SUKABUMIUPDATE.com - Gambar horor buatan ilustrator lokal seperti di Bandung, menjadi incaran klien dari luar negeri seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Australia. Pemesanannya untuk beragam keperluan, seperti gambar kaus, komik, band musik metal, juga latar panggung. Selain itu untuk buku, cover album musik, hiasan badan mobil, serta tampilan website.
Di sela puluhan gambar ilustrasi horor yang dipamerkan komunitas Illuminator di Bandung pada 1-2 September 2018, terselip karya-karya pesanan dari klien mancanegara itu. Tidak selalu bergambar horor atau khas band musik bergenre death metal yang sangar dan mengerikan, ilustrasi bercitra musisi dan penulis lagu Kev Rowe asal Amerika Serikat sedang bermain gitar pun diminati.
Bahkan ilustrasi lain seperti astrologi bintang Libra, ternyata pesanan sebuah merek pakaian di Jerman. Di tengah lesunya pesanan ilustrasi horor di dalam negeri seperti dari band metal dan distro, pasar global rupanya tetap semarak. "Permintaan lokal sangat menurun dalam dua tahun terakhir ini, tapi klien dari luar negeri selalu ada," kata Didin Krisnaedy Purwanda Supartawidjaja alias Dinan, penggambar dari komunitas Illuminator, Ahad, 2 September 2018.
Pameran yang disertai pelatihan dan diskusi itu terkait ulang tahun ke-8 Illuminator School. Menurut Dinan, peserta latihan menggambar di sekolah non-formal itu para lulusan SMA. Mereka dibimbing menggambar ilustrasi horor teknik manual di atas kertas juga digital dengan komputer. "Kebanyakan menjadi ilustrator selain bekerja yang lain," ujarnya.
Mantan murid sekolah itu, E. Yuda Wahyudiangga, 32 tahun, misalnya yang membuat ilustrasi Kev Rowe itu beberapa bulan lalu. Pekerjaan resminya sebagai pegawai negeri di bagian radiologi sebuah rumah sakit pemerintah di Bandung selama delapan tahun. "Mulai fokus jadi ilustrator dan cari klien sejak 2017," katanya, Ahad, 2 September 2018.
Setelah mengasah kemampuan menggambar yang jadi hobinya sejak kecil, ia mengaku belajar mencari klien ke seorang penggambar di Amerika Serikat. Komunikasinya lewat Internet. Selain membangun kepercayaan dirinya untuk menggambar, Yuda mendapat kiat agar sukses menjaring klien. "Misalnya kalau lewat chatting di media sosial itu kurang sopan, sebaiknya mengajukan proposal dan portofolio karya ke calon klien," ujarnya.
Karya ilustrator Bandung yang sebagian merupakan pesanan klien dari luar negeri seperti Amerika Serikat dan Jerman. (TEMPO/ANWAR SISWADI).
Dengan kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan, Yuda kadang berkomunikasi dengan klien lewat video Internet. Sementara soal pesanan karya yang diminta, secara berkala ia mengirimkan kemajuan gambarnya ke pemesan. Komunikasi seperti itu perlu dilakukan agar gambarnya sesuai keinginan sekaligus membangun kepercayaan klien. "Klien luar negeri sangat menghargai karya, kalau pesanan mereka tidak jadi, kerugiannya melebihi nilai uang yang mereka bayar," ujar Yuda.
Para kliennya memesan untuk beragam keperluan, seperti gambar kaus, komik, band musik metal, juga latar panggung konser. Selain itu untuk buku, cover album musik, hiasan badan mobil, serta tampilan website. Kadang untuk mencapai pewarnaan yang spesifik, Yuda menggaet rekannya yang terbiasa menangani warna gambar, honornya dibagi secara terbuka.
Menurut Yuda, semua karya pesanan itu ia lepas dengan sistem jual putus. "Kalau harga gambar saya kisarannya US$15-350, masih pemula," katanya.
Sejak sepuluh tahun lalu paling tidak, beberapa karya para ilustrator horor di Bandung yang umumnya menyukai musik metal telah dipesan klien dari luar negeri. Saat itu seringnya untuk cover album dan kaus band metal lewat jalinan pribadi. Belakangan, kata Dinan, muncul beberapa website yang membuka lapak bagi karya para ilustrator. "Klien banyak mencari ke sana, dan ada jaminan kepercayaan," ujar Dinan.
Ia yakin masa depan pasar ilustrasi global masih tetap menjanjikan. Tren sekarang, permintaan klien berkembang ke ilustrasi horor untuk poster-poster film lewat berbagai kontes. Sebuah film aksi Indonesia juga telah mengadakan lomba serupa.
Sumber: Tempo