SUKABUMIUPDATE.com - Akhir Mei 2021 lalu beredar pesan berantai di media sosial WhatsApp bahwa orang yang disuntik vaksin Covid-19 akan meninggal dua tahun kemudian. Dalam pesan itu juga tercantum salah satu nama mantan peneliti vaksin Pfizer yang menyatakan selepas suntikan vaksin pertama terdapat sejumlah 0,8 persen akan mati dalam masa dua pekan.
"Mereka akan mampu bertahan hidup sekitar dua tahun, namun kemampuan tersebut dikurangi dengan penambahan suntikan vaksin yang menyebabkan kemerosotan fungsi organ tertentu dalam badan manusia, termasuk jantung, paru-paru, dan otak," demikian salah satu poin dari isi pesan tersebut.
Baca Juga :
Lantas dari segi keilmuan benarkah kabar Vaksin Covid-19 menyebabkan kematian setelah dua Tahun disuntikan?
Pemerhati imunisasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Julitasari Sundoro, menepis informasi terkait risiko kematian penerima vaksin Covid-19 dua tahun usai disuntik tersebut.
"Sekarang penelitian di dunia itu belum sampai dua tahun. Jadi kita tidak tahu yang menyebabkan akan meninggal dua tahun itu hanya Tuhan yang tahu," katanya seperti dilansir dari Tempo, Jumat (4/6/2021).
Menurut Julitasari, tujuan memberikan vaksin supaya terbentuk imunitas pada tubuh seseorang sebagai proteksi terhadap Covid-19. Harapannya akan timbul antibodi pada tubuh penerima vaksin untuk melawan virus corona.
"Meskipun kita tidak tahu 100 persen (kemanjuran), tetap harus protokol kesehatan," imbaunya.
Julitasari memastikan pesan tersebut merupakan Hoax atau kabar bohong sebab penelitian vaksin di dunia hingga saat ini belum ada yang tuntas 100 persen.
"Semua vaksin akan diuji dalam waktu dua bulan setelah vaksinasi lengkap, enam bulan, satu tahun, jadi belum sampai dua tahun itu masih lama, yang 12 bulan saja belum selesai," pungkasnya.
SUMBER: TEMPO