SUKABUMIUPDATE.com - Ketika menjadi pemain, Luis Enrique adalah tipe gelandang yang galak dan pekerja keras di lapangan tengah. Ia juga dikenal bersikap pragmatis karena, misalnya, mau pindah dari Real Madrid ke Barcelona.
Dua tim itu musuh abadi di Liga Spanyol. Prinsip berbeda dari kedua kubu itu pada umumnya merasuk ke pemikiran masing-masing pemainnya sehingga hanya beberapa yang mau bertukar tempat di kedua klub itu.Â
Ketika menjadi pelatih, karakter Enrique saat bermain terbawa, termasuk ketika menangani tim yang penuh tradisi keindahan, Barcelona. Ia mengurangi permainan tiki-taka Barca untuk menjuarai Liga Spanyol dua kali dan Liga Champions Eropa dalam tiga musimnya di klub Catalan itu.
Sosok Enrique, 47 tahun, itulah yang diprediksi berpeluang paling besar menjadi manajer Chelsea berikutnya setelah Antonio Conte.
Adapun Conte diperkirakan akan meninggalkan klub juara bertahan Liga Primer Inggris itu setelah musim ini usai. Pasalnya, pelatih asal Italia ini kian sering berselisih paham dengan petinggi klubnya.
Posisi peluang Enrique untuk menjadi manajer Chelsea yang baru di atas kandidat lain seperti manajer Juventus, Massimiliano Allegri, dan manajer Atletico Madrid, Diego Simeone.
Allegri dan Simeone masih terikat kontrak dua tahun lagi dengan masing-masing klubnya itu. Adapun Enrique sudah meninggalkan Barcelona pada 30 Juni 2017 dan sejak itu belum menangani klub manapun.
Diperkirakan pemilik Chelsea, Roman Abramovich, lebih memilih untuk menghindari kerumitan mengambil manajer tim yang sedang terikat kontrak dengan klub lain.
Enrique, mantan pemain lini tengah Barca dan tim Spanyol ini, diperkirakan sudah bergabung di Chelsea sebelum Juni mendatang.
Ada perkiraan Conte akan mengundurkan diri atau dipecat Chelsea pada Mei mendatang. Pelatih asal Italia itu dinilai gagal menangani Diego Costa, pencetak gol terbanyak Chelsea musim lalu. Costa hengkang setelah sering bertengkar dengan Conte. Â
Mantan pelatih Juventus dan Italia itu juga bentrok dengan jajaran petinggi Chelsea mengenai kebijakan transfer pemain.
Conte tak senang ketika Nemanja Matic dijual kepada rival mereka, Manchester United, pada Juli lalu. Meski, ia mengijinkan Matic untuk pindah setelah mereka mendapatkan Tiemoue Bakayoko dari Monaco.
Ketegangan itu terus terjadi dan Conte mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap kesepakatan-kesepakatan Chelsea yang terjadi dalam bursa transfer Januari ini.
Chelsea akan berusaha memastikan perekrutan penyerang dari AS Roma, Edin Dzeko, Senin ini. Sebelumnya mereka menggaet pemain Everton, Ross Barkley. Mereka berharap pada akhir bursa transfer Januari ini, ketegangan antara Conte dan direktur klub, Marina Granovskaia, mereda.
Selama ini Conte merasa tidak mendapat dukungan penuh dari manajemen Chelsea dalam bursa transfer pemain, sejak mereka memenangi Liga Primer Inggris musim lalu. Kepergian Michael Emenalo sebagai direktur teknik pada tahun lalu menegaskan penilaian Conte tersebut.
Granovskaia sudah sering disebut para manajer Chelsea sebelumnya sebagai suara dari Abramovich. Salah satu mantan pegawai Chelsea mengatakan, “Jika kamu melawan Marina, kamu berarti akan melawan Roman (Abramovich). Itu artinya kamu selesai.â€
Tapi, Conte, yang akan memimpin timnya melawan  Newcastle pada Piala Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Minggu malam ini, 28 Januari 2018, mengatakan tidak pernah berniat membuat keributan.
“Saya begini adanya dan bukan seorang yang pandai berdiplomasi. Saya sangat jujur dan apa adanya. Jika anda jujur dengan dirimu sendiri dan orang lain, tidak ada yang disakiti,†kata Conte.
Chelsea menawarkan 17,5 juta pound sterling kepada Roma untuk bek Emerson Palmieri, dengan opsi bonus 5,2 juta pound, ditambah 25 juta pound untuk Dzeko.
Palmieri, 23 tahun, setuju bergabung dengan Chelsea. Tapi, penyerang Bosnia, Dzeko (31), minta kesepakatan dua setengah tahun. Sedangkan Chelsea hanya menawarkan 18 bulan.
Sumber: Tempo