SUKABUMIUPDATE.com - Makanan yang digoreng atau gorengan merupakan salah satu jenis makanan yang disukai anak-anak. Teksturnya yang renyah dan gurih menjadi daya tarik sendiri bagi anak-anak. Namun terlalu banyak gorengan juga tak baik bagi perkembangan anak. Sebab, lemak jenuh yang terkandung di dalamnya akibat proses pengolahan.
Setiap orang disarankan untuk mengurangi konsumsi gorengan, terutama bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Dokter spesialis gizi klinik Diana F. Suganda mengatakan konsumsi gorengan masih diperbolehkan namun dengan batasan.
"Konsumsi gorengan tidak apa-apa, asalkan jangan sering-sering, maksimal 2 kali seminggu. Sisanya dengan menu yang lain," ujar Diana. "Tapi dengan catatan, gorengannya buatan sendiri, bukan gorengan yang dijual di pinggir jalan." Dia menambahkan, dengan mengolah makanan sendiri, kita dapat memastikan kualitas dari bahan maupun cara pengolahannya sudah cukup baik.
Diana mengatakan biasanya untuk menghindari lemak jenuh yang terkandung dalam minyak kelapa sawit, terkadang minyak untuk menggoreng ini diganti dengan minyak yang mengandung lemak tak jenuh seperti minyak zaitun. Namun faktanya ketika minyak zaitun dipanaskan lebih dari 200 derajat, kandungan lemak di dalamnya juga akan berubah menjadi lemak jenuh.
Dengan begitu, tidak aada perubahan yang signifikan antara menggunakan minyak kelapa sawit biasa atau minyak zaitun. Diana menambahkan sebaiknya minyak seperti minyak zaitun ini tidak terkena panas dan dikonsumsi secara langsung misalnya sebagai tambahan dalam salad. Hal ini dilakukan untuk menjaga kandungan gizi lemak baik atau tak jenuh di dalamnya.
Sumber: Tempo