SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksanaan Debat Ketiga Calon Presiden (Capres) Pemilu 2024 mengundang respon yang beragam.
Hal itu berkaitan dengan klaim para Capres saat Debat Pilpres 2024 berlangsung, Minggu (7/1/2024). Mulai dari Anies Baswedan (capres nomor urut 1), Prabowo Subianto (capres nomor urut 2) hingga Ganjar Pranowo (capres nomor urut 3).
Diketahui, merujuk laman Koalisi Cek Fakta, capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyatakan bahwa ada negara-negara ASEAN yang sekarang menjadi pintu masuk bagi kekuatan Tiongkok, misalnya, terhadap wilayah Laut Cina Selatan seperti melalui Laos dan Myanmar.
“Jawaban pak Ganjar tidak ada satu kata pun menyebut kata ASEAN. Padahal kata kuncinya di dalam menyelesaikan persoalan ini adalah ASEAN. Dan Indonesia negara terbesar di ASEAN, pendiri ASEAN, Indonesia harus kembali menjadi pemimpin ASEAN yang dominan, bukan sekadar hadirin dalam summit-summit ASEAN kita menjangkau semua dan negara negara ASEAN yang sekarang ini menjadi pintu masuk bagi kekuatan Tiongkok misalnya terhadap wilayah Laut Cina Selatan apakah itu melalui Laos, apakah itu melalui Myanmar.” kata Anies saat Debat Ketiga Capres 2024 yang digelar KPU, Minggu (7/1/2024).
Baca Juga: Link Live Streaming Debat Capres Minggu 7 Januari 2024
Namun, benarkah klaim yang disampaikan Anies tersebut? Simak hasil cek fakta berikut sebagaimana merujuk laman cekfakta.com!
Hasil Cek Fakta Anies di Debat Pilpres 2024: Tiongkok Manfaatkan Beberapa Negara di ASEAN untuk Laut Cina Selatan
Prasetia Anugrah Pratama, peneliti Data & Democracy Research Hub Monash University-Indonesia mengatakan Cina memanfaatkan kedekatan dengan Laos untuk mengintervensi ASEAN atas isu Laut Cina Selatan dengan memanfaatkan krisis Myanmar.
Dilansir SCMP, pada tanggal 8 September 2023, Liu Jianchao, kepala Departemen Internasional Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok bertemu dengan Presiden Laos Thongloun Sisoulith. Ini bersamaan dengan kesiapan Laos untuk mengambil alih posisi Ketua ASEAN.
Sementara itu, dilansir OFR, hubungan perdagangan antara Myanmar dan Cina juga terus berkembang meskipun ketidakstabilan dalam negeri di Myanmar terus meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir, Cina telah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Myanmar.
Baca Juga: Soal Sistem Pertahanan Indonesia, Ganjar: Teknologi Sakti Hingga Rudal Hypersonic
Menurut Kementerian Perdagangan Myanmar, perdagangan bilateral antara April 2022 dan setengah Januari 2023 pada tahun keuangan 2022-2023, mencapai hingga 2159.412 juta dolar.
Dalam laporan SafeGuard Global, besarnya kekuatan CIina menjadikan berbagai negara Asia Tenggara bergantung pada perekonomian Cina. Khususnya yang berada di sepanjang sungai Mekong Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, hingga Vietnam.
Ketergantungan negara ASEAN juga tercermin juga dari kontribusi 20% atau US$ 669,2 miliar dari Cina sebagai partner dagang terbesar.
Dilansir Kemenlu, pada tanggal 13 Juli 202 di Jakarta ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah menyepakati Pedoman untuk mempercepat negosiasi Kode Etik (Code of Conduct/COC) di Laut Cina Selatan (LTS). Pedoman tersebut diadopsi dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN dengan Direktur Komite Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China, Wang Yi.
"Hanya dengan kesepakatan ini kita dapat mencapai kerja sama yang saling menguntungkan demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di Indo-Pasifik," ujar Menlu Retno, dikutip via cekfakta.com, Minggu (7/1/2024).
Baca Juga: Cek Fakta Debat: Kata Anies Indonesia Alami Lebih dari 800 Juta Serangan Siber?
Ludiro Madu, dosen Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta mengatakan Cina sudah sejak lama menggunakan Laos dan Myanmar ke wilayah LCS.
“Sampai saat ini China mempertahankan ketergantungan negara-negara di sekitar Sungai Mekong di bawah pengaruh China sebelum mereka bergabung ke ASEAN,” kata Ludiro.
Berdasarkan penelusuran Cek Fakta Debat Pilpres 2024 oleh Tim Cek Fakta Tempo, menyatakan klaim Anies bahwa Tiongkok memanfaatkan Laos dan Myanmar untuk mempertahankan pengaruhnya di Laut China Selatan adalah Benar.
China mempertahankan pengaruhnya di tengah ketidakstabilan dalam negeri di Myanmar. Beberapa tahun terakhir, Cina telah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Myanmar.
Adapun di tahun 2022-2023 nilai perdagangan China dan Myanmar mencapai US $ 2.159.412 juta. China juga berkontribusi sebesar 20% atau US$ 669,2 miliar dalam perdagangan dengan negara ASEAN.
Sumber: cekfakta.com