hingga ciletuh pelabuhanratu.

Semoga tulisan ini dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan wakil rakyat dalam menentukan hari jadi sebagai ebuah keputusan politis yang mempertimbangkan masukan masyarakat serta kebenaran sejarah.

Penulis : Kepala riset dan Kesejarahan Soekaboemi Heritages, Irman "Sufi" Firmansyah.

[email protected]

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkini
Sehat24 April 2024, 08:00 WIB

7 Daun Herbal untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh

Sebelum menggunakan herbal untuk menurunkan kadar kolesterol, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal terlebih dahulu, terutama jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain atau memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Daun Sambiloto. Daun Herbal untuk Menurunkan Kadar Kolesterol dalam Tubuh (Sumber : Instagram/@dyahksi)
Life24 April 2024, 07:00 WIB

10 Kebiasaan Orang Baik yang Membuatnya Disukai dan Dihargai

Ternyata Ini Kebiasaan Orang Baik yang Membuatnya Disukai dan Dihargai. Yuk, Simak!
Ilustrasi. Banyak Teman. Kebiasaan Orang Baik yang Membuatnya Disukai dan Dihargai. (Sumber : Pexels/DivaPlavalaguna)
Food & Travel24 April 2024, 06:00 WIB

Cuma 8 Langkah, Cara Membuat Rebusan Daun Binahong untuk Menurunkan Gula Darah

Ternyata Gampang, Cuma 8 Langkah! Begini Cara Membuat Rebusan Daun Binahong untuk Menurunkan Gula Darah
Ilustrasi. Cara Membuat Rebusan Daun Binahong untuk Menurunkan Gula Darah. Foto: Instagram/sitiakbari33024
Science24 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 24 April 2024, Siang Hari Seluruh Wilayah Berpotensi Hujan

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 24 April 2024.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 24 April 2024. (Sumber : Freepik)
Sukabumi24 April 2024, 01:20 WIB

Disdik Sukabumi Pastikan Ujian Sekolah Tingkat SD dan SMP Berjalan Lancar

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang Nugraha mengungkapkan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi ujian nasional, sebagai penggantinya ada penilaian sumatif akhir jenjang (PSAJ)
Suasana Ujian Sekolah jenjang SD di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi | Foto : Sukabumi Update
Jawa Barat24 April 2024, 00:53 WIB

Empat Pejabat Eselon II Kabupaten Sukabumi Ikuti PKN 2024, Sekda Ade Jadi Mentor

Berikut daftar nama pejabat Eselon II Kabupaten Sukabumi yang ikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Angkatan VI Tahun 2024 di BPSDM Jabar.
Sekda Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman bersama empat pejabat eselon II yang ikuti PKN 2024. (Sumber : Dokpim Pemkab Sukabumi)
Sukabumi24 April 2024, 00:06 WIB

17 Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto di Sukabumi Disita KPK

Belasan asetnya di Sukabumi disita KPK, berikut perjalanan kasus korupsi Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto. Dari tersangka gratifikasi hingga TPPU.
Mantan Kepala Bea dan Cukai Yogyakarta Eko Darmanto saat menjalani pemeriksaan di KPK terkait kasus gratifikasi, Jumat (8/12/2023). (Suara.com/Yaumal)
Entertainment23 April 2024, 22:28 WIB

Positif Konsumsi Ganja, Selebgram Chandrika Chika dan 5 Temannya Ditangkap Polisi

Selebgram Chandrika Chika ditangkap polisi bersama 5 temannya usai terbukti menyalahgunakan narkoba jenis ganja di salah satu hotel.
Sosok selebgram Chandrika Chika. (Sumber Foto: Instagram)
Sukabumi23 April 2024, 21:55 WIB

Rumah Tertimpa Tembok Bangunan Ambruk, Lansia di Nagrak Sukabumi Terpaksa Mengungsi

Dua rumah warga yang salah satu penghuninya merupakan lansia di Nagrak Sukabumi alami kerusakan usai terdampak longsor saat hujan deras.
Kondisi rumah lansia di Nagrak Sukabumi yang alami kerusakan usai tertimpa tembok bangunan rumah warga lainnya yang ambruk karena longsor. (Sumber : P2BK Nagrak)
Sehat23 April 2024, 21:00 WIB

Lawan Asam Urat dengan 8 Obat Alami Ini, Solusi Sehat Kurangi Frekuensi Serangannya

Mengobati asam urat dengan bahan alami dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah serangan yang lebih parah.
Ilustrasi Kunyit - 
Mengobati asam urat dengan bahan alami dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah serangan yang lebih parah.  (Sumber : Freepik.com/@azerbaijan_stockers)