SUKABUMIUPDATE.com - Manajer klub Tottenham Hotspurs, Jose Mourinho tak pernah memberikan kesempatan lebih kepada Gareth Bale meskipun kini gelandang sayap asal Wales tersebut sedang dalam performa terbaiknya dengan torehan empat gol dari dua pertandingan terakhir. Namun, tidak ada yang yakin klub asal London tersebut akan menjadikan Bale sebagai pemain permanen pada akhir musim ini, Bale juga sempat mengeluh bahwa dirinya bukan lagi pemain berusia 21 tahun.
Dua gol Bale dibuat saat Spurs (julukan Tottenham Hotspurs, red) mengalahkan Crystal Palace dengan skor 4-1. Sebelumnya saat melawan Burnley pekan lalu, Bale yang kembali ke White Hart Lane dengan status pinjaman, juga mencetak dua gol.
Sejak awal musim, sang manajer Jose Mourinho tidak pernah menampilkan Bale secara full 90 menit. Jika tidak sebagai pemain pengganti, dirinya selalu ditarik keluar pada pertengahan babak kedua.
Di dua laga terakhir, Bale ditarik keluar di pertengahan babak kedua kendati telah mencetak dua gol. Padahal, Bale berpeluang mencetak hattrick pertamanya musim ini.
Meski produktif, banyak pengamat ragu Jose Mourinho akan mempermanenkan Bale. Graeme Souness, seorang mantan pelatih Blackburn Rovers dan Newcastle United, berpendapat bahwa Jose Mourinho tak ingin mengambil resiko untuk mengontrak Bale secara permanen.
Saat ini, Bale adalah pemain pinjaman dari Real Madrid. Ia menikmati gaji 17 juta euro atau sekitar Rp 290 miliar per musim. Selama menjadi pemain pinjaman, Real Madrid membayar setengah gajinya dan setengah lagi dibayar oleh Tottenham.
Di Real Madrid, Bale tidak disukai. Selain tidak pernah menjadi pemain inti, gaji Bale yang terlalu besar menimbulkan kecemburuan massal di kalangan pemain.
Di Tottenham, Bale juga menimbulkan kecemburuan semua pemain. Jose Mourinho juga tidak pernah memperlakukannya sebagai pemain spesial. Terlebih saat Son Heung-min dan Harry Kane nyatanya lebih produktif dan membuat Jose Mourinho terkesan.
Menurut Souness, saat diperlakukan seperti itu Bale sama sekali tidak berusaha menarik perhatian lebih sang manajer atau pelatih. Bahkan lanjutnya, Bale tidak pernah berusaha meningkatkan kecepatannya dan memperbaiki sikapnya.
"Jika saya jadi Bale, saya akan mengatakan kepada pelatih saya bahwa saya siap dimainkan. Yang membuat jengkel adalah Bale mengatakan kepada Sky Sport bahwa dirinya bukan pemain usia 21 tahun lagi," ujar Souness.
Souness mengatakan, pernyataan Bale yang mengatakan bahwa dirinya bukan pemain berusia 21 tahun lagi adalah karakter pemain yang tidak memiliki antusiasme yang patut dipertimbangkan. Padahal menurutnya, Bale seorang pemain yang sangat berbakat dan memiliki insting mencetak gol luar biasa.
Souness juga mengingatkan sang manajer Jose Mourinho yang sempat berkomentar buruk tentang Bale.
"Dunia tahu siapa Bale, tapi dia pemain yang rapuh," kata Souness sambil meniru ucapan Mourinho.
Setelah kemenangan 4-1 atas Crystal Palace, Mourinho memperbarui komentarnya.
"Sepertinya, Bale memiliki kepercayaan diri lagi. Kami mempercayainya. Namun kami tidak ingin Bale mengalami kelelahan yang berlebihan," kata Mourinho.
Rencananya, manajer asal Portugal tersebut akan memainkan Bale sebagai starter hingga bermain full time saat bertanding melawan Crystal Palace, namun nyatanya pada menit ke-65 atau 70, Mourinho menariknya keluar.
Sebagai manajer sekaligus pelatih yang fokus memperhatikan statistik pemain dengan sangat detail, keputusan Mourinho pasti didasarkan pada catatan permainan Bales dari menit ke menit.
Berbeda dengan Souness, Micah Richard komentator dan kolumnis Sportsmail mengatakan bahwa sebetulnya Bale ingin memiliki waktu bermain lebih.
"Namun Bale harus mampu mengatur tubuh dan kebugarannya di usianya saat ini," ucap Richard.
Richard juga yakin Bale akan menerima tawaran pemotongan gaji jika Tottenham Hotspurs serius ingin mempermanenkannya.
"Jika itu terjadi, Bale dipastikan mengakhiri karir di White Hart Lane, stadion yang membentuk dirinya saat diasuh Martin Jol," pungkasnya.