SUKABUMIUPDATE.com - Cristiano Ronaldo menjadi sosok yang paling disalahkan dalam ketersingkiran Juventus dari Liga Champions saat bertemu FC Porto dini hari tadi. Pendapat itu datang dari mantan pelatih tim nasional Inggris dan Rusia, Fabio Capello.
Juventus menang 3-2 saat meladeni Porto dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions, namun mereka tersingkir akibat kalah gol tandang. Agregat kedua tim 4-4, di mana Porto berhasil membuat dua gol tandang, sementara Si Nyonya Tua hanya satu.
Pada menit 115, saat kedudukan 2-1 untuk Juventus, Porto mendapat tendangan dari jarak 35 yard atau 32 meter. Sergio Oliveira mengambil tugas itu dengan melepas tembakan keras menyusur tanah.
Namun sayang, Ronaldo membalikkan badan ketika bola meluncur di antara dua kakinya dan membuat penjaga gawang Wojciech Szczesny tak mampu menahan.
"Itu kesalahan tidak bisa dimaafkan," kata Capello kepada Sky Sport Italia. "Di era saya, tidak boleh ada pemain takut saat harus menjadi tembok pertahanan. Jika ada yang membalikkan badan atau bahkan lari saat bola meluncur, itu benar-benar konyol."
Mantan pemain bertahan Manchester United Rio Ferdinand ikut melontarkan hal serupa. "Mungkin bukan hanya Ronaldo, ketiganya juga bersalah membalikkan punggung dan melompat keluar barisan," katanya.
Kendati begitu, sambung Ferdinand, Ronaldo menjadi paling disalahkan karena bola mengarah kepadanya dan ia membalikkan badan. Sesuatu yang tidak boleh dilakukan pemain. Bola yang meluncur deras harus dihadapi.
Jamie O'Hara, mantan gelandang Tottenham Hotspurs ini menambahkan, pelatih Juventus Andrea Pirlo pasti sangat marah dengan insiden tersebut. "Ronaldo benar-benar berbalik saat Oliveira menendang. Itulah yang membuat penjaga gawang tak punya peluang memblok bola."
Baca Juga :
Sejumlah pihak menilai kesalahan fatal tersebut tidak seharusnya dilakukan pemain kelas dunia seperti Ronaldo. Sebab dalam kondisi seperti itu semua pelatih mengandalkan tembok yang kokoh untuk menahan tembakan bebas.
Pirlo pun mengaku bingung dengan keputusan pemainnya membelakangi bola. Ia mengklaim anak asuhnya kemungkinan menganggap tembakan bebas tersebut tidak berbahaya.
"Saya memilih pemain yang akan menjadi tembok," kata Pirlo. "Tidak pernah ada pemain yang berbalik saat menjadi tembok. Mungkin mereka berpikir tembakan bebas itu tidak berbahaya karena jauh dari gawang."
Menurut Pirlo, tidak ada alasan untuk mengatakan yang dilakukan pemainnya bukan kesalahan. Sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya, apalagi di level Liga Champions.
Masa Depan Ronaldo yang Dipertanyakan
Cristiano Ronaldo datang ke Turin sebagai bagian dari proyek besar; menjadikan Juventus juara Liga Champions dan memperoleh tempatnya di jajaran tim elite Eropa. Namun kegagalan Si Nyonya Tua dini hari tadi membuat masa depan Ronaldo di Juventus tidak menentu.
Kontrak Ronaldo akan berakhir tahun 2022 dan saat itu ia berusia 37 tahun. Ia masih punya satu kesempatan lagi untuk mengantar Juventus ke podium juara Liga Champions. Namun, ketidakpastian masa depan Andrea Pirlo membuat Ronaldo juga akan mempertanyakan masa depannya.
Musim lalu, Sarri didepak setelah gagal menjuarai Liga Champions bersama Juventus. Pirlo ditunjuk dengan harapan mampu memperbaiki permainan Si Nyonya Tua di level Eropa.
Laga babak 16 besar kemarin memperlihatkan Pirlo yang relatif belum berpengalaman sebagai pelatih. Ia gagal membuat Juventus mampu mengatasi permainan efektif Porto. Media Italia berpeskulasi Ronaldo kemungkinan akan meninggalkan Juventus jika Pirlo dipertahankan.
Jika terjadi pergantian pelatih dan manajemen Juventus mendatangkan pengganti yang tak punya reputasi, Ronaldo juga harus mempertimbangkan masa depannya. Di sisi lain, Juventus juga akan berupaya mencari klub yang bersedia membeli dan mambayar gajinya yang setinggi langit.