SUKABUMIUPDATE.com - Pelari Indonesia Dedeh Erawati berhasil merebut medali emas pertama bagi Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Atletik Master dalam Ruangan yang berlangsung di Daegu, Korea, Selasa, 21 Maret 2017. Dedeh yang turun di nomor lari 60 meter putri kategori usia 35 – 39 tahun, merebut medali emas dengan catatan waktu 7,81 detik.
Dedeh yang start di lintasan empat langsung melesat bak anak panah begitu aba-aba start berbunyi. Ia dibayang-bayangi ketat oleh pelari Inggris Claire Spurway yang berada di lintasan tiga dan pelari Australia Melissa Foster yang berada di lintasan lima.
“Saya berlari mengikuti instruksi pelatih. Bang Fachmy Fahrezzy menyarankan saya agar tidak mengangkat badan sepanjang berlari dengan jarak 60 meter. Oleh karena itu, saya berfokus ke depan dan tidak mempedulikan lawan di lintasan 3 dan 5 yang berusaha menempel saya,†kata Dedeh Erawati di Daegu Stadium, Korea, seusai lomba, seperti termuat dalam rilis dari manajemennya.
Dedeh kembali mempecundangi pelari Inggris Claire Spurway yang semula difavoritkan akan menjadi yang terbaik di nomor ini. Claire akhirnya finis diurutan kedua dengan catatan waktu 7,95 detik, disusul peringkat ketiga oleh Melissa Foster dari Australia dengan catatan waktu 8,16 detik.
Wanita yang kini sudah menyandang gelar S-2 ini mengaku tugasnya belum selesai di ajang bertajuk World Master Athletics Championships Indoor 2017. Masih ada satu nomor lagi yang ditargetkan merebut medali emas, yakni di nomor 60 meter lari gawang putri.
Nomor lari gawang tersebut baru akan dilombakan tanggal 24 Maret mendatang. Ia berharap kondisi tubuhnya tetap fit meski di Korea sekarang ini sedang berlangsung musim kering dengan suhu udara di bawah 10 derajat celcius.
“Saya memang hanya turun di dua nomor di kejuaraan indoor master ini. Pasalnya, lima pekan kemudian saya akan turun di Olimpiade Master 2017 yang akan berlangsung akhir April di Selandia Baru,†lanjut Dedeh.
Sementara sang pelatih Fachmy Fahrezzy mengaku cukup puas dengan hasil yang diperoleh anak asuhnya. Menurut Fachmy, kunci sukses Dedeh adalah konsentrasi penuh dan fokus terhadap instruksi yang diberikannya pada saat persiapan.
“Cara berlari jarak 60 meter memang sedikit berbeda dengan lari 100 meter atau 200 meter. Posisi lari harus terus condong ke depan untuk menghindari terpaan angin. Dan ini dilakukan Dedeh dengan benar,†kata Fachmy.
Fachmy berharap Dedeh bisa maksimal di dua nomor yang diikutinya dengan merebut dua medali emas. Karena ini akan menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia pada umumnya, dan dunia atletik Indonesia khususnya. Sebab dengan tampilnya Dedeh di ajang ini banyak yang tidak menyangka bahwa dirinya akan merebut medali emas.
“Finis di urutan pertama dengan catatan waktu 7,89 detik di babak penyisihan saja Dedeh sudah menjadi pembicaraan di kalangan para pesaingnya. Terutama oleh pelari Inggris dan Australia yang dikalahkannya di final,†ucap Fachmy.
Sumber: Tempo