SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, meminta orang tua memperhatikan beberapa hal sehingga musim libur Lebaran tetap ramah anak. Orang tua disarankan mengamati anak mulai dari tanda-tanda stres hingga perilaku anak lewat sosial media.
Seto menuturkan orang tua biasanya memanfaatkan musim liburan untuk berpetualang dan memperkenalkan anak pada hal-hal baru. Namun dia mengingatkan agar tingkat stres anak dalam hal ini diukur.
“Takar kadar petualangan agar tetap bisa dilalui anak secara adaptif. Pahami bahwa anak butuh adaptasi, dan masing-masing anak punya pola serta tempo adaptasinya masing-masing,†kata Seto dalam keterangan tertulisnya.
Orang tua disarankan membebaskan anak dari tugas sekolah semasa liburan. Anak lebih baik dibiarkan larut dalam aktivitas motoriknya dan membebaskannya dari pemikiran bahwa yang nomor satu adalah sekolah dan sekolah.
Menurut Seto, waktu belajar anak sudah sangat panjang. Terlebih dengan adanya internet jam belajar tidak lagi sebatas di sekolah. “Belajar, terlebih yang berfokus pada kognisi, seolah aktivitas tak berkeputusan itu meletihkan bahkan memuakkan,†ucapnya.
Selain itu, di musim liburan ini orang tua harus menjadi contoh tentang pola makan sehat, mulai dari mencuci tangan sebelum makan, berdoa, hingga memilih makanan yang halal dan bernutrisi. Gangguan pencernaan menjadi masalah utama di samping kecelakaan lalu lintas yang membuat anak masuk rumah sakit. “Terlebih bagi anak yang sudah ikut berpuasa, makan jor-joran begitu datang liburan bisa membuat organ dalam terguncang,†ujarnya.
Seto berujar di musim liburan ini orang tua jangan sampai terbuai dengan kegiatannya sendiri dan lupa menghabiskan waktu bersama anak. Bila orang tua sibuk sendiri, maka anak berpotensi melakukan hal negatif seperti merokok, mencicipi minuman keras, dan lainnya.
Dia menunjukkan riset Institute for Public Policy Research yang menyimpulkan tindak kejahatan dan pelanggaran hukum pada anak muda mengalami peningkatan pada masa liburan panjang. Sebab itu, orang tua perlu memperhatikan sosialisasi anaknya terutama yang remaja. Para orang tua disarankan membuat kesepakatan dengan anak tentang seberapa jauh dan berapa lama mereka boleh berpergian.
Orang tua sesekali dapat mengecek apakah ada bau rokok, aroma minuman keras, atau pun benda-benda asing yang tak semestinya disimpan oleh anak seusianya. “Karena anak-anak suka update status media sosial, maka bagus juga kalau gerak-gerik dan suasana hati mereka dipantau dari situ. Kalau ada gelagat kurang beres, bicara secara baik-baik ya,†ujarnya.
Terakhir, menjelang musim liburan habis, Seto meminta para pemudik yang membawa anak untuk membaca ritme biologis seperti kapan mereka makan, ibadah. Istirahat dan lainnya. “Sehingga anak bisa lebih segar dan siap kembali ke sekolah,†katanya.
Sumber: Tempo