SUKABUMIUPDATE.com - Beredar sebuah video Presiden kedua Republik Indonesia (RI), Soeharto yang menyebut Demokrasi Indonesia kini telah rusak.
Soeharto, dalam video viral itu, sedang berbicara mengkritik Presiden Joko Widodo. Video kemudian disebarkan dengan klaim Soeharto memprihatinkan era sekarang yang lebih parah dan kejam dibandingkan era Orde Baru.
Lebih detail, akun twitter dengan nama @andria75777 https://x.com/Andria75777/status/1758180068998988177?s=20 (https://archive.ph/0NDFw arsip) pada 16 Februari mengunggah sebuah video Presiden RI kedua, Soeharto, yang disandingkan dengan foto Presiden Joko Widodo dan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.
“Saya pikir dulu di masa pemerintahan saya kejam, ternyata di era ini yang dipimpin 10 tahun ini lebih kejam dari era saya 32 tahun. Tidak sebanding dengan sekarang, dulu saya tidak pernah mengajukan atau memerintahkan anak saya untuk menjadi Presiden atau wakil presiden, tapi di era sekarang parah. Akan bagaimanakah Indonesia ini yang akan datang jika seperti ini terus merajalela. Saya pikir setelah jatuhnya kekuasaan saya, Indonesia akan lebih baik dengan sistem demokrasi. Ayo masyarakat bangkit dengan semangat reformasi kita sama-sama perbaiki dan kita jaga negeri ini dari orang-orang yang rakus kekuasaan dan para penjilat kekuasaan. Dan buat aparat negara juga kalian hati-hati karena mata dan hati rakyat selalu melihat, kalian lahir dari rahim rakyat, kalian digaji oleh rakyat, perbaiki diri kalian untuk netral.” kata Soeharto dalam video viral tersebut, dikutip dari turnbackhoax.id, Rabu (21/2/2024).
Baca Juga: [SALAH] Perempuan Korban Begal di PLTU Cipatuguran Palabuhanratu Sukabumi
Video Soeharto sebut demokrasi Indonesia rusak itu kemudian diunggah dengan narasi, “SERASA PAK SOEHARTO KEMBALI HIDUP. PRIHATIN DENGAN DI RUSAKNYA UU DAN DEMOKRASI DI NEGARANYA KARENA HAWA NAFSU RAKUSNYA KEKUASAAN SESEORANG YG SEDANG BERKUASA.”
Hasil Cek Fakta
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan fakta bahwa Video Soeharto sebut demokrasi Indonesia rusak merupakan hasil rekayasa AI. Mafindo memverifikasi keaslian audio tersebut dengan menggunakan tools elevenlabs.io. Hasilnya, Eleven Labs menyimpulkan dengan tingkat probabilitas 10 persen, kemungkinan besar file audio tersebut tidak dibuat dengan Eleven Labs. Namun tools Eleven Labs memiliki keterbatasan, karena pendeteksi suara AI mereka hanya mendeteksi apabila klip audio tersebut menggunakan Eleven Labs.
Baca Juga: [CEK FAKTA] Viral Tegalbuleud Sukabumi Perbatasan Australia-Indonesia
Mafindo juga membandingkan analisis tersebut dengan menggunakan tools AI Voice Detector, alat untuk menganalisis berbagai fitur file audio untuk menentukan apakah rekaman suara dihasilkan oleh AI atau suara manusia. Alat ini diklaim menggunakan algoritma canggih yang memperhitungkan berbagai faktor, seperti pitch, nada, dan infleksi suara, serta isyarat halus lainnya yang mungkin mengindikasikan suara yang dihasilkan oleh AI.
Ketika audio tersebut diverifikasi menggunakan aivoicedetector.com, hasil probabilitas AI 98,61 persen. Probabilitas ini memperkuat fakta bahwa audio yang digunakan pada sumber merupakan hasil rekayasa AI.
Kesimpulan
Faktanya berdasarkan penelusuran Relawan Mafindo (Vinanda), Video Soeharto sebut demokrasi Indonesia rusak yang beredar merupakan hasil rekayasa AI. Hal itu dibuktikan dengan pemindaian menggunakan tools pendeteksi audio AI aivoicedetector.com, didapatkan hasil probabilitas sebesar 98,61 persen dibuat oleh suara AI.
Video Soeharto sebut demokrasi Indonesia rusak itu termasuk kategori Konten Palsu, yakni konten baru yang 100% salah dan didesain untuk menipu serta merugikan.
Baca Juga: [PREBUNKING] Cuaca Sukabumi dan Aturan Pencoblosan Ulang Akibat Bencana Alam
Untuk diketahui, Mafindo atau Masyarakat Antifitnah Indonesia, adalah Organisasi Kemasyarakatan yang bertujuan mensosialisasikan bahaya informasi bohong (hoaks) dan menciptakan imunitas terhadap hoax di masyarakat Indonesia.
Rujukan