SUKABUMIUPDATE.com - Para orang tua yang memiliki bayi perlu mewaspadai penyakit invaginasi atau intususepsi. Dokter spesialis bedah anak Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi Timur, Bekasi, Jawa Barat, Ruankha Bilommi mengatakan penyakit invaginasi adalah kondisi dimana suatu bagian dari usus masuk ke dalam saluran usus di sebelahnya, sehingga menyebabkan obstruksi saluran cerna.
"Invaginasi terjadi karena ususnya masuk ke dalam usus lainnya, jadi terjepit," kata Ruankha dalam seminar awam di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Sabtu (15/7/2017).
Invaginasi, kata Ruankha, biasanya terjadi pada bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun. Penyebab nya bisa virus, bakteri, atau rotavirus. Invaginasi juga bisa terjadi bila bayi diberi makan tidak sesuai usianya. "Misalnya dua bulan sudah dikasih pisang, itu tidak baik bagi pencernaannya dan bisa terjadi invaginasi," ujarnya.
Adapun gejala atau tanda bayi mengalami invaginasi adalah, pertama, bayi menangis tiba-tiba dan mengangkat dua kakinya. "Dari tidur lalu nangis kejer dan dua kakinya diangkat," ujar Ruankha.Â
Kedua, buang air besarnya darah atau berwarna pink bercampur lendir. "Tidak ada warna kuningnya lagi BAB-nya," kata dia. Ketiga, muntahnya berwarna hijau. Keempat, kembung. "Tapi, tidak selalu kembung, karena bayi kadang perutnya gendut".
Ruankha menyarankan orang tua untuk segera membawa bayinya ke dokter  jika menemukan gejala tersebut. "Karena cara memastikannya dengan pemeriksaan ultrasonografi atau USG," ujarnya.
Jika terbukti ususnya masuk ke dalam usus atau invaginasi, dokter akan melakukan tindakan pelepasan. "Harus dilepaskan, kalau tidak nanti ususnya busuk dan ini membahayakan nyawanya," kata Ruankha.
Sumber: Tempo