SUKABUMIUPDATE.com - Tangisan bayi sering kali dikaitkan dengan dua hal, yaitu lapar dan kantuk. Namun dalam masa percepatan pertumbuhan atau yang dikenal dengan istilah growth sprut, bayi merasakan satu hal lain yang membuatnya menangis, yaitu rasa tidak nyaman di tubuh.
Dokter anak spesialis endokrinologi, di Pusat Medis Los Angeles Kaiser Permanente, Los Angeles, Amerika Serikat, mengatakan masuk akal jika bayi sering menangis karena terjadi pertumbuhan yang pesat di tubuhnya. "Ketika tendon dan otot mereka diregangkan di dalam tubuh, mungkin saja hal itu menimbulkan rasa sakit,” kata May.
Mungkin Anda tidak menyadarinya, namun setelah melewati masa growth spurt, bayi berkembang lebih pesat secara fisik juga kemampuan. Selain berat dan tinggi badan yang berkembang pesat, perhatikan apakah bayi tiba-tiba punya kemampuan baru, seperti mengoceh, tertawa, merespons panggilan, bertepuk tangan, atau tengkurap.
Sebab, otak bayi secara fisik ikut bertumbuh bersama pertumbuhan seluruh tubuh saat mereka belajar mengenal dunia. Pada masa itu pula, bagian tengkorak bayi tumbuh dan menyatu, sehingga ubun-ubun atau bagian lunak di puncak kepala bayi tertutup sempurna setelah mereka berusia setahun.
Clare Bush, asisten profesor pediatrik di Pusat Medis Univeritas Columbia, Amerika Serikat, mengatakan growth spurt pertama biasanya terjadi saat bayi berusia 7-10 hari. "Pada masa itu, bayi mulai belajar menyusu, ibu juga belajar menyusui, sehingga proses percepatan pertumbuhan terjadi lebih lancar," ucapnya.
Growth spurt selanjutnya biasanya berlangsung lebih dramatis karena disertai dengan tangisan yang seperti tiada henti. Selain mudah menangis atau rewel, dan memiliki kemampuan baru, ada dua ciri lain saat bayi mengalami growth spurt.
1. Bayi terus-menerus lapar
Bayi tiba-tiba menjadi rakus. Baru saja selesai makan, dia masih ingin melahap makanan lain yang dilihat. Minum susunya juga makin banyak dan dalam rentang waktu yang lebih singkat. Dalam masa growth spurt, proses metabolisme bayi akan berjalan lebih cepat. Kalori yang terbakar membuat pertumbuhan lebih cepat untuk membangun cadangan sel-sel lemak atau otot.
2. Pola tidur berubah
Jika biasanya anak tidur dengan durasi lebih lama dan sekarang menjadi singkat atau sebaliknya, bisa jadi dia sedang mengalami proses growth spurt. Satu hal yang pasti, tidur berperan penting dalam produksi hormon pertumbuhan.
Sumber: Tempo