SUKABUMIUPDATE.com - Beredar narasi yang menyebutkan Indonesia telah ditipu karena menggunakan vaksin Sinovac, sementara Cina yang menjadi negara produsen vaksin tersebut sudah tidak lagi menggunakannya.
Narasi tersebut beredar sejak Juli 2021 di media sosial. Klaim tentang hal tersebut beredar setelah otoritas Cina memutuskan untuk memperbolehkan vaksin Pfizer/Biontech pada Juli lalu.
Melansir dari Tempo, terdapat sejumlah narasi yang menyebut bahwa rakyat Indonesia hanya menjadi percobaan Cina untuk vaksin Sinovac yang produksinya. Selain itu penggunaan vaksin Sinovac hanyalah bisnis belaka.
“Vaksin Sinovacnya buat Indonesia saja, gak papa. Setelah divaksin, rakyat pada mati juga. Yang penting dapat uang, karena cuma Indonesia yang blon2 pemerintahnya gampang dikibulin,” bunyi dari narasi yang ditulis warganet pada 23 Juli 2021 lalu.
Berdasarkan penelusuran, pada Juli lalu otoritas Cina sedang mengkaji penggunaan vaksin Pfizer/Biontech. Namun suntikan vaksin tersebut hanya sebagai booster (dosis ketiga).
Vaksin itupun ditujukan hanya untuk warga yang telah menerima dosis vaksin lengkap. Namun dalam perjalanan waktu, penggunaan vaksin Pfizer akhirnya ditunda.
The Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip dari Taiwan News melaporkan bahwa pejabat kesehatan China khawatir jika vaksin Pfizer disetujui, itu akan mengikis kepercayaan pada vaksin buatan China yang diproduksi oleh Sinopharm dan Sinovac.
Sementara vaksin Cina telah terbukti memiliki kemanjuran, Sinopharm 79% dan Sinovac 51%. Karena itulah otoritas Cina menunda menggunakan Pfizer.
Sementara mengenai narasi yang menyebutkan bahwa Cina tidak lagi menggunakan vaksin Sinovac merupakan informasi keliru. Sebab selama ini Cina menggunakan sejumlah vaksin buatan dalam negeri, termasuk produk dari Sinopharm, Sinovac, Zhifei, serta vaksin dosis tunggal oleh CanSino.
Di luar Cina, Indonesia bukan negara satu-satunya yang menggunakan vaksin Sinovac. Menurut situs Track Vaccine, vaksin Sinovac telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat sedikitnya di 40 negara, termasuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka narasi yang menyebutkan Indonesia telah ditipu dalam penggunaan vaksin Sinovac adalah informasi yang tidak benar.
Sumber : Tempo