SUKABUMIUPDATE.com - Sanna Heikkinen, peneliti dari Universitas Helsinki di Finlandia dan Finnish Cancer Registry dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor, meneliti  dampak penggunaan alat kontrasepsi spiral dan pewarna rambut dalam faktor risiko kanker payudara.
Data yang disurvei mencakup laporan pribadi 8.000 pasien kanker payudara dan 20.000 orang yang dalam pengawasan di Finland.
Studinya menunjukkan bahwa selain faktor risiko yang telah dikenal, yakni usia, riwayat keluarga, kegemukan, dan gaya hidup tak sehat, ternyata penggunaan alat kontrasepsi spiral dan warna rambut juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Dari temuan Heikkinen, wanita pasca-menopause yang menggunakan kontrasepsi spiral 52persen lebih berisiko kanker payudara bila dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan.
Adapun, perempuan di bawah usia 50 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal lainnya juga 32 persen berisiko kanker payudara dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi hormonal.
Selain itu, ada juga potensi 23 persen peningkatan risiko kanker payudara bagi perempuan yang sering mengecat rambutnya.
Namun, studi tersebut masih memerlukan konfirmasi dari penelitian lanjutan yang lebih spesifik pada penggunaan alat kontrasepsi spiral dan pengecatan rambut dari populasi yang berbeda.
“Faktor terbesar dalam kanker payudara adalah peningkatan usia dan gaya hidup yang berisiko seperti usai yang terlalu tua saat melahirkan anak pertama, konsumsi alcohol yang tinggi dan gaya hidup yang pasif,†kata Heikkinen seperti dilansir Sciencedaily, Sabtu 11 Maret 2017.
Selain itu, dalam penelitiannya Heikkinen juga menyatakan wanita yang menjalani pemeriksaan payudara mamografi oportunistik juga memiliki risiko tinggi terpapar kanker payudara. Sebanyak 60 persen dari peserta mengungkapkan telah menjalani pemeriksaan mamografi sebelum berusia 50 tahun.
“Perempuan harus lebih mendapat informasi mengenai efek samping mamografi seperti akumulasi beban radiasi dan konsekuensinya baik positif maupun negatif,†tuturnya.
Sumber: Tempo