SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 30 persen nutrisi harian bayi usia 8 bulan ke atas yang diperoleh dari makanan pendamping ASI atau MPASI diberikan dalam bentuk camilan atau makanan selingan, atau biasa disebut snack. Sebab itu, orang tua perlu memilih jenis snack yang tepat untuk si kecil, baik dari segi kandungan gizi, tekstur, rasa dan jenis snack itu sendiri.
Makanan camilan untuk bayi tidak hanya dapat bermanfaat untuk melengkapi kebutuhan asupan gizi dan variasi makanan, namun juga menjadi sarana untuk menstimulasi kemampuan motorik halus dan melatih self-feeding skill untuk membentuk kemandirian sejak dini.
Praktisi kesehatan anak, dr. Margareta Komalasari, SpA, menjelaskan pentingnya snacking bagi bayi. “Memasuki akhir usia 7 bulan, bayi mulai mampu mengkoordinasikan gerak motorik halus, seperti meraih, mengambil, dan memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan lainnya dengan baik dan mampu menjimpit benda dengan kedua jarinya,†katanya.
Dalam fase ini, dia melanjutkan, orang tua dapat memberikan stimulasi berupa finger food dengan ukuran dan tekstur yang tepat sebagai camilan untuk melatih kemampuan menjimpit agar jemari tangan si kecil semakin lincah. “Stimulasi yang diberikan bisa berdampak pada perkembangan kemandirian makan, kemampuan memegang alat tulis, hingga kemampuan menulis di kemudian hari,†ujarnya.
Psikolog anak, Novita Tandry menjelaskan camilan bagi bayi usia 8 bulan ke atas dapat menjadi sarana melatih self-feefing skill, yang dapat melatih kemandirian anak sejak usia dini. Di masa ini, bayi juga sedang berada pada tahap oral development, yaitu bayi suka memasukkan benda apapun ke dalam mulut.
“Dengan begitu, memberikan camilan merupakan salah satu cara agar tetap dapat memenuhi rasa keingintahuannya, namun dengan cara yang aman, sehat, dan sesuai tahapan usianya,†ujar Novita. Hanya saja, dia melanjutkan, tak sembarang makanan bisa dijadikan camilan buat bayi.Â
Orang tua mesti mempertimbangan tekstur, rasa, dan kandungan gizinya. Salah satu unsur yang cukup penting untuk camilan bayi adalah, sebaiknya makanan tersebut lumer dalam waktu cepat di mulut bayi untuk menghindari risiko tersedak.
Sumber: Tempo