SUKABUMIUPDATE.com - Beban berat disandang Timnas U-19 Indonesia yang diasuh Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan. Mereka berharap menjadi tim yang membuat Indonesia bangga saat menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-12 Juni 2021. Pemerintah berharap Tim Garuda Muda itu dapat lolos dari fase grup. Target tak mudah, terlebih karena persiapan mereka diganggu Covid-19.
Tapi, pemerintah juga tak sekedar memberi target. Pada 27 Juli 2020 Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengucurkan dana senilai Rp 50,6 miliar kepada PSSI untuk persiapan Timnas U-19. Menpora Zainudin Amali menegaskan bahwa pemberian tersebut merupakan salah satu wujud dukungan penuh pemerintah agar tim nasional dapat melaju jauh di Piala Dunia U-20.
Setelah mendapat kucuran dana itu, PSSI pun bergerak cepat. Pelatih Shin Tae-yong diminta untuk menyusun program terukur agar performa timnas dapat mencapai puncaknya saat berkompetisi di Piala Dunia U-20.
Shin tegas mengusulkan kepada PSSI agar timnas untuk Piala Dunia U-20, yaitu timnas U-19 menjalani pemusatan latihan (TC) di luar negeri.
Menurut pertimbangannya, dengan TC di luar negeri, timnas U-19 dapat menghadapi lawan-lawan uji coba berkualitas bagus. Selain itu, Shin menganggap TC di luar negeri lebih aman dari kemungkinan tertular COVID-19.
Shin awalnya mengutarakan gagasan untuk membawa timnas U-19 ke Korea Selatan. PSSI, yang sempat mempertanyakan ide tersebut, kemudian mengadakan diskusi dengan Shin.
Keputusan akhir, timnas U-19 ternyata dibawa ke Kroasia. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyampaikan bahwa Korea Selatan dikeluarkan dari rencana lokasi TC karena pemerintah setempat memberlakukan kewajiban isolasi 14 hari bagi pendatang luar negeri.
Kroasia dianggap pilihan paling ideal karena, selain tidak mengharuskan karantina mandiri, kondisi iklimnya mirip dengan negara tuan rumah Piala Asia U-19, Uzbekistan. Timnas U-19 memang akan mengikuti turnamen itu sebelum menginjak Piala Dunia U-20.
Federasi Sepak Bola Kroasia juga menyambut timnas U-19 dengan tangan terbuka. Mereka membantu penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan pertandingan uji coba.
Dengan semua persiapan dan sokongan yang ada, rombongan timnas U-19 pun terbang ke Kroasia pada akhir Agustus 2020.
Shin Tae-yong tak main-main
Pelatih timnas U-19 Shin Tae-yong selalu mengingatkan para pemainnya untuk serius dan disiplin dalam mengikuti semua kegiatan karena aktivitas mereka dibiayai negara.
Shin sangat tegas dalam hal ini. Salah satu buktinya, dia mencoret dua pemain timnas U-19 hanya beberapa jam sebelum keberangkatan ke Kroasia. Alasannya, kedua pemain itu yakni Serdhy Ephy Fano dan Ahmad Afhridrizal terlambat mengikuti latihan karena ketiduran di hotel.
Mungkin untuk sebagian orang perbuatan tersebut bisa dimaafkan. Toh, mereka baru melakukannya satu kali. Akan tetapi, bagi Shin itu adalah kesalahan berat.
PSSI tidak ingin membujuk Shin untuk meralat keputusannya. Mochamad Iriawan memastikan pihaknya tetap berada di belakang sang pelatih, apapun langkah yang diambilnya.
"Saya mempersilakan Shin melakukan itu demi kemajuan tim," ujar Iriawan.
Setelah berkurang dua, hanya ada 27 pemain, didampingi 15 ofisial, yang berangkat ke Kroasia pada 29 Agustus 2020.
Satu pemain lagi yang juga masuk daftar ke Kroasia yaitu Elkan Baggott baru bisa menyusul tim pada awal Oktober 2020 karena harus memperkuat klubnya Ipswich Town di Inggris.
Begitu tiba di Kroasia, timnas U-19 langsung digeber dengan latihan demi latihan. Peningkatan fisik menjadi yang utama, disusul taktik dan pemantapannya.
Setiap hari, timnas U-19 berlatih dalam tiga sesi termasuk latihan beban di pusat kebugaran. Asupan makanan dan minuman pemain dijaga ketat. Supaya insting berlaga timnas U-19 semakin terasah, tujuh pertandingan uji coba menunggu pada September 2020.
Musuh yang dihadapi bukan 'kaleng-kaleng' yaitu Bulgaria, Kroasia, Arab Saudi, dua kali kontra Qatar, Bosnia-Herzegovina dan Dinamo Zagreb.Pada uji coba perdana versus Bulgaria, timnas U-19 ditundukkan 0-3.
