SUKABUMIUPDATE.com - Perbedaan utama antara dua pemain sepak bola terbaik di muka bumi saat ini, yaitu Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, adalah bergerak bersama dan tanpa bola.
Dilansir dari tempo.co, Lionel Messi karena pengaruh tayangan media televisi yang begitu dominan dalam industri sepak bola modern –dan, peran televisi akan semakin absolut di sepak bola dalam masa pandemi virus corona- lebih sering disorot karena lebih sering mendapat bola dan kemudian mengolahnya.
Kita akan melihat Lionel Messi mendapat bola, mengontrolnya dengan teknik keeping yang istimewa dalam berbagai bentuk: menggiring bola atau melakukan dribble untuk melewati lawan atau mengumpankannya secara akurat ke rekan-rekannya.
Umpan dari Lionel Messi itu bisa berupa placing, bola yang disodorkannya menempatkan rekannya untuk bisa segera mengeksekusinya dengan tendangan tembakan ke gawang lawan, atau umpan-umpan terobosan yang mengecoh para pemain bek lawan.
Barcelona kemudian menjadi rumah yang sangat ideal dan mungkin tak akan pernah tergantikan buat Lionel Messi. Barcelona seperti dibangun untuk Messi. Ia dilayani dengan bola dan dari sana ia memainkan talenta-talentanya tersebut.
Adapun Cristiano Ronaldo akan disorot televisi ketika terjadi serangan mendadak atau terjadi sebuah scrimage alias kemelut di depan gawang lawan dan dari sana adalah aksi berkelebat Cristiano Ronaldo sebagai satuan pemukul reaksi cepat dalam bahasa ketentaraan.
Cristiano Ronaldo adalah antitesis dari Lionel Messi. Titip pusat Ronaldo adalah fisiknya yang jauh lebih unggul dari Lionel Messi. Ini tak cuma urusan kaki, tapi keseluruhan. Postur Ronaldo lebih besar dan tinggi. Otot-otot badannya lebih besar dan karena itu larinya lebih cepat.
Itu sebabnya Cristiano Ronaldo menjadi pemain yang jauh lebih berbahaya tanpa bola. Dia mampu berlari kencang sepanjang laga. Ia adalah sprinter sepak bola yang punya keistimewaan di atas Gareth Bale, bintang Wales yang lagi limbung di Real Madrid.
Jadi, Lionel Messi adalah seorang pemain playmaker yang dibesarkan dan dihidupi oleh Barcelona. Cristiano Ronaldo adalah seorang pemain breaker, pemain yang menciptakan gelombang besar ketika menyambut umpan dan mengeksekusinya dengan aksi solo run dan diakhiri dengan tendangan kaki kanan atau kiri yang begitu akurat untuk meluncur ke gawang lawan.
Jika orang bermimpi suatu saat Lionel Messi bisa pindah dari Barcelona, syarat utama adalah klub barunya itu harus menempatkan Messi sebagai pengolah bola. Semuanya bertumpu pada Messi.
Cristiano Ronaldo berbeda. Sebagai seorang breaker, Ronaldo hanya perlu diposisikan di tempat-tempat strategis untuk melakukan serangan mendadak, cepat, dan mematikan. Itulah yang diasah Sir Alex Ferguson ketika menarik Ronaldo dari Sporting ke Manchester United dan kemudian menjadi busur panah yang terus meluncur tajam di Real Madrid dan kini di Juventus.
Dalam tahun-tahun puncak penampilannya, Cristiano Ronaldo adalah salah satu pemain sepak bola tercepat di dunia.
Selama membela Manchester United 2003-2009, Ronaldo bermain dari sayap, acapkali di kiri meski ia tidak kidal, dan menggunakan kecepatannya yang istimewa untuk mengalahkan lari para bek lawan.
Lionel Messi punya talenta menggiring atau menggocek bola yang ajaib. Cristiano Ronaldo punya ini: membawa bola dengan kecepatan ala seorang sprinter dan tanpa jeda mampu menendangnya secara akurat untuk menjadikannya sebuah tembakan yang membobol gawang lawan.
Pada perkembangannya, Ronaldo berpindah posisi lebih sebagai penyerang tengah dan aksi kecepatannya mungkin sedikit berkurang. Tapi, kegesitannnya tetap istimewa. Ia memang sprinter, pencipta kejutan mendadak dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Pada 2011, Cristiano Ronaldo dites adu lari dengan atlet sprinter profesional, Angel David Rodriguez, seperti yang diceritakan Givemesport.
Tes duel lari itu direkam untuk dokumentasi yang berjudul 'Cristiano Ronaldo: Tested to the Limit'. Ronaldo saat itu berusia 26 tahun dan berlari dalam jarak 100 meter. Ronaldo mencatat waktu dengan waktu tempuh 3,61 detik dalam jarak 25 meter. Tapi, Rodriguez lebih cepat 0.3 detik dalam jarak itu dan kemudian masuk finis lebih dulu.
Catatan terbaik Rodriguez saat itu untuk 100 meter adalah 10,14 detik. Ia yakin Ronaldo bisa mencatat waktu 11,60 detik untuk nomor sprint ini. “Ia cepat dan sangat bagus dalam pergerakan lateral. Ia jelas banyak berlatih untuk itu,” kata Rodriguez.
Dari tribun Stade de Geneva, Swiss, 11 Juni 2008, dalam pertandingan Grup A Piala Eropa, saya melihat keistimewaan Cristiano Ronaldo itu. Pelatih Portugal dari Brasil yang tersohor, Luiz Felipe Scolari, meminta Cristiano Ronaldo terus berada di sayap kiri lini depan.
Dari sayap, Cristiano Ronaldo membawa Portugal mengalahkan Republik Cek 3-1. Ronaldo mencetak gol kedua dan menciptakan assist atau umpan akurat buat Ricardo Quaresma mencetak gol ketiga pada menit 90+1.
Di ruangan mixed zone Stade de Geneva sehabis pertandingan Grup A Euro 2008 itu, Cristiano Ronaldo pun bergerak cepat, menyapa akrab sejumlah wartawan asal Portugal dan mengabaikan berondongan pertanyaan wartawan seraya bergegas memasuki bus rombongan tim.
Sumber: Tempo.co