SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika mengungkap dua tema hoaks yang beredar di masyarakat pasca gempa cianjur. BMKG meminta warga tidak panik dan tetap berkoordinasi dengan aparat di wilayahnya masing-masing, tetap waspada dari gempa susulan, khususnya untuk warga yang rumah atau bangunannya terdampak kerusakan dari gempa M5.6, di Cianjur pada Senin siang, 21 November 2022.
BMKG melalui, Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu memberikan penjelasan tertulis menyoal isu “Waspada aktivitas pergerakan sesar cimandiri dan erupsi gunung gede yang mengakibatkan gempa bumi”. Informasi ini beredar cepat dan berantai di media sosial, khususnya grup-grup whatsapp warga Cianjur dan Sukabumi.
Hoaks pertama tentang sejenis laporan situasi kepada warga Sukabumi agar mewaspadai pergerakan sesar cimandiri dalam 1 pekan kedepan. Berikut narasi lengkapnya;
“Ijin melaporkan komandan situasi Terkait tingkat kewaspadaan info BMKG dan BNPB Tingkat waspada Tinggi Wilayah Sukabumi aktivitas Yang dilewati Garis Pergerakan Sesar Cimandiri 1 Minggu Kedepan
1. Pelabuhan Ratu dan sekitarnya
2. Cibadak dan sekitarnya
3. Cicantayan dan Cibolang
4. Sukaraja dan sekitarnya
5. Sukalarang dan sekitarnya
6. Baros dan sekitarnya
7. Salabintana dan sekitarnya
8. Kadudampit dan sekitarnya
Himbauan bagi warga tetap waspada dan tidak panik serta tak berpergian dari rumah masing-masing untuk menjaga keamanan tempat tinggal masing-masing.
Terimakasih
Muspika & Muspida
Kota Sukabumi
Hoaks kedua berupa voice note tentang kondisi gunung gede pangrango sebelum gempa bumi M5.6 pada Senin, 21 November 2022. Berikut narasi lengkapnya;
“Ada cahaya seperti api menyala di Gunung Gede yang menyebabkan terjadinya erupsi
Gunung Gede yang megakibatkan adanya gempabumi di wilayah Kp Singa Barong dan Kp Sarongge,Kabupaten Cianjur.”
Dua informasi ini jelas Kepala Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu dibuat dan disebar mengatasnamakan BMKG. “Berita tersebut tidak benar dan BMKG tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi tersebut,” tegasnya. .
Teguh menegaskan informasi tersebut masuk kategori hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan membohongi masyarakat, karena tidak punya dasar ilmiah yang jelas.
“Perlu diketahui bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat,kapan, dimana dan berapa kekuatan gempa yang akan terjadi.dan Informasi resmi yang diperoleh dari PVMBG, hingga saat ini status Gunung Gede masih dalam status Level I (Normal),” jelasnya.
Melalui rilis ini BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. BMKG juga mengingatkan jika terjadi bencana gempabumi, agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak
ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. Masyarakat juga diharapkan hanya percaya pada informasi resmi kebencanaan melalui informasi resmi yang dikeluarkan dari pihak yang berhubungan langsung dengan kejadian bencana seperti BKMG, BASARNAS, BNPB, TAGANA, TNI/Polri dan aparat Pemerintahan setempat,” pungkas Teguh Rahayu.
#SHOWRELATEBERITA