Meskipun takluk, dari laga yang ditayangkan secara langsung di Indonesia itu, publik dapat melihat bagaimana para pemain masih menyesuaikan diri dengan skema bermain timnas U-19 di bawah Shin Tae-yong.
Shin menerapkan formasi 4-4-2, yang sebelumnya jarang dipraktikkan mayoritas anak-anak asuhnya. Di samping itu, sang pelatih juga mengubah posisi beberapa pemain seperti Braif Fatari yang biasanya gelandang ditarik maju menjadi penyerang.
Adaptasi terus berjalan. Indonesia lalu menelan kekalahan kedua dalam uji coba yaitu saat bersua Kroasia, kali ini dengan skor telak 1-7. Walau begitu, satu gol dari laga tersebut seperti menjadi titik balik.
Sebab selanjutnya, timnas U-19 mampu bermain bagus dan menahan imbang Arab Saudi 3-3 meski tertinggal tiga gol terlebih dahulu. Berikutnya, timnas U-19 menundukkan Qatar 2-1 dan bermain seri 1-1 saat kedua tim bertemu kembali.
Perkembangan tim semakin terlihat hari demi hari. Setelah 'hanya' kalah 0-1 dari tim Eropa Bosnia-Herzegovina, timnas U-19 kembali mampu meraup kemenangan dari tim junior klub yang dihormati di Kroasia, Dinamo Zagreb. Witan Sulaeman dan kawan-kawan berjaya dengan skor 1-0.
Proses ini pun mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Menpora Zainudin Amali pun menegaskan lagi dukungan penuh dari pemerintah untuk timnas U-19.
"Kami melihat perkembangan pemain semakin lama semakin positif," tutur Zainudin.
Efektif Dongkrak Performa
TC di luar negeri tampak efektif dalam mendongkrak performa pemain. Setidak-tidaknya itu terlihat dari penampilan mereka di lapangan.
Stamina para pemain timnas U-19 terjaga sepanjang pertandingan, bahkan mampu melesakkan beberapa gol di menit-menit akhir seperti saat melawan Arab Saudi dan Qatar.
Pemahaman taktik mereka juga berkembang baik. Formasi 4-4-2 Shin dapat dijalankan dengan semakin fasih dari laga ke laga. Pemain-pemain yang posisinya diubah pun bisa menyesuaikan diri.
PSSI menyadari benar hal ini. Karena itulah, mereka memutuskan untuk menambah durasi TC timnas U-19 di Kroasia.
PSSI tidak memulangkan pemain ke Tanah Air meski Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menunda jadwal pelaksanaan Piala Asia U-19, dari seharusnya pada 14-31 Oktober 2020, menjadi awal tahun 2021 karena pandemi COVID-19.
Kebijakan itu mendapatkan izin dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. PSSI dipersilakan untuk menyusun rencana terbaik demi pencapaian timnas U-19, timnas yang akan berlaga di Piala Dunia U-20.
Timnas U-19 pun menjejaki lagi jalan setapaknya di Kroasia pada Oktober 2020 dengan enam kali uji coba yakni melawan klub Kroasia NK Dugopolje, Macedonia Utara (dua kali), Bosnia-Herzegovina (dua kali) dan satu lawan yang, sampai berita ini diturunkan, belum ditentukan.
Hingga Senin (19/10), timnas U-19 sudah menuntaskan tiga laga bulan Oktober tanpa kekalahan. Catatan mereka cukup mengesankan, yaitu membuat tujuh gol dan hanya kebobolan satu kali.
Timnas U-19 melibas NK Dugopolje 3-0, menghantam Macedonia Utara 4-1 dan menahan imbang mereka 0-0 di pertandingan uji coba kedua.
Menilik lawan dan hasil-hasil uji coba, timnas U-19 sudah tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, bukan berarti tidak ada ruang untuk peningkatan.
Shin Tae-yong dipastikan masih mencari pemain-pemain bagus lain untuk disaksikan kemampuannya.
Piala Dunia U-20 tahun 2021 akan dipenuhi dengan tim-tim berkualitas tinggi. Para pemain yang unjuk gigi di turnamen itu merupakan bakat-bakat terbaik dari negara masing-masing dan sangat terbuka kemungkinan mereka menguasai persepakbolaan dunia dalam beberapa tahun ke depan.
Oleh sebab itu, timnas Indonesia yang nantinya bersaing di Piala Dunia U-20 harus menunjukkan kemampuan paling maksimal.
Lolos dari fase grup Piala Dunia U-20 merupakan pekerjaan berat. Setiap jengkal upaya ke arah sana tak lepas dari 'darah', air mata dan keringat. Jatuh dan bangun.
Dalam pelik dan rumitnya proses untuk berprestasi, setiap inci dukungan pasti sangat berharga, apalagi itu datang dari pemerintah.
Sumber: Tempo.co