SUKABUMIUPDATE.com - Final Liga Champions 2020/21 akan menghadirkan laga Manchester City vs Chelsea. Pertandingan tersebut akan berlangsung pada 29 Mei waktu setempat atau Senin dini hari, 30 Mei 2021 di Estadio do Dragao, Porto, Portugal.
Final kali ini merupakan yang pertama bagi Manchester City, yang sudah memastikan jadi juara Liga Inggris musim ini. Adapun Chelsea akan mengejar gelar juara kedua kalinya setelah yang diraih pada 2011/2012 silam. Berikut sejumlah fakta penting terkait laga ini, juga prediksinya:
Fakta Manchester City
Performa di Liga Champions musim ini: 11 menang, 1 seri, 0 kalah
Top skor: Riyad Mahrez, Ferran Torres (4 gol)
Juara Liga Inggris musim 2020/2021 ini mampu melaju dengan lancar di Liga Champions. Kecemerlangan Manchester City dalam menyerang musim ini tidak dapat diragukan lagi. Gol demi gol terus mereka ciptakan. Tapi, mereka juga telah menambahkan soliditas pertahanan yang lebih baik, dengan hanya kebobolan empat gol dalam 12 pertandingan.
Keberhasilan City mengatasi kesialan mereka di perempat final menjadi pendorong kepercayaan mereka musim ini. Sebelumnya City belum pernah bisa lolos lebih dari babak perempat final. Kemenangan mereka di semifinal melawan Paris Saint-Germain menghilangkan keraguan tentang kemampuan City untuk melangkah lebih jauh musim ini.
Pelatih Pep Guardiola telah menggunakan sistem false-nine (tanpa penyerang murni) dengan efek yang luar biasa musim ini. Riyad Mahrez, Phil Foden, Bernardo Silva, Kevin De Bruyne, dan bahkan Ilkay Gundogan bergiliran menjadi ujung tombak serangan Manchester City.
Setelah berhasil menyingkirkan lawannya dengan tekanan tanpa henti, The Citizens tidak mungkin mengubah pendekatan permainan mereka saat final di Porto. Hal itu sudah ditekankan Guardiola. "Kami terbiasa bermain dengan cara tertentu. Kami tidak dapat melakukannya secara berbeda," kata pelatih asal Spanyol itu.
Manchester City juga beruntung memiliki De Bruyne sebagai pengendali lapangan tengah. Keanggunan, visi, dan jangkauan umpannya yang sempurna - belum lagi kecepatan pergerakan dan penyelesaian spektakulernya - menjadikannya salah satu pemain paling menyenangkan untuk ditonton di sepak bola dunia.
Pencapaian City musim ini tidaklah instan, dalam 11 musim sebagai bos tim utama, Guardiola telah mengangkat delapan gelar liga. Tetapi medali Liga Champions terakhirnya datang pada 2011 bersama Barcelona. Sekarang dia mengincar untuk menjadi pelatih keenam yang memenangkan kompetisi Eropa dengan dua klub berbeda.
Fakta Chelsea
Performa di Liga Champions musim ini: 8 menang, 3 imbang, 1 kalah
Top skor: Olivier Giroud (6 gol)
Chelsea kalah hanya dua kali sejak Thomas Tuchel mengambil alih. Mereka menemukan permainan dan performa terbaiknya di bawah asuhan pelatih Jerman. Jika kemajuan dalam beberapa bulan terakhir ini bisa terus dipertahankan, tampak tidak ada yang akan ditakuti oleh Chelsea untuk musim selanjutnya.
Chelsea berganti manajer pada pertengahan musim. Hasilnya, mereka berpeluang kembali memenangi trofi Liga Champions, seperti pada 2012. Kemenangan terakhir mereka melawan City (skor 2-1 di Liga Inggris Mei lalu) memberi mereka alasan lebih untuk optimistis pada laga final.
Chelsea melaju setelah melewati penyisihan grup yang nyaris tanpa cela. Mereka tampil dengan pertahanan yang kokoh dan pemecah rekor tanpa kebobolan oleh Edouard Mendy. Mereka tidak kesulitan menyingkirkan Atletico yang sangat diunggulkan di babak 16 besar, lalu mengalahkan Porto dan akhirnya mendepak juara 13 kali Real Madrid.
Chelsea bermain seolah setiap pertandingan adalah final di bawah asuhan Tuchel. Dan kini mental seperti itu membawa mereka ke laga final sesungguhnya. Gelar juara berada dalam jangkauan mereka.
Manchester City dianggap menjadi favorit juara Liga ChampionS musim ini. Tetapi Tuchel telah mengalahkannya tiga kali dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di semi final Piala FA dan Liga Inggris. Tuchel tampak akan bermain dengan cara yang sama, seperti kemenangan sebelumnya.
Kemenangan saat melawan Real Madrid menunjukkan keberanian Chelsea. Dan keberhasilan itu lebih mengesankan karena timnya mayoritas diisi oleh pemain-pemain muda.
Namun, dengan banyak pemain muda, Chelsea beruntung memiliki N'Golo Kante di pusat mesin permainannya. Dalam usia 30 tahun, pengaruh gelandang Prancis itu tidak menunjukkan tanda-tanda berkurang. Ia bermain sederhana, dengan stamina luar biasa dan mampu menutupi setiap inci lapangan. Ia tak pernah berhenti mengganggu pemain yang jadi motor serangan lawan.
Bagi Thomas Tuchel, final ini akan jadi laga istimewa. Ia menjadi pelatih pertama yang memimpin dua klub berbeda ke final Liga Champions UEFA berturut-turut, setelah musim lalu bersama PSG.
Manchester City atau Chelsea yang Juara?
Apabila melihat dari data statistik yang disajikan Whoscored dikutip melalui Tempo, kedua tim memiliki gaya permainan umpan-umpan pendek yang efektif. Akurasi umpan Manchester City mencapai 91 persen, sedangkan Chelsea mencapai 89 persen.
Akan menjadi kendala bagi City membangun serangan adalah keberadaan gelandang jangkar Chelsea, Kante. Sebelumnya gaya permainan Kante mampu mematikan trio pemain tengah Madrid (Modric, Casemiro, Kroos).
Manchester City akan berharap pada kreativitas dan akurasi operan De Bruyne untuk memaksimalkan potensi strategi False-Nine yang saat ini diterapkan oleh Guardiola. Chelsea patut waspada dengan solidnya pertahan City, yang hanya kebobolan empat gol dalam 12 pertandingan.
Secara statistik City merupakan tim dengan pertahan terbaik di Liga Champions, di mana mereka hanya menerima 6 tembakan per laga selama helatan Liga Champions 2021. Timo Werner cs harus lebih efektif dalam memanfaatkan peluang.
Masih sulit memprediksi hasil final ini. Di Liga Inggris, Manchester City tak terbendung dan sudah memastikan jadi juara. Tapi, mereka tiga kali dikalahkan Chelsea musim ini. Pada akhirnya, statistik hanyalah angka dan semua berbeda di lapangan pertandingan. Bisa dikatakan kedua tim memiliki peluang sama besar untuk menang dan menjadi juara Liga Champions musim 2020/21.