SUKABUMIUPDATE.com - Di kehidupan nyata, menemukan orang dengan tingkat IQ yang tinggi atau jenius tidak semudah mencari mereka yang suka banyak omong.
Biasanya, tingkat intelegensia seseorang ditentukan lewat tes resmi. Sedangkan dalam keseharian cenderung tidak terlihat.
Namun, sebuah studi menunjukkan ada beberapa cara aneh untuk mengetahui tipe orang jenius dari kebiasaannya sehari-hari seperti berikut ini yang dilansir dari metro.co.uk
1. Mengakui kesalahan
Orang dengan IQ tinggi biasanya mengakui saat dia membuat kesalahan dan cepat belajar dari kesalahannya itu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh universitas Michigan menemukan bahwa orang cerdas biasanya belajar cepat dari kesalahannya. Mereka tidak percaya bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang tetap ada, namun akan mengambil setiap kesempatan untuk belajar, sementara yang lain melewatkannya.
2. Tidak berpikir dirinya pintar
Orang dengan IQ di atas rata-rata biasanya tidak berpikir dirinya pintar. Pengakuan pintar biasanya justru datang dari mereka dengan IQ rendah, hal ini dikenal dengan fenomena “the Dunning-Kruger effectâ€.
Dunning dan Kruger menulis, berdasarkan penelitian penulis menemukan bahwa orang yang selalu berbicara berlebihan dan dibesar-besarkan cenderung memiliki IQ di bawah rata-rata.
3. Humoris
Anda suka lelucon yang cenderung buruk? bisa jadi Anda termasuk orang cerdas.
Penelitian dari University of Vienna menunjukkan bahwa penggemar lelucon yang buruk cenderung skor lebih tinggi pada kecerdasan verbal dan nonverbal.
Para peneliti meneliti 159 orang dewasa untuk mengetahui rating tingkat humoris mereka, dan kemudian diukur dengan menggunakan kecerdasan standar dan tes psikologi.
Para peneliti menulis, "Hasil ini mendukung hipotesis bahwa pengolahan humor melibatkan kognitif serta komponen afektif dan menunjukkan bahwa variabel-variabel ini mempengaruhi pelaksanaan frame-pergeseran dan blending konseptual dalam proses pengolahan humor.
4. Menikmati sendirian
Para peneliti dari LSE dan Singapore Management University menganalisis data dari survei besar yang melibatkan 15.000 orang berusia 18 hingga 28 yang juga menjalani tes IQ.
Mereka menemukan bahwa, untuk orang dengan IQ rendah hingga menengah, umumnya merasa tidak bahagia tinggal di daerah sepi.
Tapi bagi orang yang sangat cerdas, bahkan bersosialisasi dengan teman-teman terkait bisa memberikan ketidakbahagiaan.
Para peneliti menulis, “individu yang cerdas mengalami kepuasan hidup yang lebih rendah jika dia banyak bersosialisasi".
5. Malas secara fisik
Banyak orang yang saat ini lebih suka duduk berlama-lama menonton netflix sepanjang malam daripada pergi ke gym.
Namun, malas secara fisik juga bisa berarti tanda seseorang pemikir, demikian menurut sebuah studi terbaru.
Para peneliti dari Florida Gulf Coast University dinilai 60 relawan menggunakan Need for Kognisi test - membagi mereka ke dalam "pemikir" dan “non-pemikirâ€.
Mereka kemudian memantau aktivitas fisik mereka selama seminggu - dan menemukan bahwa "non-pemikir" cenderung lebih aktif daripada pemikir.
Para peneliti menulis, "individu Tinggi NFC tampak lebih puas "menghibur diri" secara mental, sedangkan individu rendah NFC cepat mengalami kebosanan dan pengalaman lebih negatif.
6. Tidak menghakimi
Sebuah studi terkait orang-orang yang menerima "meme" dan buzzword di Facebook dilakukan oleh para peneliti di University of Waterloo, Ontario. Dimana 845 relawan diminta untuk mengevaluasi serangkaian pernyataan tentang bagaimana mereka menyikapi meme dan buzzword tersebut.
Beberapa pernyataan mengungkapkan bahwa mengirimkan sesuatu yang inspirasional di media sosial akan mengekang manifestasi dan imajinasi dalam demensial ruang dan waktu.
7. Anak sulung biasanya cerdas
Anak yang lahir pertama kali biasanya paling cerdas daripada saudaranya yang lain.
Perbedaan kecerdasan mereka umumnya terukur dalam IQ sejak usia satu tahun dan itu berkat orang tua mereka.
Para peneliti di Universitas Edinburgh menemukan bahwa semua anak menerima tingkat yang sama dari dukungan emosional dari orang tua mereka tapi anak pertama memiliki dukungan lebih banyak dengan tugas-tugas yang dikembangkan keterampilan berpikir mereka.
Para peneliti mengatakan temuan ini dapat membantu untuk menjelaskan ungkapan dimana anak pertama akan menikmati hidup dan karir yang lebih baik.
Peneliti mengamati 5.000 anak dari lahir sampai usia 14, menguji mereka setiap dua tahun dengan penilaian.
8. Bisa berdebat dengan cerdas
Orang yang bisa berdebat dengan cerdas, baik dari struktur kalimat yang disampaikan ataupun cara penyampaiannya cenderung memiliki IQ tinggi. Mereka umumnya berdebat langsung to poin tanpa menyinggung orang lain dan tanpa "menggali" dan mengabaikan sudut pandang lain.
Dr Travis Bradberry, penulis buku Emotional Intelligence 2.0, mengatakan ketika Anda menghadapi sebuah perdebatan dengan kecerdasan emosional, mereka akan menunjukkan respek pada lawan debatnya, bahkan ketika dia tidak setuju dengan pendapatnya.
Sebuah studi neurologis yang dilakukan oleh Jason S. Moser dari Michigan State University telah menunjukkan bahwa otak orang pintar benar-benar bereaksi secara berbeda terhadap kesalahan.
Sumber: Tempo