SUKABUMIUPDATE.com - Saat anak mengalami gayal, banyak makan, minum, dan kerap kencing, orang tua harus mewaspadai kemungkinan terserang diabetes. Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan mengatakan perawatan diabetes pada anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa, karena otak anak masih berkembang, begitu pula dengan sistem reproduksi dan fisik mereka.
Dokter Aman menambahkan dampak komplikasi diabetes pada anak sama dengan orang tua. "Saya pernah menemukan kasus anak berusia 14 tahun terkena komplikasi diabetes hingga matanya katarak. Itu karena gula darahnya sangat buruk. Dalam diabetes tidak ada istilah sembuh total melainkan kadar gula darahnya telah terkontrol,” ujarnya.
Diabetes bukan akhir segalanya. Anak penderita diabetes tetap punya peluang untuk tumbuh layaknya anak-anak lain. Mereka tidak perlu memantang makanan tertentu kecuali minuman dan makanan bergula. Misalnya, anak usia 10 tahun membutuhkan 2.000 kalori per hari, maka asupan karbohidrat hariannya cukup 250 gram, sisanya berupa protein dan lemak.
“Porsi protein dan lemak yang dimakan setiap hari bebas, tapi khusus karbohidrat 250 gram. Tidak lebih. Anak juga harus diajari bertahan ketika kadar gula darah melonjak atau menyusut. Di rumah sakit, kami mengajari anak mengecek gula darah sendiri, menyuntik insulin sendiri, hingga mengganti jarum suntik sendiri,” ujar Aman.
Aman mengingatkan para orang tua membekali anak yang terkena diabetes dengan 4 benda penting, yaitu insulin, alat cek gula darah lengkap dengan baterainya, camilan sehat, dan jurnal harian gula darah. “Anak perlu mencatat kadar gula darah mereka setiap hari. Jurnal itu nantinya dibawa saat kontrol ke dokter,” ujar Aisyah Rahma ibu dari Fulki Baharuddin Prihandoko, penyintas diabetes berusia 12 tahun.
Sumber: Tempo