SUKABUMIUPDATE.com - Narasi Tegalbuleud Sukabumi perbatasan Australia dan Indonesia viral di media sosial sejak postingan Instagram/@txtdarisukabumi diunggah pada Jumat, 2 Februari 2024.
Pantauan sukabumiupdate.com di Instagram, hingga Selasa (6/2/2024) postingan Tegalbuleud perbatasan Indonesia-Australia sudah disukai lebih dari 808 pengguna dan mendapatkan 55 komentar.
"Diumur berapa kalian tau kalo Tegalbuleud itu perbatasan Indonesia dan Australia?" tulis keterangan unggahan Instagram/@txtdarisukabumi dikutip Selasa (6/2/2024).
Updaters, simak Cek Fakta Sukabumi berikut untuk mengetahui informasi kebenaran narasi yang viral di media sosial!
Cek Fakta Sukabumi: Tegalbuleud Perbatasan Indonesia-Australia
Hasil penelusuran redaksi sukabumiupdate.com tentang fakta kebenaran Tegalbuleud perbatasan Indonesia-Australia menyebutkan, pernyataan tersebut ramai sebagai salah satu guyonan masyarakat zaman dahulu. Hal itu sebagaimana diungkap oleh Sejarawan Sukabumi, Irman Firmansyah.
Baca Juga: [CEK FAKTA] Viral Tegalbuleud Sukabumi Perbatasan Australia-Indonesia
Konon dalam pantun Pajajaran disebutkan Kisah pelarian lain, misalnya terjadi saat munculnya serangan Banten yang berkoalisi dengan Cirebon dan Demak.
Menurut Irman yang juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Prabu Siliwangi dan pengikutnya mencoba melarikan diri ke Pulau Christmas melalui Pantai Tegal Buleud, namun gagal karena ombak Samudra Hindia yang pasang.
Di Tegalbuleud Sukabumi inilah sang Prabu sebelum Ngahiyang (menghilang) membagi - bagi pengikutnya ke dalam kelompok kecil dan membiarkan mereka memilih jalan hidup masing - masing. Ketiganya berusaha kembali ke Dayeuh (pusatkota).
"Ketiga rombongan masing-masing dipimpin tiga pengawal istana Bernama Demang Haurtangtu, Puun Buluh Panunjang, dan Guru Alas Lintang Kendesan. Sebagian melarikan diri ke Urug, Citorek, Sirna Rasa, Ciganas dan sebagian bermuara ke Kampung adat Ciptarasa Cisolok (Kesatuan Adat banten Kidul)." tutur Irman ketika dihubungi sukabumiupdate.com, Senin (5/2/2024).
Baca Juga: Harmoni Gereja Sidang Kristus dan Masjid Agung di Kota Sukabumi
Kemudian rombongan ketiga dipimpin Prabu Anom Yuwaraja menuju Cibeo Lebak dan kelompok terakhir menuju Muara Cimandiri yang menjadikan cikal bakal kisah munculnya Palabuhanratu Sukabumi.
"Peristiwa ini memang pada akhirnya menyebabkan sebagian masyarakat menganggap perbatasan selatan wilayah Sukabumi adalah Tegal buleud dan menjadi ungkapan setengah bercanda, hal ini memang beralasan mengingat jaraknya yang tidaklah jauh." jelas Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah kepada sukabumiupdate.com.
Adapun unggahan "Tegalbuleud perbatasan Indonesia-Australia", menurut Irman belum sepenuhnya benar. Meskipun hal ini masih relevan dan sah sebagai bagian dari narasi kebudayaan dengan kisah sejarah masa lalu.
Berdasarkan penjelasan sejarah tersebut, Irman menegaskan, pernyataan "Tegalbuleud perbatasan Indonesia-Australia" adalah fakta tapi kurang tepat. Ini karena tidak hanya Tegalbuleud, mulai dari Cisolok - Palabuhanratu - Tegalbuleud - Ujunggenteng yang berbatasan dengan Australia, namun bukan daratannya tetapi lautan.
Sementara itu terkait pernyataan resmi, kata Irman, tentu harus merujuk kepada perbatasan resmi Indonesia-Australia yang secara detail sudah disahkan pemerintah melalui perjanjian, karena ini menyangkut kedaulatan kedua negara.
Baca Juga: [PREBUNKING] Apa Itu Putaran Pilpres dalam Pemilu dan Contohnya
Diketahui sebelumnya, Guyonan "Tegalbuleud perbatasan Indonesia-Australia" muncul karena perbatasan Indonesia dan Australia yang sebenarnya adalah lautan yang diputuskan melalui perjanjian perbatasan maritim tanggal 16 Maret 1997. Diantaranya meliputi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan batas landas kontinen Indonesia-Australia dari perairan selatan Pulau Jawa, termasuk perbatasan maritim di Pulau Ashmore dan Pulau Christmas.
Menurut Irman yang juga sebagai Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, wilayah kecamatan Tegalbuleud Sukabumi sendiri batas wilayah selatannya secara resmi adalah Samudera Indonesia.
Guyonan sendiri muncul karena Tegalbuleud Sukabumi adalah salah satu Pelabuhan yang digunakan oleh para pencari suaka untuk menyebrang ke Australia karena cukup dekat terutama ke pulau Christmas.
"Jarak yang hanya 355 km dari Dermaga Pasir TegalBuleud ke Pulau Christmas hanya membutuhkan 2-3 jam untuk sampai ke pulau milik Australia tersebut, sehingga sering disebut hanya selemparan batu", tutur Irman ketika dihubungi sukabumiupdate.com, Senin (5/2/2024).
Oleh karena itu, lanjut Irman, jika ada sesuatu hal maka ungkapan yang muncul adalah Tegalbuleud perbatasan Australia, seolah kita tinggal melompat saja sudah sampai ke Australia.
Meskipun Ungkapan "Tegalbuleud perbatasan Indonesia-Australia" disebut guyonan, namun memiliki dasar secara sejarah.
Cerita historis menyebutkan, Tegalbuleud Sukabumi memang digunakan oleh rombongan Prabu Siliwangi saat melarikan diri dari kejaran pasukan Banten untuk bisa menyebrang ke Nusa Larang yang banyak menganggap bahwa Nusa Larang tersebut sekarang disebut Pulau Christmas.